Home » Artikel » Perayaan Waisak 2561 BE/2017 di Lapas Pemuda Tangerang, Cara Ekstrim Bukan Cara Mencapai Ke-Buddha-an

Perayaan Waisak 2561 BE/2017 di Lapas Pemuda Tangerang, Cara Ekstrim Bukan Cara Mencapai Ke-Buddha-an

padamutisarana 01 Jun 2017 504


Oleh : Rendy Arifin

Waisak merupakan satu dari empat hari raya agama Buddha yang dirayakan oleh seluruh umat Buddha di belahan dunia, tak terkecuali bagi para warga binaan beragama Buddha di Lapas Kelas IIA Pemuda Tangerang. Hari Waisak atau yang biasa disebut dengan hari Buddha ini memperingati tiga peristiwa penting, diantaranya adalah kelahiran Pangeran Siddhartha, Pangeran Siddhartha mencapai penerangan sempurna menjadi Buddha, dan Sang Buddha wafat atau parinibbana.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, perayaan Waisak tahun ini juga dikemas secara sederhana dengan sakral dan kebersamaan. PC HIKMAHBUDHI Kota Tangerang selaku koordinator pembinaan rohani di Lapas ini mengadakan perayaan Waisak pada hari Sabtu, 21 Mei 2017 yang diikuti kurang lebih 30 warga binaan. Perayaan Waisak ini dihadiri oleh Bhikkhu Abhijato, senior, pengurus, dan juga anggota dari PC HIKMAHBUDHI Kota Tangerang.

Bhikkhu Abhijato dalam pesan Waisak-nya menyampaikan bahwa dalam tiga momen penting Waisak ini, ada satu momen yang wajib menjadi perhatian kita bersama, yaitu momen di mana Pangeran Siddhartha mencapai ke-Buddha-an. Selama enam tahun Petapa Siddhartha melakukan penyiksaan diri di hutan Uruvela dengan beranggapan bahwa jika jasmani ini tersiksa dan sakit, tetapi batin ini tidak ikut sakit, maka ini adalah pembebasan. Petapa Siddhartha melakukan penyiksaan diri ekstrim, seperti tidur dengan satu kaki tergantung di pohon, tidur dengan alas duri-duri atau benda tajam, membakar diri, mengurangi makan sangat ekstrim dan hampir saja meninggal jika tidak ditolong oleh Sujata dengan memberikan semangkuk bubur susu sapi. Setelah hampir mati, akhirnya petapa Siddhartha menyadari bahwa apa yang ia lakukan selama ini salah dan tidak bermanfaat. Jika senar gitar ditarik terlalu kencang, maka ia akan putus. Jika senar gitar ditarik terlalu kendur, maka ia tak bersuara. Tariklah senar gitar dengan tidak terlalu kencang maupun terlalu kendur. Petapa Siddhartha pun melakukan meditasi di bawah pohon besar (sekarang disebut pohon Bodhi) dan bertekad sepenuh hati bahwa ia tidak akan bangun sebelum mencapai penerangan sempurna atau menjadi Buddha.

 

Dalam momen Waisak ini, Bhikkhu Abhijato mengharapkan agar para warga binaan dapat menyadari kesalahan yang mereka lakukan dan terus melakukan kebajikan sehingga tidak akan melakukan kesalahan yang sama, terlebih lagi masuk ke dalam lapas ini berkali-kali.

Comments are not available at the moment.

Sorry, the comment form has been disabled on this page/article.
Related post
Musda I Sukses Membawa Dwi Sektiyono Cahyo sebagai Ketua, PERGABI DIY Siap Berkarya untuk Kemajuan Pendidikan Agama Buddha

padamutisarana

30 Nov 2024

Musda I Sukses Membawa Dwi Sektiyono Cahyo sebagai Ketua, PERGABI DIY Siap Berkarya untuk Kemajuan Pendidikan Agama Buddha Sleman, 30 November 2024 – Perkumpulan Guru Agama Buddha (PERGABI) Daerah Istimewa Yogyakarta mengadakan Musyawarah Daerah (MUSDA) I pemilihan dan pembentukan pengurus sekaligus melaksanakan pelantikan pengurus baru untuk periode 2024-2027. Kegiatan ini diselenggarakan di Vihara Dharma Wijaya, …

Meditasi Pernafasan – Pendahuluan Anapanasati Pokok Meditasi oleh YM. Kasapa Thera

padamutisarana

28 Nov 2024

Meditasi Pernafasan adalah salah satu meditasi Buddhis yang sangat populer dan mudah dilakukan untuk mengembangkan batin dan nilai luhur setiap manusia   Menurut Ajaran Sang Maha Buddha, ada 40 mata pokok Meditasi yang diperuntukkan bekerjanya pikiran dalam membangun Ketenangan melalui Jhana (Pencerapan). Ini adalah disebut Kamma-tthana, dan kata ‘Thanam’ (tempat, stasiun, landasan). Jadi, Kammatthana berarti …

Sutrimo Pimpin PERGABI Kalimantan Utara: Komitmen untuk Pendidikan Agama Buddha yang Berkualitas

padamutisarana

09 Nov 2024

Tanjung Selor, 09 November 2024 – Perkumpulan Guru Agama Buddha Indonesia (PERGABI) kini resmi terbentuk di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara). Kepengurusan PERGABI Kaltara untuk masa bakti 2024-2027 dibentuk melalui Musyawarah Daerah I (Musda I) PERGABI Kaltara yang berlangsung secara luring di Sekolah Buddhis Paramita bagi anggota yang berdomisili di Tanjung Selor dan daring bagi anggota …

Musda I PERGABI Jawa Timur: Sunarto Terpilih Menjadi Ketua

padamutisarana

10 Agu 2024

Magetan, 10 Agustus 2024 – Perkumpulan Guru Agama Buddha Indonesia (PERGABI) Provinsi Jawa Timur mengadakan Musyawarah Daerah (Musda) I di Hotel Merah 2 Sarangan Kabupaten Magetan Jawa Timur untuk pembentukan Pengurus Daerah (PD)  PERGABI Jawa Timur yang pertama. Bapak Roch Aksiadi, S.Ag., ST., MM., selaku Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat PERGABI hadir dengan penuh semangat dan …

Musda 1 Pergabi Kalsel: Narmin Resmi Terpilih sebagai Ketua Baru

padamutisarana

21 Jun 2024

Kalimantan Selatan, 14 Juni 2024 – Perkumpulan Guru Agama Buddha Indonesia (Pergabi) Provinsi Kalimantan Selatan sukses mengadakan Musyawarah Daerah (Musda) 1 yang dipusatkan di Aula Vihara Buddha Sasana Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut, pada Jumat, 14 Juni 2024. Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua Umum Pengurus Pusat Pergabi, Bapak Sukiman, S.Ag., M.Pd.B., dengan tujuan untuk membentuk Pengurus …

Konsolidasi PERGABI Kalimantan Barat: Subari, S.Ag Terpilih Menjadi Ketua dalam Musda I

padamutisarana

01 Jun 2024

Mempawah – Tisarana.Net 1 Juni 2024 – Perkumpulan Guru Agama Buddha Indonesia (PERGABI) Provinsi Kalimantan Barat mengadakan Musyawarah Daerah (Musda) I di Gedung PGRI Kabupaten Mempawah untuk pembentukan PD PERGABI Kalimantan Barat yang pertama. Bapak Tukul Slamet, S. Ag., selaku Sekretaris Pengurus Pusat PERGABI hadir dengan penuh semangat dan memberikan arahan serta motivasi kepada seluruh …

x
x