tiratana atau tri ratna dalam agama buddha
Home » Dasar Agama Buddha » Tiratana atau Tiga Mustika

Tiratana atau Tiga Mustika

padamutisarana 30 Nov 2015 3.233
tiratana atau tri ratna dalam agama buddha

tiratana atau tri ratna dalam agama buddha

TiRatana

TiRatana (bahasa Pali) atau TriRatna (bahasa Sansekerta) berarti tiga permata / tiga mustika, yang terdiri dari :
Buddha Ratana
Dhamma Ratana
Sangha Ratana
Buddha Ratana

Kata Buddha berasal dari kata Budh yang artinya bangun atau sadar. Buddha bukanlah nama diri seperti nama seseorang, melainkan merupakan sebuah gelar kesucian bagi mereka yang telah mencapai kesempurnaan. Jadi Buddha itu berarti orang yang telah sadar / bangundari kegelapan bathin atau orang yang telah mencapai atau mendapatkan penerangan sempurna (Bodhi), yang menjadi guru manusia dan para dewa.

Sifat utama seorang Buddha adalah Maha Panna ( bijaksana), Maha Parisuddhi (suci), dan Maha Karuna (pengasih dan penyayang). Buddha yang menjadi guru kita saat ini adalah Buddha Sakyamuni,, memiliki sifat utama dalam hal bijaksana; karena itu beliau disebut juga Sakyamuni, yang artinya suku Sakya yang bijaksana.

Kemampuan seorang Buddha antara lain adalah memilik 6 kekuatan gaib (Abhinna), yaitu memiliki kekuatan gaib, telinga dewa, penembus hati orang lain,ingatan pada kelahiran-kelahiran yang masa lalu, mata dewa, dan kemampuan untuk melenyapkan semua ikatan Abhinna pertama hingga kelima.

Selain itu seorang Buddha memiliki kemampuan untuk menghadapi berbagai sifat manusia dengan penuh bijaksana. Menguraikan kesalahan mereka yang sedang berada di jalan kehidupan yang salah dan membimbing mereka mencapai kesucian. Seorang Buddha juga memiliki kemampuan utnuk membimbing para dewa atau Brahma untuk menghapuskan kegelapan bahtin mereka, dalam usahannya mencapai kesucian. Selain manusia dan para Dewa, hewan-hewan juga tunduk dan mengasihi Sang Buddha.

Buddha dapat dibedakan atas 4 jenis :

1. Sammasambuddha
Tingkat ke-BUDDHA-an ini dicapai dengan usaha / kekuatan sendiri dan dapat mengajarkan Dhamma kepada para dewa dan manusia. Terdiri dari Pannadhika Buddha ( Sammasambuddha sempurna dalam kebijaksanaan), Saddhadhika Buddha (Sammasambuddha sempurna dalam keyakinan), Viriyadhika Buddha (Sammasambuddha sempurna dalam semangat)

2. Pacceka Buddha
Tingkat ke-BUIDDHA-an ini dicapai dengan usaha / kekuatan sendiri, tetap tidak menurunkan ajaran / tidak mengajarkan Dhamma kepada para Dewa dan Manusia.

3. Sutta Buddha
Tingkat ke-BUDDHA-an ini dicapai setelah mendengarkan Dhamma yang langsung diberikan oleh Sammasambuddha dan melasanakannya.

4. Anu/Savaka Buddha
Tingkat ke-BUDDHA-an yang dicapai dengan melaksanakan Dhamma / ajaran Sammasambuddha.
Dhamma Ratana

Dhamma (bahasa Pali) atau Dharma (bahasa Sansekerta) bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah berarti ajaran, agama. Falsafah, hukum, pandangan hidup, ilmu jiwa, peraturan-peraturan dan lain lain. Dhamma yang diuraikan dalam ajaran Sang Buddha bukanlah ciptaan Sang Buddha,tetapi adalah hukum kesunyataan, hukum-hukum alam yang telah berlaku di alam semesta ini. Buddha adalah seorang yang telah mencapai Penerangan Sempurna sehingga mampu melihat jalannya hukum-hukum Kesunyataan ii. Kemudian mengajarkan kepada kita, agar kita dapat menyesuaikan diri dalam memperoleh kebahagiaan dan ketenangan hidup serta kesucian. Untuk penyesuaian ini Sang Buddha membuat Sila untuk ditaati umat Buddha.

Menjelang wafatnya Sang Buddha, Beliau bertanya kepada Y.A Ananda sebagai berikut : “…banyak mana daun yang ada dalam genggamanku dibandingkan dengan daun yang ada di hutan?, kemudian Y.A Ananda menjawab : ” ?daun yang ada di hutan jauh lebih banyak, Bhante?”.

Kemudian Sang Buddha menerangkan lebih lanjut : “?demikianlah Dhamma yang telah kuberikan hanyalah sebagian kecil saja tetapi amat berguna untuk mencapai pembebasan,Nibbana?.”.

Dua macam Dhamma
1. Pannati Dhamma: kenyataan yang bukan ada dengan sendirinya,keberadaannya karena dibuat / diberikan nama sesuai dengan keinginan manusia, misalnya kalung, kuali, dll
2. Paramattha Dhamma: Kenyataan tertinggi?
a. Sankhata Dhhamma, Yang mempunyai ciri-ciri “Muncul, berubah, lenyap” atau “Berawal, berubah dan berakhir”
b. Asankhata Dhamma, Yang mempunyai ciri-ciri “Tidak muncul, tidak berubah, tidak lenyap” atau “Tidak berawal, tidak berakhir”

Tiga aspek Dhamma bila ditinjau dari mutu, adalah:
1. Kusala Dhamma = Keadaan baik
2. Akusala Dhamma = Keadaan yang tidak baik.
3. Abyakata Dhamma = Keadaan yang netral, tidak baik dan tidak jahat
Tiga aspek Dhamma ditinjau dari pelaksanaan,
1. Pariyatti Dhamma = Belajar Dhamma-Vinaya dengan tekan.
2. Patipatti Dhamma = Melaksanakan Dhamma dan Vibnaya dalam kehidupan sehari-hari.
3. Pativedha Dhamma = Penembusan Dhamma meditasi dan mencapai pembebasan Nibbana.
Sangha Ratana

Sangha merupakan persamuan para Bhikkhu / Bhikkhuni

Sangha dapat dibedakan atas dua kelompok,
1. Ariya -Sangha, yakni Persaudaraan Bhikkhu-Bhikkhuni yang telah mencapai tingkat kesucian Sotapanna, Sakadagami, Anagami dan Arahat.
2. Magga-Sangha ( Sammuti-Sangha), yakni Persaudaraan Bhikkhu-Bhikkhuni yagn belum mencapai tingkat kesucian. Umat Buddha yang melepaskan ikatan duniawi untuk menjalankan sila-sila tertentu, sebagai suatu usaha untuk mempercepat tercapainnya kesucian.

Selain bertugas untuk memelihara keutuhan Ajaran Sang Buddha, Sangha juga bertugas untuk menyebarkan Dhamma / Ajaran Sang Buddha. Oleh sebab itu, Sangha juga dapat disebut sebagai wakil Sang Buddha dari masa ke masa. Setiap orang yang menjadi Bhikkhu atau Bhikkhuni dengan sendirinya menjadi anggota Sangha.

Sangha di Indonesia terdiri atas 3 kelompok, yaitu:
1 Sangha Agung Indonesia
a. Sangha Agung Sangha Theravada Indonesia
b. Sangha Agung Sangha Mahayana Indonesia
c. Sangha Agung Sangha Wanita Indonesia
d. Sangha Agung Sangha Tantrayana Indonesia
2 Sangha Theravada Indonesia
3 Sangha Mahayana Indonesia
Setelah Perwalian Umat Buddha (WALUBI) dibubarkan, maka ketiga Sangha yang ada di Indonesia membentuk Konfrensi Agung Sangha Indonesia atau yang disebut dengan KASI yang hingga kini merupakan pemberi fatwa tertinggi umat Buddha di Indonesia.

 

Sumber :

http://artikelbuddhis.blogspot.co.id/2012/10/tiratana-tiga-permata.html

Comments are not available at the moment.

Sorry, the comment form has been disabled on this page/article.
Related post
Meditasi Pernafasan – Pendahuluan Anapanasati Pokok Meditasi oleh YM. Kasapa Thera

padamutisarana

28 Nov 2024

Meditasi Pernafasan adalah salah satu meditasi Buddhis yang sangat populer dan mudah dilakukan untuk mengembangkan batin dan nilai luhur setiap manusia   Menurut Ajaran Sang Maha Buddha, ada 40 mata pokok Meditasi yang diperuntukkan bekerjanya pikiran dalam membangun Ketenangan melalui Jhana (Pencerapan). Ini adalah disebut Kamma-tthana, dan kata ‘Thanam’ (tempat, stasiun, landasan). Jadi, Kammatthana berarti …

Umat Buddha Penuh Berkah dalam Puja Bakti Vihara Caggasasana Tangerang

padamutisarana

05 Agu 2022

Tisarana.net Rabu, 3 Agustus 2022 pukul 19.00 WIB umat Buddha di Vihara Caggasasana Tangerang sudah mulai berdatangan untuk mengikuti acara rutin yaitu puja bakti. Puja Bakti ini merupakan kegiatan yang sangat baik dimana umat Buddha dapat melakukan kebajikan secara lengkap melalui ucapan, pikiran, dan perbuatan. Perbuatan baik melalui pikiran, umat Buddha dapat melatih meditasi dengan …

Generasi Muda Penuh Berkah oleh Roch Aksiadi

padamutisarana

31 Jul 2022

Tisarana.Net – Tangerang, 30 Juli 2022 Vihara Punna Karya terletak di Curug Kabupaten Tangerang dan bagi warga Buddhis di Tangerang Vihara ini  sudah tidak asing lagi. Vihara Punna Karya terus memberikan pelayanan bagi umat Buddha di sekitar Tangerang dengan sangat baik. Tempatnya sangat nyaman dan pelayanannya sangat baik, semoga Vihara Punna Karya semakin sukses. Pelayanan …

Kisah-Kisah Hukum Karma dan Moral Ceritanya oleh YM. Bhikkhu Sikkhānanda

padamutisarana

18 Feb 2018

Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammāsambuddhassa Penghormatan pada yang – Teragung, Layak Mendapatkan Penghormatan dari Semua  Makhluk, Tercerahkan Secara Sempurna atas Usaha Sendiri.   Hukum Karma  Anda pasti tidak asing dengan kata Karma atau Hukum Karma, bahkan bukan hanya dalam  percakapan sehari-hari kata Karma ini digunakan, tetapi juga tidak jarang kata Karma ini ditemukan  pada berita …

Bhavana atau Meditasi dalam Agama Buddha

padamutisarana

24 Jan 2017

  BHAVANA Oleh: Mettadewi W. PENGERTIAN, FAEDAH, DAN CARA MELAKSANAKAN BHAVANA   PENGERTIAN BHAVANA Bhavana berarti pengembangan, yaitu pengembangan batin dalam melaksanakan pembersihannya. Istilah lain yang arti dan pemakaiannya hampir sama dengan bhavana adalah samadhi. Samadhi berarti pemusatan pikiran pada suatu obyek. Samadhi yang benar (samma samadhi) adalah pemusatan pikiran pada obyek yang dapat menghilangkan …

Kebahagiaan Tertinggi adalah Nibbana atau Nirvana

padamutisarana

22 Feb 2016

INTISARI AGAMA BUDDHA Merupakan karya tulis Ven. Narada Mahathera dengan judul asli “ Buddhism in Nutshell.” Penerbit : Yayasan Dhamma Phala, Semarang   Proses kelahiran dan kematian ini berlangsung terus tanpa berhenti sampai arus ini dibelokkan keNibbanadhatu , tujuan akhir umat Buddha. Istilah Pali “ nibbana “ berasal dari kata ni dan vana. Ni merupakan …

x
x