- BeritaMusda I Sukses Membawa Dwi Sektiyono Cahyo sebagai Ketua, PERGABI DIY Siap Berkarya untuk Kemajuan Pendidikan Agama Buddha
- ArtikelMeditasi Pernafasan – Pendahuluan Anapanasati Pokok Meditasi oleh YM. Kasapa Thera
- AgendaSutrimo Pimpin PERGABI Kalimantan Utara: Komitmen untuk Pendidikan Agama Buddha yang Berkualitas
- ArtikelMusda I PERGABI Jawa Timur: Sunarto Terpilih Menjadi Ketua
- ArtikelMusda 1 Pergabi Kalsel: Narmin Resmi Terpilih sebagai Ketua Baru
- BeritaKonsolidasi PERGABI Kalimantan Barat: Subari, S.Ag Terpilih Menjadi Ketua dalam Musda I
- ArtikelPELAKSANAAN PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA (P5) PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI
Keyakinan Terhadap Tiratana
Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammāsambuddhassa
Dalam kehidupan ini, kita memilih dan menjadikan agama Buddha sebagai pilihan dalam hidup kita. Terkadang dalam benak kita mungkin ada renungan, ”Sudahkah saya memiliki keyakinan yang kuat pada agama Buddha?” Sebab banyak di antara kita mungkin masih ragu pada agama Buddha. Misalnya kalau ada orang bertanya kepada kita “Apa tujuan anda memeluk Agama Buddha?” Dapatkah kita menjawabnya secara langsung, ataukah kita malah menjadi bingung. Mungkin kita akan cenderung menjawab seperti orang pada umumnya dengan menjawab; “Tujuan saya memeluk agama Buddha agar menjadi orang baik”. Memang jawaban ini sepintas kelihatannya benar tetapi jawaban ini bukanlah jawaban yang tepat.
Sebenarnya tujuan yang paling utama menjadi umat Buddha adalah mengakhiri penderitaan. Dalam khotbah pertama yang dikenal dengan nama Dhammacakkappavattana Sutta kepada lima orang pertapa di Taman Rusa Isipatana, Sang Buddha menguraikan tentang empat kebenaran mulia meliputi; kebenaran mulia tentang penderitaan, kebenaran mulia tentang sebab penderitaan, kebenaran mulia tentang lenyapnya penderitaan, dan kebenaran mulia tentang jalan menuju lenyapnya penderitaan. Jadi inilah yang perlu dimengerti, ketika kita memilih menjadi pemeluk agama Buddha adalah memiliki tujuan untuk mengakhiri penderitaan.
Miliki Keyakinan
Seseorang yang mengarahkan diri menuju akhir penderitaan, haruslah memiliki keyakinan akan tujuan. Sebab tanpa memiliki keyakinan seseorang akan menjadi mudah mengganti tujuan yang akan dicapai. Seperti para arahat di masa lampau mereka meninggalkan kehidupan berumah tangga menuju tanpa rumah tangga karena memiliki keyakinan yang kokoh pada Tiratana. Demikian pula, kita perlu menumbuhkan keyakinan yang kokoh dalam kehidupan kita. Di dalam pañca bala (lima kekuatan) di dalamnya terdapat saddhā bala yaitu kekuatan keyakinan. Dapat dikatakan juga keyakinan akan menjadi kekuatan bagi kita di saat menghadapi keragu-raguan atau di masa-masa sulit. Selain itu di dalam tujuh kekayaan ariya, dijelaskan tentang kekayaan berupa keyakinan. Keyakinan ini kalau dimiliki, maka semangat (viriya) akan mengikuti. Mengapa kita terkadang tidak memiliki semangat untuk praktik atau melakukan sesuatu, sebab dalam diri kita saat itu tidak muncul keyakinan.
Keyakinan Umat Buddha pada Tiratana
Umat Buddha menjadikan Tiratana sebagai keyakinan untuk mendorong diri mengakhiri penderitaan. Tiratana terdiri dari Buddha Ratana, Dhamma Ratana, dan Saṅgha Ratana. Keyakinan ini diperoleh dari memahami kualitas atau sifat-sifat luhur dari Buddha, Dhamma, dan Saṅgha. Kita dapat menemukan kualitas itu dengan menghayati yang ada pada Buddhānusati, Dhammānusati, dan Saṅghānusati. Seperti Buddhānusati terdapat sembilan kualitas luhur dari Buddha, Dhammānusati terdapat enam kualitas luhur dari Dhamma, dan Saṅghānusati terdapat sembilan kualitas luhur dari Saṅgha. Sering kali Buddha diumpamakan seorang dokter, Dhamma diumpamakan obat, Saṅgha diumpamakan orang yang sembuh setelah minum obat yang diberikan oleh dokter. Demikian pula kita-kita ini, diumpamakan seperti orang yang sedang mengalami sakit, maka kita perlu pergi ke dokter dan minum obat dari petunjuk dokter. Tujuannya agar kita tidak menderita sakit terlalu lama.
Dalam Buddhānussati, direnungkan sembilan sifat-sifat luhur dari Buddha. Kesembilan sifat Buddha tersebut adalah maha suci (arahaṁ), telah mencapai penerangan sempurna (sammāsambuddho), sempurna pengetahuan dan tingkah lakunya (vijjācaraṇa-sampanno), sempurna menempuh jalan ke Nibbāna (sugato), pengenal semua alam (lokavidū), pembimbing manusia yang tiada taranya (anuttaropurisadammasārathi), guru para dewa dan manusia (satthādeva-manussānaṁ), yang sadar (buddho), yang patut dimuliakan (bhagavā).
Dalam Dhammānussati, direnungkan enam sifat-sifat luhur dari Dhamma. Keenam sifat Dhamma itu telah dibabarkan dengan sempurna (svākkhāto), terlihat amat jelas (sandiṭṭhiko), tak bersela oleh waktu (akāliko), mengundang untuk dibuktikan (ehipassiko), patut diarahkan ke dalam batin (opanayiko), dapat dihayati oleh para bijaksana (paccataṁveditabbo viññūhi).
Dalam Saṅghānussati, direnungkan sembilan sifat-sifat luhur dari Saṅgha. Kesembilan sifat adalah saṅgha siswa telah bertindak baik (supaṭipanno), bertindak lurus (ujupaṭipanno), bertindak benar (ñāyapaṭipanno); bertindak patut (sāmīcipaṭipanno); patut menerima pujaan (āhuneyyo), patut menerima suguhan (pāhuneyyo), patut menerima persembahan (dakkhineyyo), patut menerima penghormatan (añjalikaraṇīyo), ladang untuk menanam jasa yang tiada taranya bagi makhluk dunia (anuttaraṁ-puññakkhettaṁ lokassa).
Dengan merenungkan dan memahami kualitas-kualitas luhur dari Buddha, Dhamma, dan Saṅgha, maka keyakinan akan menjadi kokoh pada agama Buddha, dan di dalam Ratana Sutta dijelaskan bahwa di alam ini atau di alam lain tidak ada permata yang setara dengan permata Buddha, Dhamma, dan Saṅgha. Artinya keyakinan yang kita pilih dan miliki saat ini tidak ada bandingnya dengan apapun yang ada di dunia ini.
Manfaat memiliki Keyakinan pada Tiratana
Seseorang yang memiliki keyakinan pada Tiratana ia tidak akan memiliki keragu-raguan pada agama Buddha, sebab telah memiliki pandangan benar. Dengan memiliki pandangan benar seseorang tidak percaya secara membuta, sebab dalam Dhamma dinyatakan dapat dibuktikan secara langsung.
Seseorang yang memiliki keyakinan pada Tiratana ketika mempraktikkan sīla (kemoralan), samadhi (konsentrasi) dan paññā (kebijaksanaan) akan menjadi benar dan tepat, juga bersemangat hingga tercapainya akhir dari penderitaan.
Semoga dengan uraian ini keyakinan kita pada Tiratana atau agama Buddha semakin tumbuh dan berkembang, sehingga kita dapat mempraktikkan Dhamma dengan baik dalam kehidupan sehari-hari, dan akhirnya dapat mencapai akhir penderitaan (Nibbāna).
Semoga semua makhluk hidup berbahagia
Sumber :
http://www.dhammacakka.org/?channel=ceramah&mode=detailbd&id=648
padamutisarana
28 Nov 2024
Meditasi Pernafasan adalah salah satu meditasi Buddhis yang sangat populer dan mudah dilakukan untuk mengembangkan batin dan nilai luhur setiap manusia Menurut Ajaran Sang Maha Buddha, ada 40 mata pokok Meditasi yang diperuntukkan bekerjanya pikiran dalam membangun Ketenangan melalui Jhana (Pencerapan). Ini adalah disebut Kamma-tthana, dan kata ‘Thanam’ (tempat, stasiun, landasan). Jadi, Kammatthana berarti …
padamutisarana
05 Agu 2022
Tisarana.net Rabu, 3 Agustus 2022 pukul 19.00 WIB umat Buddha di Vihara Caggasasana Tangerang sudah mulai berdatangan untuk mengikuti acara rutin yaitu puja bakti. Puja Bakti ini merupakan kegiatan yang sangat baik dimana umat Buddha dapat melakukan kebajikan secara lengkap melalui ucapan, pikiran, dan perbuatan. Perbuatan baik melalui pikiran, umat Buddha dapat melatih meditasi dengan …
padamutisarana
31 Jul 2022
Tisarana.Net – Tangerang, 30 Juli 2022 Vihara Punna Karya terletak di Curug Kabupaten Tangerang dan bagi warga Buddhis di Tangerang Vihara ini sudah tidak asing lagi. Vihara Punna Karya terus memberikan pelayanan bagi umat Buddha di sekitar Tangerang dengan sangat baik. Tempatnya sangat nyaman dan pelayanannya sangat baik, semoga Vihara Punna Karya semakin sukses. Pelayanan …
padamutisarana
18 Feb 2018
Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammāsambuddhassa Penghormatan pada yang – Teragung, Layak Mendapatkan Penghormatan dari Semua Makhluk, Tercerahkan Secara Sempurna atas Usaha Sendiri. Hukum Karma Anda pasti tidak asing dengan kata Karma atau Hukum Karma, bahkan bukan hanya dalam percakapan sehari-hari kata Karma ini digunakan, tetapi juga tidak jarang kata Karma ini ditemukan pada berita …
padamutisarana
24 Jan 2017
BHAVANA Oleh: Mettadewi W. PENGERTIAN, FAEDAH, DAN CARA MELAKSANAKAN BHAVANA PENGERTIAN BHAVANA Bhavana berarti pengembangan, yaitu pengembangan batin dalam melaksanakan pembersihannya. Istilah lain yang arti dan pemakaiannya hampir sama dengan bhavana adalah samadhi. Samadhi berarti pemusatan pikiran pada suatu obyek. Samadhi yang benar (samma samadhi) adalah pemusatan pikiran pada obyek yang dapat menghilangkan …
padamutisarana
22 Feb 2016
INTISARI AGAMA BUDDHA Merupakan karya tulis Ven. Narada Mahathera dengan judul asli “ Buddhism in Nutshell.” Penerbit : Yayasan Dhamma Phala, Semarang Proses kelahiran dan kematian ini berlangsung terus tanpa berhenti sampai arus ini dibelokkan keNibbanadhatu , tujuan akhir umat Buddha. Istilah Pali “ nibbana “ berasal dari kata ni dan vana. Ni merupakan …
10 Feb 2018 8.996 views
Kalyanamitta berasal dari kata Kalyana yang artinya baik atau bagus dan Mitta yang artinya teman. Jadi Kalyanamitta berarti teman yang baik atau bagus yang dapat menjadikan diri kita selalu waspada dalam menempuh kehidupan dunia dan setelah meninggal. Terdapat empat macam sahabat yang dipandang berhati tulus ( suhada ) : yaitu A. sahabat penolong ( upakaro …
21 Feb 2016 8.883 views
Ada dua orang yang tidak terbalas jasa-jasa nya siapakah mereka ? AYAH dan IBU-mu. Barang siapa dapat mendorong orangtua-Nya menjadi berkeyakinan, berkebajikan, murah hati, bijaksana, dengan berbuat begitu, orang ini telah membalas, bahkan ia telah berbuat lebih dari pada sekedar membalas jasa-jasa orangtua-NYA. ( Anguttara Nikaya 161 ) Pada kesempatan ini saya ingin mengajak para DERMAWAN yang bisa …
30 Nov 2015 8.629 views
Agama Buddha yang oleh umat Buddha dikenal sebagai Buddha Dhamma, bersumber pada kesunyataan yang diungkapkan oleh Sang Buddha Gotama lebih dari dua ribu lima ratus tahun yang lalu, yang menguraikan hakekat kehidupan berdasarkan Pandangan Terang, dan oleh karenanya dapat membebaskan manusia dari ketidaktahuan (avijja) dan penderitaan (dukkha). Dalam sejarah perkembangan agama Buddha, telah timbul berbagai …
22 Feb 2016 6.566 views
DOKTRIN KELAHIRAN KEMBALI Apakah ada kehidupan sebelum kelahiran ? Akankah ada kehidupan setelah kematian ? Ini adalah pertanyaan – pertanyaan yang perlu dibicarakan secara serius dan tenang. Pertanyaan – pertanyaan yang memiliki kepentingan filosofis seperti itu harus dipertimbangkan dengan segenap pemikiran manusia secara objektif dan tanpa prasangka, tidak dipengaruhi oleh perasaan pribadinya. Seseorang mestinya jangan …
28 Jan 2017 5.780 views
Oleh : Y.M. Acharya Buddharakkhita Terdapat berbagai cara dalam latihan metta-bhavana, meditasi cinta kasih universal. Tiga metode dasar akan diuraikan di sini. Petunjuk-petunjuk ini, didasarkan pada sumber-sumber kitab suci dan kitab komentar, ditujukan untuk menjelaskan latihan meditasi metta dalam cara yang jelas, sederhana, dan langsung sehingga setiap orang yang bersungguh-sungguh ingin melaksanakan latihan tidak memiliki …
16 Sep 2018 5.470 views
Sekolah Minggu Remaja Pusdiklat Buddhis Sikkhadama Santibhumi, hari minggu 16 September 2018, di pagi yang cerah para remaja Buddhis berdatangan untuk melaksankan puja terhadap Guru Agung Buddha. Lantunan parita yang baik, terlihat pemimpin puja Aryo dan Anan membaca sesuai dengan tanda baca yang benar. Hal ini merupakan kebanggan bagi remaja Buddhis yang terus dapat turut …
03 Des 2017 4.916 views
“ Anuttaram Punnakhetam Lokassati” Dalam kehidupan manusia didunia ini, terdapat 4 hal yang selalu diinginkan, yaitu : menjadi kaya raya, memperoleh kedudukan yang tinggi, usia panjang, dan mencapai alam kebahagiaan setelah berakhirnya kehidupan di dunia. Secara universal praktek memberi (berdana) dikenal sebagai salah satu keluhuran manusia yang paling mendasar. Terlebih dalam ajaran agama Buddha berdana …
Comments are not available at the moment.