- BeritaMusda I Sukses Membawa Dwi Sektiyono Cahyo sebagai Ketua, PERGABI DIY Siap Berkarya untuk Kemajuan Pendidikan Agama Buddha
- ArtikelMeditasi Pernafasan – Pendahuluan Anapanasati Pokok Meditasi oleh YM. Kasapa Thera
- AgendaSutrimo Pimpin PERGABI Kalimantan Utara: Komitmen untuk Pendidikan Agama Buddha yang Berkualitas
- ArtikelMusda I PERGABI Jawa Timur: Sunarto Terpilih Menjadi Ketua
- ArtikelMusda 1 Pergabi Kalsel: Narmin Resmi Terpilih sebagai Ketua Baru
- BeritaKonsolidasi PERGABI Kalimantan Barat: Subari, S.Ag Terpilih Menjadi Ketua dalam Musda I
- ArtikelPELAKSANAAN PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA (P5) PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI
Apakah yang menjadi pemisah, pembagi, dan perbedaan diantara mereka?
Renungan Harian Agama Buddha
Oleh : Ven. Shravasti Dhammika
Seorang awam mengalami perasaan menyenangkan, menyakitkan, dan netral. dan demikian pula dengan siswa utama yang telah mendapatkan petunjuk. Jadi, apakah yang menjadi pemisah, pembagi, dan perbedaan diantara mereka?
Bila seorang awam tersentuh oleh suatu perasaan menyakitkan, la gelisah dan bersedih hati, meratap. memukuli dadanya, menangis, dan putus asa. Oleh karena itu, ia mengalami suatu perasaan jasmaniah dan suatu perasaan batiniah.
Ia bagaikan seorang yang terluka oleh sebatang anak panah. Dan setelah luka yang pertama, la terkena oleh anak panah yang kedua.
la akan mengalami perasaan-perasaan yang disebabkan oleh kedua anak panah itu. Dan demikianlah dengan seorang awam. Setelah tersentuh oleh suatu perasaan menyakitkan. la terus menolak dan kesal terhadapnya, dan dengan begitu suatu kecenderungan yang kuat dari penolakan dan kekesalan timbul.
Di bawah pengaruh perasaan menyakitkan ltu, Ia lalu beralih menikmati kesenangan hawa nafsu. Dan mengapa la berbuat begitu? Karena seorang awam tidak mengetahui cara pelepasan lain dari perasaan menyakitkan kecuali dengan menikmati kesenangan hawa nafsu. Lalu dalam menikmati kesenangan hawa nafsu, suatu kecenderungan yang kuat untuk menikmati perasaan menyenangkan timbul.
Ia tidak mengetahui sebagaimana adanya muncul dan lenyapnya perasaan-perasaan itu, pemuasannya, bahayanya, atau pelepasan darinya.
Dalam kekurangan pengetahuan ini, kecenderungan yang kuat terhadap ketidaktahuan tentang perasaan netral timbul. Maka apakah ia merasakan suatu perasaan menyenangkan, menyakitkan, atau pun netral, la merasakannya seperti seorang yang terbelenggu oleh perasaan tersebut.
Ia terbelenggu oleh kelahiran, usia tua dan kematian, oleh penderitaan, keluh kesah, sakit, kesedihan, dan keputusasaan. Aku (Tathagata) nyatakan bahwa ia terbelenggu oleh penderitaan.
Namun bila siswa utama yang telah mendapatkan petunjuk tersentuh oleh suatu perasaan menyakitkan, la tidak gelisah, bersedih hati, atau mengeluh. la tidak memukuli dadanya atau menangis, tidak juga putus asa. Hanya satu jenis perasaan yang dialaminya, suatu perasaan jasmaniah dan bukan perasaan batiniah.
la bagaikan seorang yang terluka oleh sebatang anak panah tetapi tidak terkena oleh anak panah lain yang mengikuti anak panah pertama. Dan demikianlah dengan siswa utama yang telah mendapatkan petunjuk.
Setelah tersentuh oleh perasaan menyakitkan ltu. la tidak menolak atau pun kesal terhadapnya, dan dengan begitu tidak ada kecenderungan yang kuat terhadap penolakan atau kekesalan timbul. Oleh karena itu sebagai akibat dari perasaan menyakitkan, ia tidak beralih untuk menikmati kesenangan hawa nafsu.
Dan mengapa tidak? Karena ia mengetahui suatu pelepasan dari perasaan menyakitkan selain dengan menikmati kesenangan hawa nafsu.
Lalu dengan tidak menikmati kesenangan hawa nafsu, kecenderungan yang kuat untuk menikmati perasaan menyenangkan tidak timbul.
Ia mengetahui sebagaimana adanya muncul dan lenyapnya perasaan-perasaan itu, pemuasannya, bahayanya, dan pelepasan darinya.
Dengan mengetahui ini, kecenderungan yang kuat terhadap ketidaktahuan tentang perasaan netral tidak timbul. Jadi apakah ia merasakan suatu perasaan menyenangkan, menyakitkan, atau pun netral, ia merasakannya seperti seorang yang terbebas darinya.
Ia terbebas dari kelahiran, usia tua, dan kematian, dari penderitaan, keluh kesah, sakit, kesedihan, dan keputusasaan. Aku (Tathagata) nyatakan bahwa ia terbebas dari penderitaan.
~ Samyutta Nikaya IV 207 ~
Buddha Wacana
Penerbit Karaniya
Sumber : https://www.facebook.com/TS2C2/
- ajaran asli buddha
- ajaran baik buddha
- ajaran buddha adalah
- ajaran buddha bersifat universal
- ajaran buddha disebut
- ajaran buddha jumlah pengikutnya cepat berkembang karena
- ajaran buddha tentang alam semesta
- ajaran buddha tentang berbuat baik
- ajaran buddha tentang kehidupan
- ajaran budha bertapa
- Buddha Wacana
- dalam ajaran buddha ada dua aliran yang berkembang yaitu
- inti ajaran buddha adalah
- Penerbit Karaniya
- pokok ajaran buddha aliran hinayana dan mahayana
- Renungan Harian Agama Buddha
- tujuan ajaran buddha adalah agar manusia dapat mencapai
padamutisarana
26 Okt 2019
SIGALOVADA SUTTA Sumber : Sutta Pitaka Digha Nikaya Oleh : Penterjemah Kitab Suci Agama Buddha Penerbit : Badan Penerbit Ariya Surya Chandra, 1991 Demikian yang telah kami dengar : 1. Pada suatu ketika Sang Bhagava sedang berdiam di Rajagaha, di Vihara Hutan Bambu di Kalandakanivapa (Tempat Pemeliharaan Tupai). Pada waktu itu, Sigala Putra kepala keluarga, …
padamutisarana
12 Des 2017
👉Ketika Mahakassapa Thera bersemayam dekat Rajagaha, beliau tinggal bersama dua orang bhikkhu muda. Salah satu bhikkhu tersebut sangat hormat, patuh, dan taat kepada Mahakassapa Thera. Tetapi bhikkhu yang satu lagi tidak seperti itu. Ketika Mahakassapa Thera mencela kekurang-taatan melaksanakan tugas-tugas murid yang belakangan, murid tersebut sangat kecewa. Pada suatu kesempatan, ia pergi ke salah satu …
padamutisarana
11 Des 2017
Suatu ketika, ada suatu wabah penyakit menular menyerang kota Rajagaha. Di rumah bendahara kerajaan, para pelayan banyak yang meninggal akibat wabah tersebut. Bendahara dan istrinya juga terkena wabah tersebut. Ketika mereka berdua merasa akan mendekati ajal, mereka memerintahkan anaknya Kumbhaghosaka untuk pergi meninggalkan mereka, pergi dari rumah, dan kembali lagi pada waktu yang lama, agar …
padamutisarana
10 Des 2017
Suatu malam, Punna, seorang budak wanita, sedang menumbuk padi untuk tuannya. Karena lelah, ia beristirahat sejenak. Saat beristirahat, ia melihat Dabba Thera memimpin beberapa bhikkhu berjalan menuju vihara, setelah mereka mendengarkan Dhamma. Gadis itu melihat mereka masih terjaga, ia pun merenung, “Aku masih terjaga hingga larut malam karena aku seorang yang miskin dan harus bekerja …
padamutisarana
16 Mei 2017
MAHA PARINIBBANA SUTTA Sumber: Maha Parinibbana Sutta Editor : Pandita Pannasiri, Disempurnakan : Cornelis Wowor, MA. Diterbitkan : CV. Lovina Indah, Jakarta 1989 BAB I DEMIKIANLAH YANG TELAH KAMI DENGAR 1. Ketika Sang Buddha berdiam di atas puncak Gijjhakuta, Rajagaha, raja Magadha Ajatasattu, putra ratu Viheda berkeinginan untuk berperang melawan suku Vajji. Raja Ajatasattu berpikir …
padamutisarana
14 Agu 2016
Dhammapada 362 Suatu ketika, terdapatlah seorang bhikkhu muda yang sangat mahir melempar batu. Ia mampu membidik objeknya dengan tepat tanpa gagal. Suatu hari ketika ia duduk bersama dengan bhikkhu lain setelah selesai membersihkan diri di tepi sungai Aciravati, ia melihat dua ekor angsa yang sedang terbang. Ia bercerita pada temannya bahwa ia akan berusaha untuk …
10 Feb 2018 9.089 views
Kalyanamitta berasal dari kata Kalyana yang artinya baik atau bagus dan Mitta yang artinya teman. Jadi Kalyanamitta berarti teman yang baik atau bagus yang dapat menjadikan diri kita selalu waspada dalam menempuh kehidupan dunia dan setelah meninggal. Terdapat empat macam sahabat yang dipandang berhati tulus ( suhada ) : yaitu A. sahabat penolong ( upakaro …
21 Feb 2016 8.937 views
Ada dua orang yang tidak terbalas jasa-jasa nya siapakah mereka ? AYAH dan IBU-mu. Barang siapa dapat mendorong orangtua-Nya menjadi berkeyakinan, berkebajikan, murah hati, bijaksana, dengan berbuat begitu, orang ini telah membalas, bahkan ia telah berbuat lebih dari pada sekedar membalas jasa-jasa orangtua-NYA. ( Anguttara Nikaya 161 ) Pada kesempatan ini saya ingin mengajak para DERMAWAN yang bisa …
30 Nov 2015 8.647 views
Agama Buddha yang oleh umat Buddha dikenal sebagai Buddha Dhamma, bersumber pada kesunyataan yang diungkapkan oleh Sang Buddha Gotama lebih dari dua ribu lima ratus tahun yang lalu, yang menguraikan hakekat kehidupan berdasarkan Pandangan Terang, dan oleh karenanya dapat membebaskan manusia dari ketidaktahuan (avijja) dan penderitaan (dukkha). Dalam sejarah perkembangan agama Buddha, telah timbul berbagai …
22 Feb 2016 6.585 views
DOKTRIN KELAHIRAN KEMBALI Apakah ada kehidupan sebelum kelahiran ? Akankah ada kehidupan setelah kematian ? Ini adalah pertanyaan – pertanyaan yang perlu dibicarakan secara serius dan tenang. Pertanyaan – pertanyaan yang memiliki kepentingan filosofis seperti itu harus dipertimbangkan dengan segenap pemikiran manusia secara objektif dan tanpa prasangka, tidak dipengaruhi oleh perasaan pribadinya. Seseorang mestinya jangan …
28 Jan 2017 5.801 views
Oleh : Y.M. Acharya Buddharakkhita Terdapat berbagai cara dalam latihan metta-bhavana, meditasi cinta kasih universal. Tiga metode dasar akan diuraikan di sini. Petunjuk-petunjuk ini, didasarkan pada sumber-sumber kitab suci dan kitab komentar, ditujukan untuk menjelaskan latihan meditasi metta dalam cara yang jelas, sederhana, dan langsung sehingga setiap orang yang bersungguh-sungguh ingin melaksanakan latihan tidak memiliki …
16 Sep 2018 5.485 views
Sekolah Minggu Remaja Pusdiklat Buddhis Sikkhadama Santibhumi, hari minggu 16 September 2018, di pagi yang cerah para remaja Buddhis berdatangan untuk melaksankan puja terhadap Guru Agung Buddha. Lantunan parita yang baik, terlihat pemimpin puja Aryo dan Anan membaca sesuai dengan tanda baca yang benar. Hal ini merupakan kebanggan bagi remaja Buddhis yang terus dapat turut …
03 Des 2017 4.940 views
“ Anuttaram Punnakhetam Lokassati” Dalam kehidupan manusia didunia ini, terdapat 4 hal yang selalu diinginkan, yaitu : menjadi kaya raya, memperoleh kedudukan yang tinggi, usia panjang, dan mencapai alam kebahagiaan setelah berakhirnya kehidupan di dunia. Secara universal praktek memberi (berdana) dikenal sebagai salah satu keluhuran manusia yang paling mendasar. Terlebih dalam ajaran agama Buddha berdana …
Comments are not available at the moment.