- BeritaMusda I Sukses Membawa Dwi Sektiyono Cahyo sebagai Ketua, PERGABI DIY Siap Berkarya untuk Kemajuan Pendidikan Agama Buddha
- ArtikelMeditasi Pernafasan – Pendahuluan Anapanasati Pokok Meditasi oleh YM. Kasapa Thera
- AgendaSutrimo Pimpin PERGABI Kalimantan Utara: Komitmen untuk Pendidikan Agama Buddha yang Berkualitas
- ArtikelMusda I PERGABI Jawa Timur: Sunarto Terpilih Menjadi Ketua
- ArtikelMusda 1 Pergabi Kalsel: Narmin Resmi Terpilih sebagai Ketua Baru
- BeritaKonsolidasi PERGABI Kalimantan Barat: Subari, S.Ag Terpilih Menjadi Ketua dalam Musda I
- ArtikelPELAKSANAAN PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA (P5) PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI
Berdana Bagaikan Bertani
Oleh Bhikkhu Hemadhammo, Thera
Dānañca Dhammacariyā ca, Etammaṅgalamuttamaṁ’ti
Berdana dan melakukan kebajikan itulah berkah utama
(Maṅgala Sutta)
Buddha bersabda dalam Dhammapada syair 182, Kiccho manussapaṭilābho adalah sangat sulit untuk dapat terlahir sebagai manusia.
Kita kini berada di alam manusia, yang Sang Buddha katakan sangat sulit untuk mencapainya, maka hendaknya kita harus menggunakan kesempatan yang ada sebagai manusia ini dengan sebaik-baiknya. Kita harus isi lembaran-lembaran hari kita dengan kebajikan-kebajikan, agar semakin usia kehidupan kita bertambah, batin kita pun semakin bijaksana. Kita harus mengkondisikan kelahiran kita ini untuk menuju ke kelahiran yang akan datang di alam yang lebih baik, bukan malah jatuh ke alam-alam rendah. Agar kita bisa menuju kelahiran kita di alam yang lebih baik, maka diperlukan jasa-jasa kebajikan. Kalau belum bisa melakukan kebajikan yang lebih besar dan tinggi, mulailah dari yang dasar yaitu berdana.
Dāna
Dāna adalah kebajikan yang paling dasar dari kebajikan yang lain, dan mempunyai peranan yang sangat penting. Bagaikan pondasi dari suatu bangunan, karena pondasi bangunan adalah tempat berpijak tiang dan dinding dari suatu bangunan, semakin kuat dan kokoh pondasi suatu bangunan, maka semakin kuat dan kokoh juga bangunan tersebut. Begitu juga dengan dāna, semakin kuat kesadaran, ketulusan dan kerelaan seseorang dalam berdana, maka kebajikan-kebajikan yang lain akan mudah untuk dilakukan. Dāna berada pada posisi pertama dalam sepuluh kualitas kesempurnaan (pāramī) dan tiga landasan dalam perbuatan berjasa (puñña kiriyā vatthu): Dāna, Sīla dan Bhāvanā. Dan juga merupakan langkah pertama dalam uraian lima ajaran bertahap (pañca anupubbīkathā): dāna, sīla, sagga, kāmādīnava, dan nekkhamānisaṁsa.
Perumpamaan tentang berdana
Agar lebih memudahkan dalam memahami proses berdana secara keseluruhan, uraian berikut akan diberikan perumpamaan ”berdana bagaikan bertani”. Dalam Petavatthu, Khuddaka Nikāya, Sutta Pitaka dikatakan: Penerima dāna bagaikan ladang (tanah), objek yang didanakan bagaikan biji (benih), Pemberi dāna bagaikan petani, dan hasil yang didapat bagaikan buah dari pohon yang ditanam.
Penerima dāna bagaikan ladang (Tanah)
Tanah ada berbagai jenis, ada yang tandus, ada yang kurang subur dan ada yang subur. Tanah yang subur sangat menentukan pertumbuhan dan juga produktivitas pohon yang ditanam. Rumput-rumput liar, batu-batuan, sampah plastik adalah tiga hal yang dapat menyebabkan terganggunya pertumbuhan pohon. Semakin sedikit kadar dari ketiga hal ini, semakin baik pertumbuhan pohon, karena suplai makanan dari tanah ke pohon dan pertumbuhan akar pohon dapat berjalan dengan baik. Apalagi bila ketiganya tidak ada, maka dapat dipastikan pohon yang ditanam di tanah tersebut akan tumbuh dengan sangat baik dan menjadi pohon yang sangat produktif.
Begitu juga kualitas moral si Penerima, ada yang tidak baik, ada yang biasa-biasa saja dan ada yang baik, dan juga kualitas batin si Penerima sangatlah menentukan hasil dari dàna. Moral yang baik adalah bagaikan tanah yang subur. Rumput-rumput liar, batu-batuan, dan sampah plastik bagaikan keserakahan, kebencian, dan kebodohan batin. Pengotor batin selalu mencemari kemurnian si Penerima, bagaikan rumput liar, batu-batuan, sampah plastik yang mencemari tanah yang subur. Semakin baik kualitas moral dan kualitas batin si Penerima maka semakin besar pula buah kebajikan akan diperoleh.
Objek yang didanakan bagaikan biji (benih)
Biji (benih) ada yang kualitas tidak baik, kurang baik, dan kualitas yang baik (unggul). Kualitas biji akan menentukan kualitas dari pohon maupun buahnya. Bibit yang unggul akan memberikan hasil yang baik, asalkan didukung dengan faktor-faktor pendukung lainnya juga berkualitas baik. Begitu juga biji kualitas rendah akan memberikan hasil yang kurang baik.
Jumlah biji yang ditanam akan mempengaruhi jumlah yang diperoleh, semakin banyak biji yang ditanam semakin banyak pula buah yang diperoleh. Sama halnya dengan barang yang akan diberikan, ada barang yang kurang baik, ada barang yang berkualitas baik. Barang-barang yang diperoleh dari hasil yang sesuai Dhamma adalah barang yang berkulitas baik, tetapi barang yang diperoleh dari hasil pelanggaran Dhamma adalah barang yang tidak berkulitas baik. Jumlah barang yang diberikan bagaikan jumlah biji yang akan ditanam, semakin banyak barang yang diberikan semakin besar hasil yang diharapkan.
Pemberi dāna bagaikan Petani
Petani harus pandai dalam memilih ladang, benih, dan tahu musim dalam menanam benih. Sebelum ladang ditanami benih harus dipersiapkan dengan matang, sebelum biji ditanam harus dipastikan bijinya dalam keadaan baik, tidak berjamur, tidak rusak, tidak dimakan kutu dan sebagainya. Hal ini adalah tahap persiapan sebelum biji ditanam. Demikian juga dengan si Pemberi harus mencari si Penerima yang tepat, mempersiapkan barang yang akan diberikan dengan baik, dan dengan bijaksana mencari waktu yang tepat. Semua ini adalah tahapan sebelum berdana (Pubba cetanā).
Petani harus mengetahui cara menanam biji dengan baik dan benar. Contohnya: biji harus ditangani dengan hati-hati, agar kualitasnya tidak rusak, biji tidak dipendam terlalu dalam atau terlalu rendah, biji ditanam dengan mata tunas tidak terbalik. Sama seperti si Petani, si Pemberi juga harus hati-hati dalam mempersembahkan dāna, disampaikan secara langsung kepada si Penerima, dengan pikiran baik dan rasa hormat yang tulus, ini adalah tahapan saat berdana (Muñca cetanā).
Setelah bibit ditanam, petani harus merawatnya agar tunas yang baru tumbuh tidak dimakan hama, atau terinjak oleh binatang. Petani harus menyirami, memberi pupuk, dan mencabut rumput-rumput liar yang tumbuh di sekitarnya, sehingga pohon dapat tumbuh dengan baik, menjadi pohon yang subur, kuat dan produktif. Inilah tahap akhir dari perawatan setelah biji ditanam. Si pemberi juga harus bisa menjaga kemurnian moralnya, tidak menyesal atas dana yang sudah diberikan, munculkan rasa bahagia setelah memberi, semua ini adalah tahapan sesudah berdana (Apara cetanā).
Hasil berdana bagaikan buah dari pohon
Semakin pandai sang petani dalam memilih ladang, memilih bibit, menanam bibit dan merawat pohonnya, maka semakin banyak buah yang akan dipanen. Begitu juga dengan si Pemberi, dia yang berdana pada penerima yang baik, memberikan barang yang baik, dan menjaga pikiran yang baik, sebelum berdana, ketika berdana dan setelah berdana, dapat dipastikan jasa kebajikan yang didapatnya akan berlimpah.
Mari berdanalah seperti petani yang pandai.
Sumber : http://www.dhammacakka.org/?channel=ceramah&mode=detailbd&id=478
padamutisarana
05 Agu 2022
Tisarana.net Rabu, 3 Agustus 2022 pukul 19.00 WIB umat Buddha di Vihara Caggasasana Tangerang sudah mulai berdatangan untuk mengikuti acara rutin yaitu puja bakti. Puja Bakti ini merupakan kegiatan yang sangat baik dimana umat Buddha dapat melakukan kebajikan secara lengkap melalui ucapan, pikiran, dan perbuatan. Perbuatan baik melalui pikiran, umat Buddha dapat melatih meditasi dengan …
padamutisarana
31 Jul 2022
Tisarana.Net – Tangerang, 30 Juli 2022 Vihara Punna Karya terletak di Curug Kabupaten Tangerang dan bagi warga Buddhis di Tangerang Vihara ini sudah tidak asing lagi. Vihara Punna Karya terus memberikan pelayanan bagi umat Buddha di sekitar Tangerang dengan sangat baik. Tempatnya sangat nyaman dan pelayanannya sangat baik, semoga Vihara Punna Karya semakin sukses. Pelayanan …
padamutisarana
08 Jul 2022
Pentingnya Merawat Generasi Muda Buddhis oleh Bapak Wasiman, S.Ag. pada acara Ngobrol Pintar Sesama Pejuang Dhamma (Ngopi Sepeda) yang berdurasi kurang lebih 60 menit. Pejuang Dhamma disini bisa terdiri dari : – Pendidik Dhamma – Pewaris Dhamma – Pembimbing Dhamma – Penyuluh Dhamma – Pengarah Dhamma – Penasihat Dhamma – Pembina Dhamma – dll Semua …
padamutisarana
19 Nov 2021
Seni Hidup Bahagia oleh Roch Aksiadi Mengapa kita harus bahagia? Bagaimana caranya merubah penderitaan menjadi kebahagiaan? Bagaimana memperoleh kebahagiaan yang sesunguhnya? Cara meraih kebahagiaan diantaranya adalah: Ucapkan Terima Kasih Pada Penderitaan Kondisikan Kebahagiaan dengan senyuman Ubah Penderitaan Menjadi Kebahagiaan Memahami Arti Kebahagiaan Mari kita simak bersama-sama video Seni Hidup Bahagia berikut: Berikut Presentasi Seni Hidup …
padamutisarana
04 Mei 2019
Minggu, 5 Mei 2019 Karakter adalah sebuah hal penting dalam kehidupan manusia. Karakter seperti apakah yang seharusnya dimiliki oleh umat Buddha dalam menghadapi era yang serba digital, yang pastinya akan mempengaruhi pola pikir manusia saat ini ? Era Industri 4.0 sudah berjalan di peradaban manusia, tidak terelakkan juga negara Inonesia turut terkena angin perubahan …
padamutisarana
04 Mei 2019
Maret 2019 “ Keyakinan adalah HARTA TERBAIK manusia disini DHAMMA yang di praktekkan dengan baik membawa KEBAHAGIAAN KEBENARAN adalah benar-benar PALING MANIS diantara cita rasa Orang yang hidup dengan KEBIJAKSANAANLAH yang dikatakan hidup PALING BAIK ” Samyuta Nikaya I : 228 Diatas adalah ajaran Guru Buddha untuk meningkatkan kwalitas batin umat Buddha menuju kebahagiaan hidup …
10 Feb 2018 8.994 views
Kalyanamitta berasal dari kata Kalyana yang artinya baik atau bagus dan Mitta yang artinya teman. Jadi Kalyanamitta berarti teman yang baik atau bagus yang dapat menjadikan diri kita selalu waspada dalam menempuh kehidupan dunia dan setelah meninggal. Terdapat empat macam sahabat yang dipandang berhati tulus ( suhada ) : yaitu A. sahabat penolong ( upakaro …
21 Feb 2016 8.879 views
Ada dua orang yang tidak terbalas jasa-jasa nya siapakah mereka ? AYAH dan IBU-mu. Barang siapa dapat mendorong orangtua-Nya menjadi berkeyakinan, berkebajikan, murah hati, bijaksana, dengan berbuat begitu, orang ini telah membalas, bahkan ia telah berbuat lebih dari pada sekedar membalas jasa-jasa orangtua-NYA. ( Anguttara Nikaya 161 ) Pada kesempatan ini saya ingin mengajak para DERMAWAN yang bisa …
30 Nov 2015 8.627 views
Agama Buddha yang oleh umat Buddha dikenal sebagai Buddha Dhamma, bersumber pada kesunyataan yang diungkapkan oleh Sang Buddha Gotama lebih dari dua ribu lima ratus tahun yang lalu, yang menguraikan hakekat kehidupan berdasarkan Pandangan Terang, dan oleh karenanya dapat membebaskan manusia dari ketidaktahuan (avijja) dan penderitaan (dukkha). Dalam sejarah perkembangan agama Buddha, telah timbul berbagai …
22 Feb 2016 6.566 views
DOKTRIN KELAHIRAN KEMBALI Apakah ada kehidupan sebelum kelahiran ? Akankah ada kehidupan setelah kematian ? Ini adalah pertanyaan – pertanyaan yang perlu dibicarakan secara serius dan tenang. Pertanyaan – pertanyaan yang memiliki kepentingan filosofis seperti itu harus dipertimbangkan dengan segenap pemikiran manusia secara objektif dan tanpa prasangka, tidak dipengaruhi oleh perasaan pribadinya. Seseorang mestinya jangan …
28 Jan 2017 5.779 views
Oleh : Y.M. Acharya Buddharakkhita Terdapat berbagai cara dalam latihan metta-bhavana, meditasi cinta kasih universal. Tiga metode dasar akan diuraikan di sini. Petunjuk-petunjuk ini, didasarkan pada sumber-sumber kitab suci dan kitab komentar, ditujukan untuk menjelaskan latihan meditasi metta dalam cara yang jelas, sederhana, dan langsung sehingga setiap orang yang bersungguh-sungguh ingin melaksanakan latihan tidak memiliki …
16 Sep 2018 5.468 views
Sekolah Minggu Remaja Pusdiklat Buddhis Sikkhadama Santibhumi, hari minggu 16 September 2018, di pagi yang cerah para remaja Buddhis berdatangan untuk melaksankan puja terhadap Guru Agung Buddha. Lantunan parita yang baik, terlihat pemimpin puja Aryo dan Anan membaca sesuai dengan tanda baca yang benar. Hal ini merupakan kebanggan bagi remaja Buddhis yang terus dapat turut …
03 Des 2017 4.916 views
“ Anuttaram Punnakhetam Lokassati” Dalam kehidupan manusia didunia ini, terdapat 4 hal yang selalu diinginkan, yaitu : menjadi kaya raya, memperoleh kedudukan yang tinggi, usia panjang, dan mencapai alam kebahagiaan setelah berakhirnya kehidupan di dunia. Secara universal praktek memberi (berdana) dikenal sebagai salah satu keluhuran manusia yang paling mendasar. Terlebih dalam ajaran agama Buddha berdana …
Comments are not available at the moment.