- BeritaMusda I Sukses Membawa Dwi Sektiyono Cahyo sebagai Ketua, PERGABI DIY Siap Berkarya untuk Kemajuan Pendidikan Agama Buddha
- ArtikelMeditasi Pernafasan – Pendahuluan Anapanasati Pokok Meditasi oleh YM. Kasapa Thera
- AgendaSutrimo Pimpin PERGABI Kalimantan Utara: Komitmen untuk Pendidikan Agama Buddha yang Berkualitas
- ArtikelMusda I PERGABI Jawa Timur: Sunarto Terpilih Menjadi Ketua
- ArtikelMusda 1 Pergabi Kalsel: Narmin Resmi Terpilih sebagai Ketua Baru
- BeritaKonsolidasi PERGABI Kalimantan Barat: Subari, S.Ag Terpilih Menjadi Ketua dalam Musda I
- ArtikelPELAKSANAAN PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA (P5) PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI
Membersihkan Kotoran-Kotoran Pikiran. Oleh YM. Bhante Sri Pannavaro Mahathera.
Membersihkan Kotoran-Kotoran Pikiran.
Oleh YM. Bhante Sri Pannavaro Mahathera.
Bagaimana cara nya membersihkan kotoran-kotoran batin, bhante? Caranya tak lain adalah berdana, peduli pada mereka yang menderita, mengendalikan perilaku, meditasinya dilanjutkan – tidak hanya untuk mencari ketenangan, keheningan, kenyamanan, tetapi lebih dari itu yaitu agar kesadaran kita menjadi lebih tajam. Bila suatu saat pikiran kita sedang bosan, apa yang harus kita lakukan bhante? Kalau cara yang biasa ya pergi minum, ke restoran bareng teman-teman atau malah membaca paritta keras-keras. Namun sebenarnya cara yang paling baik menurut meditasi, ya diperhatikan saja. Oh pikiran ku lagi ngambek. Diperhatikan saja, diamat-amati saja, nati juga akan hilang sendirinya. Kita semua pernah mengalami situasi yang menjengkelkan, membosankan, menjemukan. Kita bisa mengalihkannya dengan berbagai macam cara. Nah sekarang kita mengatasi kebosanan kita dengan memperhatikannya menggunakan kesadaran. Kesadaran itulah meditasi lanjutan. Menggunakan kesadaran itulah kita bermeditasi. Tidak hanya enjoy dengan keheningan, kenyamanan, ketenangan.
Apa bisa bhante, untuk mengatasi itu kita duduk diam penuh kesadaran, terus kalau waktu digunakan apakah kesadaran akan habis bhante? Oh kesadaran akan tumbuh lagi. Untuk itulah kesadaran harus diasah. Sekarang kita meditasi, seminggu kemudian baru meditasi lagi. Sehari-hari kesadarannya tidak dipakai dan akhirnya hilang. Apa lagi meditasi umat Buddha ini. Setahun sekali meditasi umat Buddha yang tepat waktu sampai detik-detiknya hanya pas meditasi menyembut detik-detik Waisak. Kesadaran ini tidak akan berkurang saudara-saudara. Sehari-hari dipakai malah akan bertambah dan bertambah. Kalau kekotoran batin diamati, bisa berkurang. Rasa bosan diamati, kebencian diamati, kemarahan diamati, akhirnya kekotoran batin berkurang. Rasa bosan diamati, kebencian diamati, kemarahan diamati, akhirnya kekotoran batin berkurang. Kalau kita buru-buru ke altar ke hadapan Sang Buddha, memang hilang dendamnya, tetapi itu hanya ditekan, di press, hilang di permukaan saja. Atau apabila kita menyetel video, baca paritta keras-keras, atau malah keluar pergi ke restoran makan-makan. Intinya tidak membuat diri kita samapi membalas orang lain, tetapi dendam ini hanya ditekan saja. Entah itu dengan iman, dengan keyakinan, paritta, doa, dendam atau kebencian itu di press. Apakah itu bagus? Oh bagus tapi tidak menyelesaikan masalah. Fondasi dendam itu tidak berkurang, hanya ditekan. Kalau menggunakan cara vipassana, dendam muncul di pikiran, saya tidak mau ingat-ingat tapi kok tiba-tiba muncul, munculnya di vihara lagi, apa tidak takut dendam saya ini dengan Buddha? Oh si dendam itu tidak takut. Nah kita cukup sadari; oh pikiran ku lagi teringat dia, itu akan mengurangi kotoran, tidak melekat apda kotoran, tidak menyembunyikan kotoran, tapi kotoran akan berkurang.
Menguranginya bagaimana bhante? Yah di amati saja. Nah batin yang bersih itulah yang patut disebut sebagai visudhi deva – lebih dari sekedar mahluk dewa. Jadi saudara jangan marah kepada diri sendiri kalau-kalau suatu saat timbul nafsu seksual, ingin makan, ingin mencuri, ingin merampok, itu tandanya Anda benci pada diri Anda sendiri, marah pada diri sendiri. Lalu bagaimana bhante? Yah dibiarkan saja dan cukup disadari. Jangan takut pada kekotoran itu muncul. Takutlah kalau Anda sendiri tidak menyadarinya, karena dengan tidak menyadari itulah bisa-bisa menjadi karma pikiran, perbuatan, dan ucapan. Kalau ada kesempatan dan niat jadilah perbuatan buruk. Nah sekarang kalau pikiran kotor itu muncul, tidak usah marah, tidak usah malu, siapa yang bisa baca pikiran Saudara? Tidak ada, jangan marah, jangan malu, under – estimate. Saya ini banyak lemahnya – tidak perlu menyalahkan diri sendiri. Cukup mengetahui saja, disadari saja; apa sebabnya, dianalisa. Meditasi hanya memperhatikan dan dengan kekuatan perhatian itulah maka gejolak itu akan tenggelam. Anda bersihkan mental Anda. Di Buddhis menyesal tidak ada artinya. Perbuatan buruk di hadapan Buddha. Oh ampunilah saya Sang Buddha, saya akan namaskara 100 kali. Semua itu akan percuma.
padamutisarana
30 Nov 2024
Musda I Sukses Membawa Dwi Sektiyono Cahyo sebagai Ketua, PERGABI DIY Siap Berkarya untuk Kemajuan Pendidikan Agama Buddha Sleman, 30 November 2024 – Perkumpulan Guru Agama Buddha (PERGABI) Daerah Istimewa Yogyakarta mengadakan Musyawarah Daerah (MUSDA) I pemilihan dan pembentukan pengurus sekaligus melaksanakan pelantikan pengurus baru untuk periode 2024-2027. Kegiatan ini diselenggarakan di Vihara Dharma Wijaya, …
padamutisarana
28 Nov 2024
Meditasi Pernafasan adalah salah satu meditasi Buddhis yang sangat populer dan mudah dilakukan untuk mengembangkan batin dan nilai luhur setiap manusia Menurut Ajaran Sang Maha Buddha, ada 40 mata pokok Meditasi yang diperuntukkan bekerjanya pikiran dalam membangun Ketenangan melalui Jhana (Pencerapan). Ini adalah disebut Kamma-tthana, dan kata ‘Thanam’ (tempat, stasiun, landasan). Jadi, Kammatthana berarti …
padamutisarana
09 Nov 2024
Tanjung Selor, 09 November 2024 – Perkumpulan Guru Agama Buddha Indonesia (PERGABI) kini resmi terbentuk di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara). Kepengurusan PERGABI Kaltara untuk masa bakti 2024-2027 dibentuk melalui Musyawarah Daerah I (Musda I) PERGABI Kaltara yang berlangsung secara luring di Sekolah Buddhis Paramita bagi anggota yang berdomisili di Tanjung Selor dan daring bagi anggota …
padamutisarana
10 Agu 2024
Magetan, 10 Agustus 2024 – Perkumpulan Guru Agama Buddha Indonesia (PERGABI) Provinsi Jawa Timur mengadakan Musyawarah Daerah (Musda) I di Hotel Merah 2 Sarangan Kabupaten Magetan Jawa Timur untuk pembentukan Pengurus Daerah (PD) PERGABI Jawa Timur yang pertama. Bapak Roch Aksiadi, S.Ag., ST., MM., selaku Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat PERGABI hadir dengan penuh semangat dan …
padamutisarana
21 Jun 2024
Kalimantan Selatan, 14 Juni 2024 – Perkumpulan Guru Agama Buddha Indonesia (Pergabi) Provinsi Kalimantan Selatan sukses mengadakan Musyawarah Daerah (Musda) 1 yang dipusatkan di Aula Vihara Buddha Sasana Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut, pada Jumat, 14 Juni 2024. Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua Umum Pengurus Pusat Pergabi, Bapak Sukiman, S.Ag., M.Pd.B., dengan tujuan untuk membentuk Pengurus …
padamutisarana
01 Jun 2024
Mempawah – Tisarana.Net 1 Juni 2024 – Perkumpulan Guru Agama Buddha Indonesia (PERGABI) Provinsi Kalimantan Barat mengadakan Musyawarah Daerah (Musda) I di Gedung PGRI Kabupaten Mempawah untuk pembentukan PD PERGABI Kalimantan Barat yang pertama. Bapak Tukul Slamet, S. Ag., selaku Sekretaris Pengurus Pusat PERGABI hadir dengan penuh semangat dan memberikan arahan serta motivasi kepada seluruh …
10 Feb 2018 9.112 views
Kalyanamitta berasal dari kata Kalyana yang artinya baik atau bagus dan Mitta yang artinya teman. Jadi Kalyanamitta berarti teman yang baik atau bagus yang dapat menjadikan diri kita selalu waspada dalam menempuh kehidupan dunia dan setelah meninggal. Terdapat empat macam sahabat yang dipandang berhati tulus ( suhada ) : yaitu A. sahabat penolong ( upakaro …
21 Feb 2016 8.965 views
Ada dua orang yang tidak terbalas jasa-jasa nya siapakah mereka ? AYAH dan IBU-mu. Barang siapa dapat mendorong orangtua-Nya menjadi berkeyakinan, berkebajikan, murah hati, bijaksana, dengan berbuat begitu, orang ini telah membalas, bahkan ia telah berbuat lebih dari pada sekedar membalas jasa-jasa orangtua-NYA. ( Anguttara Nikaya 161 ) Pada kesempatan ini saya ingin mengajak para DERMAWAN yang bisa …
30 Nov 2015 8.663 views
Agama Buddha yang oleh umat Buddha dikenal sebagai Buddha Dhamma, bersumber pada kesunyataan yang diungkapkan oleh Sang Buddha Gotama lebih dari dua ribu lima ratus tahun yang lalu, yang menguraikan hakekat kehidupan berdasarkan Pandangan Terang, dan oleh karenanya dapat membebaskan manusia dari ketidaktahuan (avijja) dan penderitaan (dukkha). Dalam sejarah perkembangan agama Buddha, telah timbul berbagai …
22 Feb 2016 6.606 views
DOKTRIN KELAHIRAN KEMBALI Apakah ada kehidupan sebelum kelahiran ? Akankah ada kehidupan setelah kematian ? Ini adalah pertanyaan – pertanyaan yang perlu dibicarakan secara serius dan tenang. Pertanyaan – pertanyaan yang memiliki kepentingan filosofis seperti itu harus dipertimbangkan dengan segenap pemikiran manusia secara objektif dan tanpa prasangka, tidak dipengaruhi oleh perasaan pribadinya. Seseorang mestinya jangan …
28 Jan 2017 5.832 views
Oleh : Y.M. Acharya Buddharakkhita Terdapat berbagai cara dalam latihan metta-bhavana, meditasi cinta kasih universal. Tiga metode dasar akan diuraikan di sini. Petunjuk-petunjuk ini, didasarkan pada sumber-sumber kitab suci dan kitab komentar, ditujukan untuk menjelaskan latihan meditasi metta dalam cara yang jelas, sederhana, dan langsung sehingga setiap orang yang bersungguh-sungguh ingin melaksanakan latihan tidak memiliki …
16 Sep 2018 5.493 views
Sekolah Minggu Remaja Pusdiklat Buddhis Sikkhadama Santibhumi, hari minggu 16 September 2018, di pagi yang cerah para remaja Buddhis berdatangan untuk melaksankan puja terhadap Guru Agung Buddha. Lantunan parita yang baik, terlihat pemimpin puja Aryo dan Anan membaca sesuai dengan tanda baca yang benar. Hal ini merupakan kebanggan bagi remaja Buddhis yang terus dapat turut …
03 Des 2017 4.949 views
“ Anuttaram Punnakhetam Lokassati” Dalam kehidupan manusia didunia ini, terdapat 4 hal yang selalu diinginkan, yaitu : menjadi kaya raya, memperoleh kedudukan yang tinggi, usia panjang, dan mencapai alam kebahagiaan setelah berakhirnya kehidupan di dunia. Secara universal praktek memberi (berdana) dikenal sebagai salah satu keluhuran manusia yang paling mendasar. Terlebih dalam ajaran agama Buddha berdana …
Comments are not available at the moment.