- BeritaMusda I Sukses Membawa Dwi Sektiyono Cahyo sebagai Ketua, PERGABI DIY Siap Berkarya untuk Kemajuan Pendidikan Agama Buddha
- ArtikelMeditasi Pernafasan – Pendahuluan Anapanasati Pokok Meditasi oleh YM. Kasapa Thera
- AgendaSutrimo Pimpin PERGABI Kalimantan Utara: Komitmen untuk Pendidikan Agama Buddha yang Berkualitas
- ArtikelMusda I PERGABI Jawa Timur: Sunarto Terpilih Menjadi Ketua
- ArtikelMusda 1 Pergabi Kalsel: Narmin Resmi Terpilih sebagai Ketua Baru
- BeritaKonsolidasi PERGABI Kalimantan Barat: Subari, S.Ag Terpilih Menjadi Ketua dalam Musda I
- ArtikelPELAKSANAAN PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA (P5) PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI
Pemimpin Si Penakluk Diri. Ven YM. Bhante Sri Pannavaro Mahathera.
Dalam suatu kesempatan Pangeran Siddharta keluar dari istana. Pada saat itulah untuk pertama kalinya Beliau melihat orang yang tua renta, orang yang sakit, dan orang yang meninggal dunia, jenazah yang dikremasi.
Pangeran Siddharta melihat penderitaan yang snagat berbeda dengan kehidupan yang terjadi didalam istana. Kejadian yang dilihat oleh Pangeran itu sangat merisaukan hatinya. Bermacam-macam penderitaan Beliau lihat di luar istana.
Mengapa manusia harus menderita? Kerisauan itu, pertanyaan itu sangat menggangu Pangeran Siddharta. Apakah ada jalan untuk membebaskan manusia dari penderitaan?
Padahal Pangeran melihat penderitaan, melihat orang tua yang menderita, orang sakit dan orang yang mati itu, untuk pertama kalinya. Lalu itu sudah cukup membuat kepedulian yang luar biasa Pangeran Siddharta terhadap penderitaan.
Bagaimana dengan kita? Sudah berapa kali kita melihat penderitaan orang lain? Berkali-kali !
Namun, kita ini mungkin tumpul. Tidak timbul peduli kepada mereka yang menderita. Kita akan sangat peduli kalau yang menderita itu adalah keluarga kita atau diri kita sendiri.
Berbeda dengan Pangeran Siddharta yang hanya melihat sekali. Dan, yang sekali itu cukup mengguncang hatinya.
Mengapa mereka harus menderita?
Inilah bedanya bodhisattva dengan manusia biasa seperti kita. Melihat penderitaan yang sekali itu saja sudah cukup menarik kepedulian yang luar biasa. Kepedulian yang di atas rata-rata umat manusia.
Itulah bodhisattva, mahluk agung.
Pangeran Siddharta berpikir penderitaan ini tidak mungkin akan selesai hanya dengan diberi makanan, diberi pakaian – sekarang dengan caranya membagi sembako.
Tidak mungkin penderitaan itu akan berakhir dengan member makanan, pakaian, tempat tinggal, dan lain-lain. Tentulah ada sebab yang lebih dalam, ada sebab yang lebih hakiki dari sekedar kelaparan, sakit, dan lain-lain.
Pangeran Siddharta merenungkan bahwa Beliau harus berjuang, mencari jawaban mengapa penderitaan itu terjadi. Tidak mungkin tidak ada sebabnya, dan tidak mungkin tidak ada jalan keluar untuk mengatasinya.
Pangeran Siddharta pergi meninggalkan istana. Beliau meninggalkan tahta, meningalkan kemegahan dan kemewahan. Menolak kenyamanan, dan diganti dengan 6 tahun perjuangan yang sangat luar biasa.
Untuk Anda yang pernah berziarah ke India, Anda bisa melihat tempat 6 tahun Pertapa Gotama berjuang bukanlah tempat yang nyaman. Hanya merupakan satu goa yang sederhana dan kecil. Perjuangan yang sangat luar biasa karena kepedulian Pangeran Siddharta terhadap penderitaan mahluk hidup di semesta ini.
Setelah 6 tahun berjuang, pada saat bulan purnama di bulan Vesakha, Pertapa Gotama mencapai pencerahan sempurna. Beliau mencapai Sammasambuddha. Sejak itulah beliau mengajarkan Dhamma kepada kita.
Namun sebenarnya Guru Agung kita Buddha Gotama, setelah mencapai pencerahan, Beliau tidak hanya mengajarkan Dhamma selama 45 tahun saja. Tidak. Sebenar-benarnya Guru Agung itu masih memimpin kita sampai sekarang, selama lebih dari 2600 tahun. Meskipun Beliau sudah mangkat .
Karena menjelang Beliau menutup mata, para bhikkhu yang belum mencapai kebebasan, termasuk Bhante Ananda, juga umat perumah tangga merasa sedih sekali karena Sang Guru sudah parinibbana, menutup mata, kita tidak mempunyai guru lagi. Guru Agung kita mengatakan, “Tidak demikian. Dhamma dan Vinaya yang kuajarkan itulah sebagai pengganti Gurumu kelak. Setelah Aku tidak ada lagi.”
Dhamma itu sekarang masih utuh, dan Vinaya itu masih dijalani, dipraktekkan oleh para bhikkhu dengan semaksimal mungkin. Dhamma dan Vianaya yang diwariskan oleh Guru Agung kita itu masih utuh. Berarti Guru Agung kita masih memimpin kita sampai sekarang. Meskipun Beliau sudah wafat, Beliau masih memimpin kita sepanjang lebih dari 2600 tahun.
Banyak tokoh sejarah, para guru spiritual, ribuan, mungkin jutaan keberadaannya yang sekarang ini tidak kita kenal lagi. Namun , Guru Agung kita Buddha Gotama dikenal oleh ratusan juta umat manusia, dan masih memimpin kita sampai sekarang.
Mengapa demikian?
Karena Pangeran Siddharta menolak tahta, Pangeran Siddharta menolak kemewahan dan kenyamanan. Pangeran Siddharta mengalahkan dirinya sendiri, barulah Beliau mencapai pencerahan dan memimpin kita sampai sekarang.
Marilah kita berpikir terbalik sekarang. Seandainya Pangeran Siddharta memilih menjadi raja, menggantikan Raja Sudhodana, siapa yang mengenal Pangeran Siddharta sekarang ini?
Kepemimpinan Pangeran Siddharta hanya akan sebentar saja andaikan Pangeran Siddharta memilih menjadi raja.
Namun, karena Pangeran Siddharta mengalahkan dirinya sendiri, dari seorang Pangeran, Beliau menjadi seorang pertapa. Lalu mencapai pencerahan, dan menjadi Sammasambuddha. Manusia yang telah mengalahkan dirinya sendiri. Untuk itu Beliau menjadi pemimpin yang baik.
Sebagai contoh; Apabila seorang suami , seorang ayah, di rumah dia tidak mau mengalahkan dirinya sendiri, maka dia hanya ingin mencari menangnya sendiri. Dia mencari kenikmatan untuk dirinya sendiri. Apakah ayah seperti itu bisa memimpin keluarganya? Tidak !!
Seorang ayah yang mencari kenikmatan untuk dirinya sendiri, yang mempunyai selingkuhan berganti-ganti, ayah seperti ini tidak mungkin memimpin keluarganya sendiri. Tidak ada kerukunan di dalam keluarga itu. Tidak ada keutuhan.
Demikian juga seornag ibu, seorang istri, apabila dia tidak memperhatikan suaminya, tidak memperhatikan pendidikan anak-anaknya, tidak mengurus rumah tangganya, tidak mau mengalahkan dirinya sendiri alih-alih justru mencari kesenangan sendiri, maka seorang ibu yang seperti ini tidak mungkin mampu memimpin keluarganya.
Suatu hari, seorang umat vihara setelah melihat satu program TV, dia mengatakan kepada saya, “Bhante, orang yang berumah tangga itu dalam bahasa Inggrisnya disebut workshop”.
Saya pikir workshop itu loka karya. Namun, dia pun berkata, “Bukan bhante. Maksudnya workshop adalah suaminya work, istrinya shop. Suaminya work hard, istrinya shop hard.”
Ini hanya bercandaan yang ada di masyarakat. Tetapi apabila seperti demikian ini rumah tangga dijalankan, barangkali akan terjadi percekcokan karena ada perlakuan tidak adil.
Apabila seseorang tidak mampu mengalahkan dirinya sendiri, dia hanya mencari kenikmatan pribadi, maka tidak mungkin dia mampu memimpin orang lain. Orang seperti ini bukanlah seorang pemimpin yang baik.
Masyarakat kita sekarang ini membutuhkan keteladanan seorang pemimpin yang baik. Seorang pemimpin yang mampu mengalahkan dirinya sendiri untuk peduli kepada yang dipimpinnya.
Sumber Gambar : http://abphy.com/user/malamseniwaisak
Sumber Tulisan : https://www.facebook.com/search/top/?q=dhamma%20kehidupan
padamutisarana
05 Agu 2022
Tisarana.net Rabu, 3 Agustus 2022 pukul 19.00 WIB umat Buddha di Vihara Caggasasana Tangerang sudah mulai berdatangan untuk mengikuti acara rutin yaitu puja bakti. Puja Bakti ini merupakan kegiatan yang sangat baik dimana umat Buddha dapat melakukan kebajikan secara lengkap melalui ucapan, pikiran, dan perbuatan. Perbuatan baik melalui pikiran, umat Buddha dapat melatih meditasi dengan …
padamutisarana
31 Jul 2022
Tisarana.Net – Tangerang, 30 Juli 2022 Vihara Punna Karya terletak di Curug Kabupaten Tangerang dan bagi warga Buddhis di Tangerang Vihara ini sudah tidak asing lagi. Vihara Punna Karya terus memberikan pelayanan bagi umat Buddha di sekitar Tangerang dengan sangat baik. Tempatnya sangat nyaman dan pelayanannya sangat baik, semoga Vihara Punna Karya semakin sukses. Pelayanan …
padamutisarana
19 Nov 2021
Seni Hidup Bahagia oleh Roch Aksiadi Mengapa kita harus bahagia? Bagaimana caranya merubah penderitaan menjadi kebahagiaan? Bagaimana memperoleh kebahagiaan yang sesunguhnya? Cara meraih kebahagiaan diantaranya adalah: Ucapkan Terima Kasih Pada Penderitaan Kondisikan Kebahagiaan dengan senyuman Ubah Penderitaan Menjadi Kebahagiaan Memahami Arti Kebahagiaan Mari kita simak bersama-sama video Seni Hidup Bahagia berikut: Berikut Presentasi Seni Hidup …
padamutisarana
04 Mei 2019
Minggu, 5 Mei 2019 Karakter adalah sebuah hal penting dalam kehidupan manusia. Karakter seperti apakah yang seharusnya dimiliki oleh umat Buddha dalam menghadapi era yang serba digital, yang pastinya akan mempengaruhi pola pikir manusia saat ini ? Era Industri 4.0 sudah berjalan di peradaban manusia, tidak terelakkan juga negara Inonesia turut terkena angin perubahan …
padamutisarana
04 Mei 2019
Maret 2019 “ Keyakinan adalah HARTA TERBAIK manusia disini DHAMMA yang di praktekkan dengan baik membawa KEBAHAGIAAN KEBENARAN adalah benar-benar PALING MANIS diantara cita rasa Orang yang hidup dengan KEBIJAKSANAANLAH yang dikatakan hidup PALING BAIK ” Samyuta Nikaya I : 228 Diatas adalah ajaran Guru Buddha untuk meningkatkan kwalitas batin umat Buddha menuju kebahagiaan hidup …
padamutisarana
25 Sep 2017
Masalah kehidupan sering menjadi suatu teka-teki untuk kita. Kadang kita bertanya-tanya, sesungguhnya dari mana kita berasal? Dari mana datangnya, apakah kita muncul begitu saja? Ataukah ada sebab lain? Ada banyak pendapat yang mengatakan bahwa kita dicipta.Tetapi seandainya kita lalu menanyakan kenapa saya dicipta menderita? Mengapa dia dicipta bahagia? Kenapa dia dicipta sehat dan saya dicipta …
10 Feb 2018 9.110 views
Kalyanamitta berasal dari kata Kalyana yang artinya baik atau bagus dan Mitta yang artinya teman. Jadi Kalyanamitta berarti teman yang baik atau bagus yang dapat menjadikan diri kita selalu waspada dalam menempuh kehidupan dunia dan setelah meninggal. Terdapat empat macam sahabat yang dipandang berhati tulus ( suhada ) : yaitu A. sahabat penolong ( upakaro …
21 Feb 2016 8.965 views
Ada dua orang yang tidak terbalas jasa-jasa nya siapakah mereka ? AYAH dan IBU-mu. Barang siapa dapat mendorong orangtua-Nya menjadi berkeyakinan, berkebajikan, murah hati, bijaksana, dengan berbuat begitu, orang ini telah membalas, bahkan ia telah berbuat lebih dari pada sekedar membalas jasa-jasa orangtua-NYA. ( Anguttara Nikaya 161 ) Pada kesempatan ini saya ingin mengajak para DERMAWAN yang bisa …
30 Nov 2015 8.663 views
Agama Buddha yang oleh umat Buddha dikenal sebagai Buddha Dhamma, bersumber pada kesunyataan yang diungkapkan oleh Sang Buddha Gotama lebih dari dua ribu lima ratus tahun yang lalu, yang menguraikan hakekat kehidupan berdasarkan Pandangan Terang, dan oleh karenanya dapat membebaskan manusia dari ketidaktahuan (avijja) dan penderitaan (dukkha). Dalam sejarah perkembangan agama Buddha, telah timbul berbagai …
22 Feb 2016 6.606 views
DOKTRIN KELAHIRAN KEMBALI Apakah ada kehidupan sebelum kelahiran ? Akankah ada kehidupan setelah kematian ? Ini adalah pertanyaan – pertanyaan yang perlu dibicarakan secara serius dan tenang. Pertanyaan – pertanyaan yang memiliki kepentingan filosofis seperti itu harus dipertimbangkan dengan segenap pemikiran manusia secara objektif dan tanpa prasangka, tidak dipengaruhi oleh perasaan pribadinya. Seseorang mestinya jangan …
28 Jan 2017 5.832 views
Oleh : Y.M. Acharya Buddharakkhita Terdapat berbagai cara dalam latihan metta-bhavana, meditasi cinta kasih universal. Tiga metode dasar akan diuraikan di sini. Petunjuk-petunjuk ini, didasarkan pada sumber-sumber kitab suci dan kitab komentar, ditujukan untuk menjelaskan latihan meditasi metta dalam cara yang jelas, sederhana, dan langsung sehingga setiap orang yang bersungguh-sungguh ingin melaksanakan latihan tidak memiliki …
16 Sep 2018 5.493 views
Sekolah Minggu Remaja Pusdiklat Buddhis Sikkhadama Santibhumi, hari minggu 16 September 2018, di pagi yang cerah para remaja Buddhis berdatangan untuk melaksankan puja terhadap Guru Agung Buddha. Lantunan parita yang baik, terlihat pemimpin puja Aryo dan Anan membaca sesuai dengan tanda baca yang benar. Hal ini merupakan kebanggan bagi remaja Buddhis yang terus dapat turut …
03 Des 2017 4.949 views
“ Anuttaram Punnakhetam Lokassati” Dalam kehidupan manusia didunia ini, terdapat 4 hal yang selalu diinginkan, yaitu : menjadi kaya raya, memperoleh kedudukan yang tinggi, usia panjang, dan mencapai alam kebahagiaan setelah berakhirnya kehidupan di dunia. Secara universal praktek memberi (berdana) dikenal sebagai salah satu keluhuran manusia yang paling mendasar. Terlebih dalam ajaran agama Buddha berdana …
Comments are not available at the moment.