- BeritaMusda I Sukses Membawa Dwi Sektiyono Cahyo sebagai Ketua, PERGABI DIY Siap Berkarya untuk Kemajuan Pendidikan Agama Buddha
- ArtikelMeditasi Pernafasan – Pendahuluan Anapanasati Pokok Meditasi oleh YM. Kasapa Thera
- AgendaSutrimo Pimpin PERGABI Kalimantan Utara: Komitmen untuk Pendidikan Agama Buddha yang Berkualitas
- ArtikelMusda I PERGABI Jawa Timur: Sunarto Terpilih Menjadi Ketua
- ArtikelMusda 1 Pergabi Kalsel: Narmin Resmi Terpilih sebagai Ketua Baru
- BeritaKonsolidasi PERGABI Kalimantan Barat: Subari, S.Ag Terpilih Menjadi Ketua dalam Musda I
- ArtikelPELAKSANAAN PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA (P5) PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI
Apa Tujuan Meditasi ?
Oleh : Yang Mulia Mahāsi Sayādaw
Seseorang mungkin bertanya, “Apa tujuan bermeditasi tentang kelompok-kelompok pencengkeraman?” Seseorang mungkin ragu, “Apakah kita bermeditasi tentang masa lalu, masa kini, masa yang akan datang, atau suatu masa yang tidak jelas?”
Untuk apa kita bermeditasi? Apakah untuk mencapai kemakmuran materi? Apakah untuk menyembuhkan penyakit? Apakah untuk memperoleh penglihatan gaib, terbang, atau untuk kekuatan supernormal lainnya. Tujuan dari meditasi pendangan terang bukanlah semua hal di atas. Beberapa orang telah sembuh dari berbagai penyakit parah melalui latihan meditasi pandangan terang. Pada masa Sang Buddha, banyak yang mencapai kesempurnaan melalui meditasi pandangan terang juga memperoleh kekuatan supernormal. Beberapa orang di masa kini juga mungkin memperoleh kekuatan seperti itu. Namun demikian, memperoleh kekuatan seperti ini bukanlah tujuan dari meditasi pandangan terang (vipassanā).
Apakah kita seharusnya bermeditasi tentang suatu fenomena yang telah berlalu? Apakah kita seharusnya bermeditasi tentang fenomena yang belum muncul, atau hanya tentang fenomena yang sedang muncul saat ini? Apakah kita seharusnya bermeditasi tentang fenomena yang dapat kita bayangkan karena telah kita baca dalam buku?
Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah: “Kita bermeditasi untuk melepaskan pencengkeraman, dan kita bermeditasi tentang apa yang muncul pada saat ini.” Orang-orang yang belum berlatih meditasi, mencengkeram pada mental dan jasmani yang muncul setiap kali mereka melihat, mendengar, mencium, mengecap, menyentuh, atau mengetahui sesuatu. Mereka mencengkeram hal-hal ini dengan hasrat karena mereka merasa senang dengannya. Mereka mencengkeramnya dengan pandangan salah sebagai kekal, membahagiakan, dan sebagai diri atau ego.
Kita bermeditasi demi “tidak munculnya” pencengkeraman ini, agar terbebas darinya. Inilah tujuan dasar dari meditasi pandangan terang (vipassanā).
Kita bermeditasi hanya pada apa yang muncul pada saat ini. Kita tidak bermeditasi pada hal-hal di masa lalu atau masa yang akan datang, juga tidak pada konsep. Di sini, saya berbicara tentang meditasi pandangan terang yang sebenarnya (berdasarkan fakta), tetapi dalam meditasi berdasarkan kesimpulan berlogika (inferential) kita memang bermeditasi tentang hal-hal di masa lalu dan masa yang akan datang, atau tentang konsep. Mari saya jelaskan.
Meditasi pandangan terang ada dua jenis: berdasarkan fakta dan kesimpulan berlogika (inferential). Pengetahuan yang anda peroleh dengan bermeditasi pada apa yang sebenarnya sedang muncul berdasarkan sifat, fungsi, dan manifestasinya adalah vipassanā berdasarkan fakta. Dari pengetahuan ini, anda menyimpulkan tentang ketidakkekalan, ketidakpuasan, dan sifat alami bukan diri dari hal-hal di masa lalu dan akan datang, atau hal-hal yang belum anda alami.
Ini adalah vipassanā inferential. Seperti disebutkan dalam Patisambhidāmagga, “Penggabungan dari keduanya (yang terlihat dan tidak terlihat) menjadi satu melalui kesimpulan . . .” Kitab Visuddhimagga menjelaskan penyataan ini sebagai berikut: “… melalui kesimpulan berdasarkan logika, melalui kesimpulan berdasarkan bukti, dari obyek yang terlihat melalui pengalaman nyata, ia mendefinisikan bahwa keduanya [yang terlihat dan tidak terlihat] memiliki hanya sebuah intisari tunggal yaitu ‘Bentuk-bentuk kesatuan telah hancur di masa lalu, dan akan hancur di masa yang akan datang, sama seperti halnya sedang hancur sekarang.” (Vism. 643)
“Obyek yang terlihat” berarti vipassanā berdasarkan fakta, dan “melalui kesimpulan berdasarkan logika, melalui kesimpulan berdasarkan bukti” adalah vipassanā inferential. Namun demikian, perlu diperhatikan bahwa vipassanā inferential hanya dimungkinkan setelah vipassanā berdasarkan fakta. Tidak ada kesimpulan yang dapat dibuat tanpa mengetahui terlebih dahulu obyek saat ini.
Penjelasan yang sama juga diberikan dalam kitab komentar dari Kathāvatthu:
“Melihat ketidakkekalan bahkan hanya dari satu bentuk kesatuan, seseorang dapat menarik kesimpulan mengenai hal lainnya bahwa ‘tidak kekal adalah sifat semua hal dalam hidup’.”
Mengapa kita tidak bermeditasi tentang hal-hal di masa lalu atau masa yang akan datang? Karena mereka tidak dapat menolong kita memahami sifat sebenarnya dari fenomena atau menghilangkan kekotoran mental. Anda tidak ingat kehidupan masa lampau anda; anda bahkan tidak ingat sebagian besar masa kecil anda. Jadi dengan bermeditasi tentang hal-hal di masa lalu, bagaimana anda dapat mengenali hal-hal sebagaimana adanya dengan sifat, fungsi, dan manifestasinya?
Hal-hal dari masa yang baru berlalu masih bisa diingat, tetapi sewaktu mengingat mereka anda berpikir, “Saya melihat, saya mendengar, saya berpikir. Adalah saya yang melihat waktu itu, dan sekarang adalah saya yang sedang melihat.” Pemikiran tentang “saya” selalu ada, sehingga akan selalu ada pandangan tentang kekekalan dan kebahagiaan. Sehingga meditasi tentang kenangan tidak sesuai dengan tujuan kita. Anda akan mencengkeramnya, dan pencengkeraman (upādāna) ini sulit diatasi. Walaupun anda mungkin menganggapnya sebagai mental dan jasmani melalui pengetahuan dan pemikiran anda, konsep tentang “Aku” tetap ada, karena anda telah mencengkeramnya. Anda mungkin mengatakan kepada diri sendiri bahwa mereka tidak kekal, tetapi anda melihatnya sebagai kekal. Anda mungkin berkata bahwa mereka tidak memuaskan, tetapi kesan kebahagiaan terus-menerus muncul. Anda merenungkan tentang tidak adanya diri, tetapi konsep tentang diri tetap kuat dan kokoh. Anda berargumentasi dengan diri sendiri, sehingga meditasi anda harus mengalah terhadap ide-ide yang telah tertanam sebelumnya.
Masa depan belumlah tiba, dan anda tidak dapat memastikan seperti apa ketika masa depan datang. Anda mungkin bermeditasi tentang masa depan sebelum hal itu datang, tetapi anda gagal melakukannya ketika hal itu benar-benar datang. Kemudian hasrat, pandangan salah, dan kekotoran mental muncul kembali. Sehingga bermeditasi tentang obyek masa depan dengan bantuan pembelajaran dan pemikiran bukanlah cara untuk mengetahui hal-hal sebagaimana adanya. Itu juga bukan cara untuk menghilangkan kekotoran mental.
Konsep-konsep (hal-hal yang tak memiliki rentang waktu) belum pernah ada, tidak akan ada, dan tidak ada dalam diri seseorang atau di dalam diri orang lain. Mereka hanya dibayangkan melalui pembelajaran dan pemikiran. Mereka kelihatannya mengesankan dan intelek, tetapi sebenarnya hanya merupakan konsep dari nama, simbol, dan bentuk. Seandainya seseorang sedang bermeditasi, “Jasmani tidaklah kekal, ia muncul dan lenyap dari waktu ke waktu.” Tanyalah padanya, “Apakah jasmani itu? Apakah jasmani dari masa lalu, sekarang, atau yang akan datang? Apakah jasmani ada di dalam diri anda, atau di dalam diri orang lain? Jika jasmani ada dalam diri anda, apakah di dalam kepala, tubuh, kaki, tangan, mata, atau telinga anda?” Seseorang akan menemukan bahwa tidak satu pun dari yang di atas, tetapi hanya sebuah konsep – hanya khayalan. Sehingga kita tidak bermeditasi tentang konsep.
Sumber :
DASAR-DASAR MEDITASIVIPASSANĀ
Yang Mulia Mahāsi Sayādaw
- 40 macam obyek meditasi samatha bhavana
- 40 objek meditasi samatha bhavana
- bhavana
- cara meditasi samatha bhavana
- dua macam meditasi
- macam-macam meditasi
- manfaat meditasi samatha bhavana meditasi samatha bhavana dapat dilakukan tanpa bimbingan seorang
- mediatasi dan tujuannya
- meditasi
- meditasi buddha
- meditasi pandangan terang
- meditasi samatha bhavana adalah
- meditasi samatha bhavana artinya
- meditasi vipassana bhavana
- meditasi vipassana bhavana adalah
- meditasi vipassana bhavana menggunakan objek
- mengapa bermeditasi
- objek meditasi samatha bhavana
- objek meditasi samatha bhavana berjumlah
- objek meditasi samatha bhavana dan vipassana bhavana
- objek meditasi vipassana bhavana
- objek meditasi vipassana bhavana adalah
- perbedaan meditasi samatha bhavana dengan vipassana bhavana
- samatha bhavana adalah meditasi untuk memperoleh 4 objek meditasi vipassana bhavana
- teknik meditasi samatha bhavana
- tujuan meditasi
- tujuan meditasi samatha bhavana
- vipasana bhavana
padamutisarana
28 Nov 2024
Meditasi Pernafasan adalah salah satu meditasi Buddhis yang sangat populer dan mudah dilakukan untuk mengembangkan batin dan nilai luhur setiap manusia Menurut Ajaran Sang Maha Buddha, ada 40 mata pokok Meditasi yang diperuntukkan bekerjanya pikiran dalam membangun Ketenangan melalui Jhana (Pencerapan). Ini adalah disebut Kamma-tthana, dan kata ‘Thanam’ (tempat, stasiun, landasan). Jadi, Kammatthana berarti …
padamutisarana
09 Nov 2024
Tanjung Selor, 09 November 2024 – Perkumpulan Guru Agama Buddha Indonesia (PERGABI) kini resmi terbentuk di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara). Kepengurusan PERGABI Kaltara untuk masa bakti 2024-2027 dibentuk melalui Musyawarah Daerah I (Musda I) PERGABI Kaltara yang berlangsung secara luring di Sekolah Buddhis Paramita bagi anggota yang berdomisili di Tanjung Selor dan daring bagi anggota …
padamutisarana
10 Agu 2024
Magetan, 10 Agustus 2024 – Perkumpulan Guru Agama Buddha Indonesia (PERGABI) Provinsi Jawa Timur mengadakan Musyawarah Daerah (Musda) I di Hotel Merah 2 Sarangan Kabupaten Magetan Jawa Timur untuk pembentukan Pengurus Daerah (PD) PERGABI Jawa Timur yang pertama. Bapak Roch Aksiadi, S.Ag., ST., MM., selaku Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat PERGABI hadir dengan penuh semangat dan …
padamutisarana
21 Jun 2024
Kalimantan Selatan, 14 Juni 2024 – Perkumpulan Guru Agama Buddha Indonesia (Pergabi) Provinsi Kalimantan Selatan sukses mengadakan Musyawarah Daerah (Musda) 1 yang dipusatkan di Aula Vihara Buddha Sasana Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut, pada Jumat, 14 Juni 2024. Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua Umum Pengurus Pusat Pergabi, Bapak Sukiman, S.Ag., M.Pd.B., dengan tujuan untuk membentuk Pengurus …
padamutisarana
30 Mei 2024
Berdasarkan Permendikbudristek No. 56/M/2022, Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila adalah kegiatan kokurikuler berbasis projek yag dirancang guna menguatkan pencapaian kompetensi dan karakter profil pelajar Pancasila yang disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan. Projek ini merupakan bagian dari Kurikulum Merdeka, yang bertujuan untuk menciptakan lulusan siswa-siswa Indonesia yang tergambar sebagai profil Pelajar Pancasila. Dalam upaya membentuk Profil …
padamutisarana
30 Mei 2024
Batam, Tisarana.net – Rabu, 29 Mei 2024 Perkumpulan Guru Agama Buddha Indonesia (PERGABI) resmi terbentuk di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Kepengurusan PERGABI Kepri untuk masa bakti 2024-2027 dibentuk melalui Musyawarah Daerah I (Musda I) PERGABI Kepri yang berlangsung di BIZ Hotel, Batam. Acara tersebut juga menjadi momen penting untuk pelantikan ketua baru. Dalam sambutannya, Edy …
10 Feb 2018 8.994 views
Kalyanamitta berasal dari kata Kalyana yang artinya baik atau bagus dan Mitta yang artinya teman. Jadi Kalyanamitta berarti teman yang baik atau bagus yang dapat menjadikan diri kita selalu waspada dalam menempuh kehidupan dunia dan setelah meninggal. Terdapat empat macam sahabat yang dipandang berhati tulus ( suhada ) : yaitu A. sahabat penolong ( upakaro …
21 Feb 2016 8.879 views
Ada dua orang yang tidak terbalas jasa-jasa nya siapakah mereka ? AYAH dan IBU-mu. Barang siapa dapat mendorong orangtua-Nya menjadi berkeyakinan, berkebajikan, murah hati, bijaksana, dengan berbuat begitu, orang ini telah membalas, bahkan ia telah berbuat lebih dari pada sekedar membalas jasa-jasa orangtua-NYA. ( Anguttara Nikaya 161 ) Pada kesempatan ini saya ingin mengajak para DERMAWAN yang bisa …
30 Nov 2015 8.627 views
Agama Buddha yang oleh umat Buddha dikenal sebagai Buddha Dhamma, bersumber pada kesunyataan yang diungkapkan oleh Sang Buddha Gotama lebih dari dua ribu lima ratus tahun yang lalu, yang menguraikan hakekat kehidupan berdasarkan Pandangan Terang, dan oleh karenanya dapat membebaskan manusia dari ketidaktahuan (avijja) dan penderitaan (dukkha). Dalam sejarah perkembangan agama Buddha, telah timbul berbagai …
22 Feb 2016 6.566 views
DOKTRIN KELAHIRAN KEMBALI Apakah ada kehidupan sebelum kelahiran ? Akankah ada kehidupan setelah kematian ? Ini adalah pertanyaan – pertanyaan yang perlu dibicarakan secara serius dan tenang. Pertanyaan – pertanyaan yang memiliki kepentingan filosofis seperti itu harus dipertimbangkan dengan segenap pemikiran manusia secara objektif dan tanpa prasangka, tidak dipengaruhi oleh perasaan pribadinya. Seseorang mestinya jangan …
28 Jan 2017 5.779 views
Oleh : Y.M. Acharya Buddharakkhita Terdapat berbagai cara dalam latihan metta-bhavana, meditasi cinta kasih universal. Tiga metode dasar akan diuraikan di sini. Petunjuk-petunjuk ini, didasarkan pada sumber-sumber kitab suci dan kitab komentar, ditujukan untuk menjelaskan latihan meditasi metta dalam cara yang jelas, sederhana, dan langsung sehingga setiap orang yang bersungguh-sungguh ingin melaksanakan latihan tidak memiliki …
16 Sep 2018 5.468 views
Sekolah Minggu Remaja Pusdiklat Buddhis Sikkhadama Santibhumi, hari minggu 16 September 2018, di pagi yang cerah para remaja Buddhis berdatangan untuk melaksankan puja terhadap Guru Agung Buddha. Lantunan parita yang baik, terlihat pemimpin puja Aryo dan Anan membaca sesuai dengan tanda baca yang benar. Hal ini merupakan kebanggan bagi remaja Buddhis yang terus dapat turut …
03 Des 2017 4.916 views
“ Anuttaram Punnakhetam Lokassati” Dalam kehidupan manusia didunia ini, terdapat 4 hal yang selalu diinginkan, yaitu : menjadi kaya raya, memperoleh kedudukan yang tinggi, usia panjang, dan mencapai alam kebahagiaan setelah berakhirnya kehidupan di dunia. Secara universal praktek memberi (berdana) dikenal sebagai salah satu keluhuran manusia yang paling mendasar. Terlebih dalam ajaran agama Buddha berdana …
Comments are not available at the moment.