- BeritaMusda I Sukses Membawa Dwi Sektiyono Cahyo sebagai Ketua, PERGABI DIY Siap Berkarya untuk Kemajuan Pendidikan Agama Buddha
- ArtikelMeditasi Pernafasan – Pendahuluan Anapanasati Pokok Meditasi oleh YM. Kasapa Thera
- AgendaSutrimo Pimpin PERGABI Kalimantan Utara: Komitmen untuk Pendidikan Agama Buddha yang Berkualitas
- ArtikelMusda I PERGABI Jawa Timur: Sunarto Terpilih Menjadi Ketua
- ArtikelMusda 1 Pergabi Kalsel: Narmin Resmi Terpilih sebagai Ketua Baru
- BeritaKonsolidasi PERGABI Kalimantan Barat: Subari, S.Ag Terpilih Menjadi Ketua dalam Musda I
- ArtikelPELAKSANAAN PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA (P5) PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI
Sifat Dasar dari Cinta dan Kenikmatan by Ven. K.Sri Dhammananda
CINTA
Terdapat berbagai jenis cinta, dan biasanya hal ini dibedakan sebagai rasa cinta ibu, rasa cinta saudara, cinta nafsu, cinta emosional, cinta seksual, cinta dengan ego, cinta tanpa ego, dan cinta universal.
Jika manusia hanya memupuk cinta ego dan jasmaniah mereka terhadap yang lainnya, maka jenis cinta seperti itu
tidak dapat bertahan lama. Dalam hubungan cinta yang sejati , seseorang tidak semesti nya bertanya seberapa banyak yang dapat diperolehnya, namun seberapa banyak yang dapat
diberikannya.
Ketika kecantikan, kejelitaan dan kemudaan telah memudar, seorang suami yang hanya melihat cinta dari aspek jasmani dapat berpikir untuk memiliki wanita muda lagi. Jenis cinta begini adalah jenis cinta binatang atau nafsu. Jika seorang pria benar-benar mengembangkan cinta sebagai suatu ekspresi dari perhatian manusia terhadap makhluk lainnya, ia tidak akan hanya memperhatikan kecantikan luar dan fisik dari pasangannya.
Kecantikan dan kejelitaan pasangannya semestinya berada di dalam hati dan pikirannya, bukan pada tampak luarnya.
Demikian pula, seorang istri yang mengikuti ajaran Buddha tidak akan pernah mengabaikan suaminya meskipun suaminya itu telah menjadi tua, miskin atau sakit.
“Saya punya kekhawatiran bahwa gadis modern dewasa ini ingin menjadi Juliet, untuk memiliki selusin Romeo. Ia suka petualangan…. Gadis modern mengenakan pakaian bukan lagi untuk melindungi tubuhnya dari angin, hujan dan terik matahari, tetapi untuk menarik perhatian. Ia memoles diri dengan dandanan dan agar terlihat menarik.”
– Gandhi
SEKS
Seks itu sendiri sesungguhnya tidaklah “jahat”, meskipun pesona serta pikatan terhadapnya memang mengganggu ketenangan pikiran, dan karenanya tidaklah mendukung perkembangan spiritual. Dalam situasi yang ideal, seks merupakan puncak kepuasan fisik dari hubungan emosional yang mendalam, di mana kedua pasangan saling memberi dan menerima secara sama. Gambaran cinta yang digambarkan oleh kelompok komersial melalui media massa yang kita sebut budaya “barat” bukanlah merupakan cinta “nyata”. Keti ka seekor hewan ingin melakukan hubungan seks, ia akan menunjukkan “cintanya”, namun setelah menikmati hubungan seks, ia akan segera melupakan cintanya. Bagi hewan, seks hanyalah merupakan sekedar dorongan naluri buat mempertahankan kelangsungan jenisnya. Namun seorang manusia memiliki lebih banyak hal yang dapat diberikan dalam konsep cinta. Tugas dan kewajiban merupakan unsur-unsur penti ng untuk mempertahankan kesatuan, keharmonisan dan saling pengerti an dalam suatu hubungan antar manusia. Seks bukanlah merupakan unsur paling penti ng bagi kebahagiaan kehidupan pernikahan. Mereka yang telah menjadi budak seks hanya akan menghancurkan cinta dan harkat kemanusiaan dalam pernikahan. Namun terpisah dari hal itu, seorang wanita sendiri musti berhenti menganggap kalau dirinya merupakan objek bagi nafsu berahi seorang pria. Jalan pemecahannya sesungguhnya lebih terletak pada di pihak wanita keti mbang di pihak si pria. Ia harus menolak untuk mendandani dirinya semata untuk menggairahkan laki-laki, meskipun andaikata laki-laki tersebut adalah suaminya. Jika ia ingin menjadi pasangan yang setara dengan seorang pria, ia harus berbusana sedemikian sehingga punya martabat, dan ia bukan menjadi suatu simbol seks. —
Pernikahan untuk kepuasan nafsu seksual bukanlah merupakan suatu pernikahan. Itu berahi belaka. (Gandhi)
Cinta dapat jadi merupakan produk dari seks, namun sebaliknya juga demikian: seks merupakan suatu ekspresi dari cinta. Dalam kehidupan pernikahan bahagia yang ideal, baik cinta maupun seks tidak dapat dipisahkan.
Penjelasan Sang Buddha
Kita dapat mempelajari ajaran Sang Buddha berkaitan dengan perasaan yang dimiliki oleh pria dan wanita satu sama lainnya. Sang Buddha berkata bahwa beliau tidak pernah melihat objek lainnya di dunia ini yang dapat menarik perhatian seorang pria lebih daripada gambaran seorang wanita. Begitu pula hal utama yang menarik seorang wanita tak lain adalah gambaran seorang pria. Hal ini berarti secara alamiah, wanita dan pria saling memberikan kenikmatan duniawi. Mereka tidak dapat memperoleh kebahagiaan sejenis ini dari objek lainnya. Ketika kita mengamatidengan seksama, kita menyadari bahwa di antara semua hal yang memberikan kenikmatan, tidak ada objek lainnya yang dapat memuaskan seluruh lima indera manusia pada saat bersamaan selain gambaran pria dan wanita.
Orang Yunani kuno paham benar tentang hal ini ketika mereka mengatakan bahwa pada awalnya pria dan wanita itu adalah satu. Mereka kemudian terpisah. Kedua bagian yang terpisah itu lalu terus menerus saling berusaha mencari satu sama lainnya untuk bersatu kembali sebagai pria dan wanita.
Kenikmatan
Orang muda pada dasarnya senang menuruti kenikmatan duniawi yang dapat meliputi hal-hal yang baik maupun yang buruk. Hal-hal baik, seperti kesenangan terhadap musik, puisi, tarian, makanan enak, pakaian dan hal-hal serupa lainnya memang tidak mencelakakan bagi tubuh. Cuma hal-hal itu mengalihkan perhatian kita dalam melihat perubahan serta ketidakpastian hidup dan karenanya menghambat kita dalam memahami sifat sejati dari diri ini. Indera dan perasaan orang-orang muda sangatlah segar dan tajam; mereka sangat berhasrat untuk memuaskan seluruh kelima indera. Hampir setiap hari, mereka merencana dan mencari cara serta langkah untuk mengalami beberapa bentuk kenikmatan. Sejalan dengan sifat alamiah hidup ini, seseorang tidak akan pernah dapat puas dengan kenikmatan apapun yang dirasakannya dan akibatnya kecanduan hanya akan menciptakan lebih banyak kecemasan dan kegelisahan.
Ketika kita berpikir mendalam tentang hal ini, kita bisa memahami bahwa hidup sebenarnya bukanlah apa-apa selain sebuah mimpi. Pada akhirnya, apa yang kita peroleh dari kemelekatan terhadap hidup ini? Hanya lebih banyak kegelisahan, kekecewaan dan frustasi. Barangkali kita memang menikmatibeberapa saat yang menyenangkan, namun pada akhirnya, kita harus berusaha mencari tahu apa sih tujuan hidup kita sesungguhnya?
Ketika seseorang tak lagi dahaga akan kenikmatan sensual dan tidak mencari kenyamanan fi sik bersama dengan orang lain, maka kebutuhan untuk menikah tidak timbul. Penderitaan dan kenikmatan duniawi keduanya merupakan hasil kedahagaan, kemelekatan dan emosi. Apabila kita malah berusaha untuk mengontrol dan menekan emosi kita dengan menerapkan caracara tak realistis, kita akan menciptakan kekacauan dalam pikiran dan tubuh fi sik kita. Oleh karena itu, kita harus tahu bagaimana cara menangani dan mengendalikan hasrat manusiawi kita. Tanpa menciderai atau menyalahgunakan hasrat ini, kita dapat menjinakkan keinginan kita dengan pemahaman yang tepat.
Sumber :
Vidyāsenā Production
Vihāra Vidyāloka
padamutisarana
28 Nov 2024
Meditasi Pernafasan adalah salah satu meditasi Buddhis yang sangat populer dan mudah dilakukan untuk mengembangkan batin dan nilai luhur setiap manusia Menurut Ajaran Sang Maha Buddha, ada 40 mata pokok Meditasi yang diperuntukkan bekerjanya pikiran dalam membangun Ketenangan melalui Jhana (Pencerapan). Ini adalah disebut Kamma-tthana, dan kata ‘Thanam’ (tempat, stasiun, landasan). Jadi, Kammatthana berarti …
padamutisarana
09 Nov 2024
Tanjung Selor, 09 November 2024 – Perkumpulan Guru Agama Buddha Indonesia (PERGABI) kini resmi terbentuk di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara). Kepengurusan PERGABI Kaltara untuk masa bakti 2024-2027 dibentuk melalui Musyawarah Daerah I (Musda I) PERGABI Kaltara yang berlangsung secara luring di Sekolah Buddhis Paramita bagi anggota yang berdomisili di Tanjung Selor dan daring bagi anggota …
padamutisarana
10 Agu 2024
Magetan, 10 Agustus 2024 – Perkumpulan Guru Agama Buddha Indonesia (PERGABI) Provinsi Jawa Timur mengadakan Musyawarah Daerah (Musda) I di Hotel Merah 2 Sarangan Kabupaten Magetan Jawa Timur untuk pembentukan Pengurus Daerah (PD) PERGABI Jawa Timur yang pertama. Bapak Roch Aksiadi, S.Ag., ST., MM., selaku Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat PERGABI hadir dengan penuh semangat dan …
padamutisarana
21 Jun 2024
Kalimantan Selatan, 14 Juni 2024 – Perkumpulan Guru Agama Buddha Indonesia (Pergabi) Provinsi Kalimantan Selatan sukses mengadakan Musyawarah Daerah (Musda) 1 yang dipusatkan di Aula Vihara Buddha Sasana Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut, pada Jumat, 14 Juni 2024. Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua Umum Pengurus Pusat Pergabi, Bapak Sukiman, S.Ag., M.Pd.B., dengan tujuan untuk membentuk Pengurus …
padamutisarana
30 Mei 2024
Berdasarkan Permendikbudristek No. 56/M/2022, Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila adalah kegiatan kokurikuler berbasis projek yag dirancang guna menguatkan pencapaian kompetensi dan karakter profil pelajar Pancasila yang disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan. Projek ini merupakan bagian dari Kurikulum Merdeka, yang bertujuan untuk menciptakan lulusan siswa-siswa Indonesia yang tergambar sebagai profil Pelajar Pancasila. Dalam upaya membentuk Profil …
padamutisarana
30 Mei 2024
Batam, Tisarana.net – Rabu, 29 Mei 2024 Perkumpulan Guru Agama Buddha Indonesia (PERGABI) resmi terbentuk di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Kepengurusan PERGABI Kepri untuk masa bakti 2024-2027 dibentuk melalui Musyawarah Daerah I (Musda I) PERGABI Kepri yang berlangsung di BIZ Hotel, Batam. Acara tersebut juga menjadi momen penting untuk pelantikan ketua baru. Dalam sambutannya, Edy …
10 Feb 2018 9.090 views
Kalyanamitta berasal dari kata Kalyana yang artinya baik atau bagus dan Mitta yang artinya teman. Jadi Kalyanamitta berarti teman yang baik atau bagus yang dapat menjadikan diri kita selalu waspada dalam menempuh kehidupan dunia dan setelah meninggal. Terdapat empat macam sahabat yang dipandang berhati tulus ( suhada ) : yaitu A. sahabat penolong ( upakaro …
21 Feb 2016 8.938 views
Ada dua orang yang tidak terbalas jasa-jasa nya siapakah mereka ? AYAH dan IBU-mu. Barang siapa dapat mendorong orangtua-Nya menjadi berkeyakinan, berkebajikan, murah hati, bijaksana, dengan berbuat begitu, orang ini telah membalas, bahkan ia telah berbuat lebih dari pada sekedar membalas jasa-jasa orangtua-NYA. ( Anguttara Nikaya 161 ) Pada kesempatan ini saya ingin mengajak para DERMAWAN yang bisa …
30 Nov 2015 8.647 views
Agama Buddha yang oleh umat Buddha dikenal sebagai Buddha Dhamma, bersumber pada kesunyataan yang diungkapkan oleh Sang Buddha Gotama lebih dari dua ribu lima ratus tahun yang lalu, yang menguraikan hakekat kehidupan berdasarkan Pandangan Terang, dan oleh karenanya dapat membebaskan manusia dari ketidaktahuan (avijja) dan penderitaan (dukkha). Dalam sejarah perkembangan agama Buddha, telah timbul berbagai …
22 Feb 2016 6.588 views
DOKTRIN KELAHIRAN KEMBALI Apakah ada kehidupan sebelum kelahiran ? Akankah ada kehidupan setelah kematian ? Ini adalah pertanyaan – pertanyaan yang perlu dibicarakan secara serius dan tenang. Pertanyaan – pertanyaan yang memiliki kepentingan filosofis seperti itu harus dipertimbangkan dengan segenap pemikiran manusia secara objektif dan tanpa prasangka, tidak dipengaruhi oleh perasaan pribadinya. Seseorang mestinya jangan …
28 Jan 2017 5.801 views
Oleh : Y.M. Acharya Buddharakkhita Terdapat berbagai cara dalam latihan metta-bhavana, meditasi cinta kasih universal. Tiga metode dasar akan diuraikan di sini. Petunjuk-petunjuk ini, didasarkan pada sumber-sumber kitab suci dan kitab komentar, ditujukan untuk menjelaskan latihan meditasi metta dalam cara yang jelas, sederhana, dan langsung sehingga setiap orang yang bersungguh-sungguh ingin melaksanakan latihan tidak memiliki …
16 Sep 2018 5.486 views
Sekolah Minggu Remaja Pusdiklat Buddhis Sikkhadama Santibhumi, hari minggu 16 September 2018, di pagi yang cerah para remaja Buddhis berdatangan untuk melaksankan puja terhadap Guru Agung Buddha. Lantunan parita yang baik, terlihat pemimpin puja Aryo dan Anan membaca sesuai dengan tanda baca yang benar. Hal ini merupakan kebanggan bagi remaja Buddhis yang terus dapat turut …
03 Des 2017 4.941 views
“ Anuttaram Punnakhetam Lokassati” Dalam kehidupan manusia didunia ini, terdapat 4 hal yang selalu diinginkan, yaitu : menjadi kaya raya, memperoleh kedudukan yang tinggi, usia panjang, dan mencapai alam kebahagiaan setelah berakhirnya kehidupan di dunia. Secara universal praktek memberi (berdana) dikenal sebagai salah satu keluhuran manusia yang paling mendasar. Terlebih dalam ajaran agama Buddha berdana …
Comments are not available at the moment.