keyakinan terhadap tiratana ajaran buddha
Home » Dasar Agama Buddha » Keyakinan Terhadap Tiratana

Keyakinan Terhadap Tiratana

padamutisarana 30 Nov 2015 1.563
keyakinan terhadap tiratana ajaran buddha

keyakinan terhadap tiratana ajaran buddha

Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammāsambuddhassa

Dalam kehidupan ini, kita memilih dan menjadikan agama Buddha sebagai pilihan dalam hidup kita. Terkadang dalam benak kita mungkin ada renungan, ”Sudahkah saya memiliki keyakinan yang kuat pada agama Buddha?” Sebab banyak di antara kita mungkin masih ragu pada agama Buddha. Misalnya kalau ada orang bertanya kepada kita “Apa tujuan anda memeluk Agama Buddha?” Dapatkah kita menjawabnya secara langsung, ataukah kita malah menjadi bingung. Mungkin kita akan cenderung menjawab seperti orang pada umumnya dengan menjawab; “Tujuan saya memeluk agama Buddha agar menjadi orang baik”. Memang jawaban ini sepintas kelihatannya benar tetapi jawaban ini bukanlah jawaban yang tepat.

Sebenarnya tujuan yang paling utama menjadi umat Buddha adalah mengakhiri penderitaan. Dalam khotbah pertama yang dikenal dengan nama Dhammacakkappavattana Sutta kepada lima orang pertapa di Taman Rusa Isipatana, Sang Buddha menguraikan tentang empat kebenaran mulia meliputi; kebenaran mulia tentang penderitaan, kebenaran mulia tentang sebab penderitaan, kebenaran mulia tentang lenyapnya penderitaan, dan kebenaran mulia tentang jalan menuju lenyapnya penderitaan. Jadi inilah yang perlu dimengerti, ketika kita memilih menjadi pemeluk agama Buddha adalah memiliki tujuan untuk mengakhiri penderitaan.

Miliki Keyakinan
Seseorang yang mengarahkan diri menuju akhir penderitaan, haruslah memiliki keyakinan akan tujuan. Sebab tanpa memiliki keyakinan seseorang akan menjadi mudah mengganti tujuan yang akan dicapai. Seperti para arahat di masa lampau mereka meninggalkan kehidupan berumah tangga menuju tanpa rumah tangga karena memiliki keyakinan yang kokoh pada Tiratana. Demikian pula, kita perlu menumbuhkan keyakinan yang kokoh dalam kehidupan kita. Di dalam pañca bala (lima kekuatan) di dalamnya terdapat saddhā bala yaitu kekuatan keyakinan. Dapat dikatakan juga keyakinan akan menjadi kekuatan bagi kita di saat menghadapi keragu-raguan atau di masa-masa sulit. Selain itu di dalam tujuh kekayaan ariya, dijelaskan tentang kekayaan berupa keyakinan. Keyakinan ini kalau dimiliki, maka semangat (viriya) akan mengikuti. Mengapa kita terkadang tidak memiliki semangat untuk praktik atau melakukan sesuatu, sebab dalam diri kita saat itu tidak muncul keyakinan.

Keyakinan Umat Buddha pada Tiratana
Umat Buddha menjadikan Tiratana sebagai keyakinan untuk mendorong diri mengakhiri penderitaan. Tiratana terdiri dari Buddha Ratana, Dhamma Ratana, dan Saṅgha Ratana. Keyakinan ini diperoleh dari memahami kualitas atau sifat-sifat luhur dari Buddha, Dhamma, dan Saṅgha. Kita dapat menemukan kualitas itu dengan menghayati yang ada pada Buddhānusati, Dhammānusati, dan Saṅghānusati. Seperti Buddhānusati terdapat sembilan kualitas luhur dari Buddha, Dhammānusati terdapat enam kualitas luhur dari Dhamma, dan Saṅghānusati terdapat sembilan kualitas luhur dari Saṅgha. Sering kali Buddha diumpamakan seorang dokter, Dhamma diumpamakan obat, Saṅgha diumpamakan orang yang sembuh setelah minum obat yang diberikan oleh dokter. Demikian pula kita-kita ini, diumpamakan seperti orang yang sedang mengalami sakit, maka kita perlu pergi ke dokter dan minum obat dari petunjuk dokter. Tujuannya agar kita tidak menderita sakit terlalu lama.

Dalam Buddhānussati, direnungkan sembilan sifat-sifat luhur dari Buddha. Kesembilan sifat Buddha tersebut adalah maha suci (arahaṁ), telah mencapai penerangan sempurna (sammāsambuddho), sempurna pengetahuan dan tingkah lakunya (vijjācaraṇa-sampanno), sempurna menempuh jalan ke Nibbāna (sugato), pengenal semua alam (lokavidū), pembimbing manusia yang tiada taranya (anuttaropurisadammasārathi), guru para dewa dan manusia (satthādeva-manussānaṁ), yang sadar (buddho), yang patut dimuliakan (bhagavā).

Dalam Dhammānussati, direnungkan enam sifat-sifat luhur dari Dhamma. Keenam sifat Dhamma itu telah dibabarkan dengan sempurna (svākkhāto), terlihat amat jelas (sandiṭṭhiko), tak bersela oleh waktu (akāliko), mengundang untuk dibuktikan (ehipassiko), patut diarahkan ke dalam batin (opanayiko), dapat dihayati oleh para bijaksana (paccataṁveditabbo viññūhi).

Dalam Saṅghānussati, direnungkan sembilan sifat-sifat luhur dari Saṅgha. Kesembilan sifat adalah saṅgha siswa telah bertindak baik (supaṭipanno), bertindak lurus (ujupaṭipanno), bertindak benar (ñāyapaṭipanno); bertindak patut (sāmīcipaṭipanno); patut menerima pujaan (āhuneyyo), patut menerima suguhan (pāhuneyyo), patut menerima persembahan (dakkhineyyo), patut menerima penghormatan (añjalikaraṇīyo), ladang untuk menanam jasa yang tiada taranya bagi makhluk dunia (anuttaraṁ-puññakkhettaṁ lokassa).

Dengan merenungkan dan memahami kualitas-kualitas luhur dari Buddha, Dhamma, dan Saṅgha, maka keyakinan akan menjadi kokoh pada agama Buddha, dan di dalam Ratana Sutta dijelaskan bahwa di alam ini atau di alam lain tidak ada permata yang setara dengan permata Buddha, Dhamma, dan Saṅgha. Artinya keyakinan yang kita pilih dan miliki saat ini tidak ada bandingnya dengan apapun yang ada di dunia ini.
Manfaat memiliki Keyakinan pada Tiratana
Seseorang yang memiliki keyakinan pada Tiratana ia tidak akan memiliki keragu-raguan pada agama Buddha, sebab telah memiliki pandangan benar. Dengan memiliki pandangan benar seseorang tidak percaya secara membuta, sebab dalam Dhamma dinyatakan dapat dibuktikan secara langsung.

Seseorang yang memiliki keyakinan pada Tiratana ketika mempraktikkan sīla (kemoralan), samadhi (konsentrasi) dan paññā (kebijaksanaan) akan menjadi benar dan tepat, juga bersemangat hingga tercapainya akhir dari penderitaan.
Semoga dengan uraian ini keyakinan kita pada Tiratana atau agama Buddha semakin tumbuh dan berkembang, sehingga kita dapat mempraktikkan Dhamma dengan baik dalam kehidupan sehari-hari, dan akhirnya dapat mencapai akhir penderitaan (Nibbāna).

Semoga semua makhluk hidup berbahagia

Sumber :

http://www.dhammacakka.org/?channel=ceramah&mode=detailbd&id=648

Comments are not available at the moment.

Sorry, the comment form has been disabled on this page/article.
Related post
Meditasi Pernafasan – Pendahuluan Anapanasati Pokok Meditasi oleh YM. Kasapa Thera

padamutisarana

28 Nov 2024

Meditasi Pernafasan adalah salah satu meditasi Buddhis yang sangat populer dan mudah dilakukan untuk mengembangkan batin dan nilai luhur setiap manusia   Menurut Ajaran Sang Maha Buddha, ada 40 mata pokok Meditasi yang diperuntukkan bekerjanya pikiran dalam membangun Ketenangan melalui Jhana (Pencerapan). Ini adalah disebut Kamma-tthana, dan kata ‘Thanam’ (tempat, stasiun, landasan). Jadi, Kammatthana berarti …

Umat Buddha Penuh Berkah dalam Puja Bakti Vihara Caggasasana Tangerang

padamutisarana

05 Agu 2022

Tisarana.net Rabu, 3 Agustus 2022 pukul 19.00 WIB umat Buddha di Vihara Caggasasana Tangerang sudah mulai berdatangan untuk mengikuti acara rutin yaitu puja bakti. Puja Bakti ini merupakan kegiatan yang sangat baik dimana umat Buddha dapat melakukan kebajikan secara lengkap melalui ucapan, pikiran, dan perbuatan. Perbuatan baik melalui pikiran, umat Buddha dapat melatih meditasi dengan …

Generasi Muda Penuh Berkah oleh Roch Aksiadi

padamutisarana

31 Jul 2022

Tisarana.Net – Tangerang, 30 Juli 2022 Vihara Punna Karya terletak di Curug Kabupaten Tangerang dan bagi warga Buddhis di Tangerang Vihara ini  sudah tidak asing lagi. Vihara Punna Karya terus memberikan pelayanan bagi umat Buddha di sekitar Tangerang dengan sangat baik. Tempatnya sangat nyaman dan pelayanannya sangat baik, semoga Vihara Punna Karya semakin sukses. Pelayanan …

Kisah-Kisah Hukum Karma dan Moral Ceritanya oleh YM. Bhikkhu Sikkhānanda

padamutisarana

18 Feb 2018

Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammāsambuddhassa Penghormatan pada yang – Teragung, Layak Mendapatkan Penghormatan dari Semua  Makhluk, Tercerahkan Secara Sempurna atas Usaha Sendiri.   Hukum Karma  Anda pasti tidak asing dengan kata Karma atau Hukum Karma, bahkan bukan hanya dalam  percakapan sehari-hari kata Karma ini digunakan, tetapi juga tidak jarang kata Karma ini ditemukan  pada berita …

Bhavana atau Meditasi dalam Agama Buddha

padamutisarana

24 Jan 2017

  BHAVANA Oleh: Mettadewi W. PENGERTIAN, FAEDAH, DAN CARA MELAKSANAKAN BHAVANA   PENGERTIAN BHAVANA Bhavana berarti pengembangan, yaitu pengembangan batin dalam melaksanakan pembersihannya. Istilah lain yang arti dan pemakaiannya hampir sama dengan bhavana adalah samadhi. Samadhi berarti pemusatan pikiran pada suatu obyek. Samadhi yang benar (samma samadhi) adalah pemusatan pikiran pada obyek yang dapat menghilangkan …

Kebahagiaan Tertinggi adalah Nibbana atau Nirvana

padamutisarana

22 Feb 2016

INTISARI AGAMA BUDDHA Merupakan karya tulis Ven. Narada Mahathera dengan judul asli “ Buddhism in Nutshell.” Penerbit : Yayasan Dhamma Phala, Semarang   Proses kelahiran dan kematian ini berlangsung terus tanpa berhenti sampai arus ini dibelokkan keNibbanadhatu , tujuan akhir umat Buddha. Istilah Pali “ nibbana “ berasal dari kata ni dan vana. Ni merupakan …

x
x