- AgendaOne Day Mindfulness (ODM) di ISMC Jakarta
- BeritaMusda I Sukses Membawa Dwi Sektiyono Cahyo sebagai Ketua, PERGABI DIY Siap Berkarya untuk Kemajuan Pendidikan Agama Buddha
- ArtikelMeditasi Pernafasan – Pendahuluan Anapanasati Pokok Meditasi oleh YM. Kasapa Thera
- AgendaSutrimo Pimpin PERGABI Kalimantan Utara: Komitmen untuk Pendidikan Agama Buddha yang Berkualitas
- ArtikelMusda I PERGABI Jawa Timur: Sunarto Terpilih Menjadi Ketua
- ArtikelMusda 1 Pergabi Kalsel: Narmin Resmi Terpilih sebagai Ketua Baru
- BeritaKonsolidasi PERGABI Kalimantan Barat: Subari, S.Ag Terpilih Menjadi Ketua dalam Musda I

Betapa Mudahnya untuk Hidup Bahagia…!!!
Arahkan Hidup Anda
Kehidupan menjadi kompleks dan hampir berantakan ketika kita tidak memiliki arahan hidup yang tepat. Jelas sekali ketika anda tidak tegas dengan arahan hidup anda maka anda mudah untuk tergonjang ganjing ke kanan ke kiri, atas bawah, maju mundur sungguh melelahkan. Tegaskan arahan hidup anda. Untuk menjadi mudah bahagia maka sederhana sekali bahwa arahan hidup kita adalah kebahagiaan. Kebahagiaan adalah bentuk rasa yang dapat kita rasakan melalui keadaan mental tertentu. Berikut marilah kita perdalam pemahaman kita akan kebahagiaan melalui pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Siapakah yang ingin bahagia saat ini?
2. Siapakah yang dapat bahagia saat ini?
3. Siapakah yang dapat membuat anda bahagia saat ini?
Sudahkah anda menjawabnya?. Tentu penulis yakin anda akan menjawab dengan satu huruf jika dalam versi bahasa inggris yaitu I atau SAYA. Tepat sekali, sayalah yang ingin bahagia saat ini, sayalah yang dapat bahagia saat ini, sayalah yang dapat membuat saya bahagia saat ini. Secara lebih lantang kita dapat menjawab seperti ini, “Sayalah yang ingin bahagia saat ini bukan anda, sayalah yang dapat bahagia saat ini bukan anda, sayalah yang dapat membuat saya bahagia saat ini bukan anda”. Ketegasan ini sangat kita perlukan untuk membuat kita bahagia secara mudah. Adalah kurang tepat jika anda berharap pasangan anda, keluarga anda, anak anda, orang tua anda untuk bahagia sedangkan anda sendiri diliputi oleh kekecewaan, kekesalan, kemarahan, dan penderitaan lainnya. Untuk itu ketegasan dalam jawaban atas ketiga pertanyaan di atas menjadi kunci jawaban untuk mempermudah anda masuk ke arus kebahagiaan.
Masalah itu guru/sahabat kita loh . . .
Anda tentu dapat dengan tegas mengatakan sayalah penentu kebahagiaan saya sendiri. Namun ketika anda diminta untuk merenungkan kebahagiaan anda di saat harta anda dicuri, istri atau suami yang anda cintai meninggal, anda dipecat, gaji anda dikorupsi, rumah anda terbakar dan lainnya, apakah anda masih dapat menjadi bahagia? Tentu sebagian akan menjawab ,’Tidak, saya menjadi tidak bahagia jika kondisi tersebut terjadi’. Reaksi ini sungguh wajar dan biasa terjadi demikian. Untuk itulah perlu kita perkuat atas jawaban dari pertanyaan siapa yang dapat membuat anda bahagia. Kebahagiaan yang masih terkondisi atau masih tergantung dengan kondisi merupakan kebahagiaan yang masih perlu kita tingkat jauh lebih tinggi agar kebahagiaan kita bebas dari kondisi apapun. Namun tidak masalah seberapa jauh anda bahagia saat ini apakah terkondisi atau tidak yang terpenting saat ini adalah anda perlu melihat bahwa kondisi yang ada di sekitar kita adalah guru yang paling dekat dengan kita. Sekali lagi guru bukan murid bukan juga musuh. Atau jika mau diubah istilah guru boleh dengan istri atau suami atau sahabat atau orang tua, apapun istilah yang digunakan silakan disesuaikan dengan mood masing-masing yang penting adalah istilah tersebut membuat kita menjadi lebih ‘lerem’ alias lebih tenang tidak gelisah. Sekali lagi saya ingatkan bahwa penting sekali memilih kata untuk menentukan perasaan kita. Ketika kita memilih kata untuk masalah dengan mengganti kata masalah menjadi guru maka masalah yang ada tentu membuat kita belajar untuk menyelesaikannya, dan bukan lagi masalah yang hadir membuat kita menjadi gelisah berlama-lama, atau putus asa sehingga berlama-lama dengan sang emosi negatif.
Lihatlah dan renungkanlah, saya sangat yakin sekali segala yang terjadi sekarang ini dengan hidup kita adalah bagian dari diri kita sendiri, bagian dari perbuatan kita sendiri, bagian dari kesalahan atau kebajikan kita sendiri. Peganglah keyakinan ini maka anda mudah untuk menerima setiap masalah atau rejeki sebagai belahan hidup anda. Yakinlah bahwa setiap hal yang datang dan berdiam dalam hidup anda saat ini adalah bagian dari sejarah yang pernah anda buat sebelumnya baik anda sadari atau anda ingat atau yang tidak anda sadari atau anda tidak ingat. Jika kamus hidup anda masih beranggapan bahwa segala masalah yang datang sebagai kesialan semata atau karena ulah orang lain sehingga anda menjadi kambing hitam, dan segala rejeki sebagai hoki semata atau sim salabim semata atau hanya belas kasihan dari seseorang semata, maka anda akan sulit menerima masalah dan rejeki sebagai bagian belahan hidup anda atau sebagai bagian dari tindakan anda. Mari kita lihat sebuah contoh kejadian berikut; seorang mahasiswi pulang kuliah terlampau larut malam, ia akhirnya memutuskan untuk pulang ke kosnya yang berjarak cukup jauh katakanlah 15 km dari kampusnya ia putuskan menggunakan taksi. Ternyata taksi yang digunakkannya terdapat orang-orang jahat dan akhir cerita sang mahasiswi dirampok harta dan jasmaninya. Perhatikanlah ketika kita mendengar masalah ini, umumnya kita akan marah besar dengan sang perampok, dan ini wajar itu adalah reaksi alami selaku manusia yang penuh belas kasihan. Namun ketika kita merenungkan jika mahasiswi itu adalah kita, maka apa yang terjadi dengan kehidupan kita jika kita bereaksi yang serupa menyalahkan perampok tersebut siang dan malam, subuh dan petang tiada lagi kebahagiaan yang ada adalah kebencian yang kuat. Reaksi yang kita munculkan ternyata tidak pernah membawa kita untuk dapat menangkap sang perampok, dan perampok mungkin telah melakukan aksinya lagi kepada korban-korban lainnya tanpa pernah mengingat kita yang pernah menjadi korbannya. Rasa sakit tentu ada, rasa kecewa tentu ada, rasa kesal dan rasa negatif lainnya tentu bermunculan sebagai reaksi dari kondisi yang tidak menyenangkan, sekali lagi ini adalah wajar. Namun yang perlu kita siasati saat ini adalah kehidupan kita saat ini, kehidupan kita sekarang yang masih ada dan tak tersentuh oleh sang perampok. Kita masih memiliki kehidupan kita sekarang, iya yang sekarang adalah kehidupan kita. Untuk itu lihatlah sekali lagi sesungguhnya yang kita benci, kesali, marah, kecewa adalah ingatan kita di masa lampau yang telah lewat jauh ratusan hingga ribuan detik sebelumnya, dan sekali lagi tolonglah hargai, nikmati, terimalah kehidupan kita saat ini. Jika kita memang ingin hidup lebih baik, ingin hidup bahagia, benar-benar bahagia, maka terimalah Menerima masalah perampokan tersebut sebagai guru/sahabat kita yang sedang memberikan peringatan kepada kita bahwa ada yang salah dalam hidup kita dahulu kala, dan mengingatkan kita juga untuk segera membenahi kehidupan kita saat ini menuju masa depan yang lebih baik. Dengan penerimaan ini maka muncul emosi positif yaitu semangat hidup untuk belajar mengkoreksi diri, dan stop menyalahkan sang perampok, sang polisi yang tidak ada di lokasi, sang operator taksi, sang jalan, sang pemerintah, sang . . . dan sang lainnyaa… masih banyak sekali hal yang dapat kita salahkan ketika pikiran kita mulai mencari kambing hitam atas masalah kita. Namun ketika kita menerima masalah sebagai guru/sahabat kita maka kita stop menyalahkan orang lain, kita fokus kepada koreksi diri, perbaiki diri, kembalikan diri untuk hidup di saat ini di masa sekarang ini dan kita sangat menghargai kehidupan kita saat ini dan tidak lagi menyia-nyiakan kehidupan kita sekarang dengan berlama-lama kecewa, gelisah, putus asa, dan takut atas kejadian yang telah terjadi terhadap kita. Setelah menerima masalah sebagai guru / sahabat kita maka kita telah menekan tombol kebahagiaan kita. Lihat saja anda akan mudah untuk hidup lebih baik lagi, dan bahkan anda dapat lebih berkualitas lagi dalam menjalani hidup anda saat ini.
Penerimaan masalah tidak sama dengan penolakan masalah. Penolakan masalah memiliki ciri-ciri di antaranya kecemasan, trauma, ketakutan akan objek-objek tertentu yang menjadi pemicu karena objek tersebut terlihat, terdengar, teraba ketika masalah muncul (fobia) misalnya dari contoh mahasiswi yang dirampok di atas jika terjadi penolakan atas masalah yang terjadi maka sang mahasiswi dapat menjadi fobia ketika melihat warna mobil, tulisan taksi, atau kumis sang perampok, atau suara mobil. Sedangkan penerimaan masalah memiliki ciri-ciri di antaranya lebih waspada, lebih tenang, kembali berkarya, membagikan kiat-kiat keluar dari masalah, melakukan perubahan hidup melalui tindakan yang lebih positif. Pilihlah yang anda inginkan, anda ingin menolak atau menerima masalah, dan tentu saya tahu anda lebih memilih menerima masalah sebagai bagian dari hidup anda, menerima masalah sebagai guru/sahabat anda, menerima masalah sebagai sarana belajar mengkoreksi diri anda sendiri.
Sumber :
AHHA – It’s Easy To Be Happy
Penulis : Frengky
Vidyāsenā Production
Vihāra Vidyāloka
padamutisarana
28 Nov 2024
Meditasi Pernafasan adalah salah satu meditasi Buddhis yang sangat populer dan mudah dilakukan untuk mengembangkan batin dan nilai luhur setiap manusia Menurut Ajaran Sang Maha Buddha, ada 40 mata pokok Meditasi yang diperuntukkan bekerjanya pikiran dalam membangun Ketenangan melalui Jhana (Pencerapan). Ini adalah disebut Kamma-tthana, dan kata ‘Thanam’ (tempat, stasiun, landasan). Jadi, Kammatthana berarti …
padamutisarana
09 Nov 2024
Tanjung Selor, 09 November 2024 – Perkumpulan Guru Agama Buddha Indonesia (PERGABI) kini resmi terbentuk di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara). Kepengurusan PERGABI Kaltara untuk masa bakti 2024-2027 dibentuk melalui Musyawarah Daerah I (Musda I) PERGABI Kaltara yang berlangsung secara luring di Sekolah Buddhis Paramita bagi anggota yang berdomisili di Tanjung Selor dan daring bagi anggota …
padamutisarana
10 Agu 2024
Magetan, 10 Agustus 2024 – Perkumpulan Guru Agama Buddha Indonesia (PERGABI) Provinsi Jawa Timur mengadakan Musyawarah Daerah (Musda) I di Hotel Merah 2 Sarangan Kabupaten Magetan Jawa Timur untuk pembentukan Pengurus Daerah (PD) PERGABI Jawa Timur yang pertama. Bapak Roch Aksiadi, S.Ag., ST., MM., selaku Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat PERGABI hadir dengan penuh semangat dan …
padamutisarana
21 Jun 2024
Kalimantan Selatan, 14 Juni 2024 – Perkumpulan Guru Agama Buddha Indonesia (Pergabi) Provinsi Kalimantan Selatan sukses mengadakan Musyawarah Daerah (Musda) 1 yang dipusatkan di Aula Vihara Buddha Sasana Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut, pada Jumat, 14 Juni 2024. Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua Umum Pengurus Pusat Pergabi, Bapak Sukiman, S.Ag., M.Pd.B., dengan tujuan untuk membentuk Pengurus …
padamutisarana
30 Mei 2024
Berdasarkan Permendikbudristek No. 56/M/2022, Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila adalah kegiatan kokurikuler berbasis projek yag dirancang guna menguatkan pencapaian kompetensi dan karakter profil pelajar Pancasila yang disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan. Projek ini merupakan bagian dari Kurikulum Merdeka, yang bertujuan untuk menciptakan lulusan siswa-siswa Indonesia yang tergambar sebagai profil Pelajar Pancasila. Dalam upaya membentuk Profil …
padamutisarana
30 Mei 2024
Batam, Tisarana.net – Rabu, 29 Mei 2024 Perkumpulan Guru Agama Buddha Indonesia (PERGABI) resmi terbentuk di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Kepengurusan PERGABI Kepri untuk masa bakti 2024-2027 dibentuk melalui Musyawarah Daerah I (Musda I) PERGABI Kepri yang berlangsung di BIZ Hotel, Batam. Acara tersebut juga menjadi momen penting untuk pelantikan ketua baru. Dalam sambutannya, Edy …
10 Feb 2018 10.448 views
Kalyanamitta berasal dari kata Kalyana yang artinya baik atau bagus dan Mitta yang artinya teman. Jadi Kalyanamitta berarti teman yang baik atau bagus yang dapat menjadikan diri kita selalu waspada dalam menempuh kehidupan dunia dan setelah meninggal. Terdapat empat macam sahabat yang dipandang berhati tulus ( suhada ) : yaitu A. sahabat penolong ( upakaro …
21 Feb 2016 10.075 views
Ada dua orang yang tidak terbalas jasa-jasa nya siapakah mereka ? AYAH dan IBU-mu. Barang siapa dapat mendorong orangtua-Nya menjadi berkeyakinan, berkebajikan, murah hati, bijaksana, dengan berbuat begitu, orang ini telah membalas, bahkan ia telah berbuat lebih dari pada sekedar membalas jasa-jasa orangtua-NYA. ( Anguttara Nikaya 161 ) Pada kesempatan ini saya ingin mengajak para DERMAWAN yang bisa …
30 Nov 2015 9.014 views
Agama Buddha yang oleh umat Buddha dikenal sebagai Buddha Dhamma, bersumber pada kesunyataan yang diungkapkan oleh Sang Buddha Gotama lebih dari dua ribu lima ratus tahun yang lalu, yang menguraikan hakekat kehidupan berdasarkan Pandangan Terang, dan oleh karenanya dapat membebaskan manusia dari ketidaktahuan (avijja) dan penderitaan (dukkha). Dalam sejarah perkembangan agama Buddha, telah timbul berbagai …
22 Feb 2016 6.913 views
DOKTRIN KELAHIRAN KEMBALI Apakah ada kehidupan sebelum kelahiran ? Akankah ada kehidupan setelah kematian ? Ini adalah pertanyaan – pertanyaan yang perlu dibicarakan secara serius dan tenang. Pertanyaan – pertanyaan yang memiliki kepentingan filosofis seperti itu harus dipertimbangkan dengan segenap pemikiran manusia secara objektif dan tanpa prasangka, tidak dipengaruhi oleh perasaan pribadinya. Seseorang mestinya jangan …
28 Jan 2017 6.056 views
Oleh : Y.M. Acharya Buddharakkhita Terdapat berbagai cara dalam latihan metta-bhavana, meditasi cinta kasih universal. Tiga metode dasar akan diuraikan di sini. Petunjuk-petunjuk ini, didasarkan pada sumber-sumber kitab suci dan kitab komentar, ditujukan untuk menjelaskan latihan meditasi metta dalam cara yang jelas, sederhana, dan langsung sehingga setiap orang yang bersungguh-sungguh ingin melaksanakan latihan tidak memiliki …
16 Sep 2018 5.774 views
Sekolah Minggu Remaja Pusdiklat Buddhis Sikkhadama Santibhumi, hari minggu 16 September 2018, di pagi yang cerah para remaja Buddhis berdatangan untuk melaksankan puja terhadap Guru Agung Buddha. Lantunan parita yang baik, terlihat pemimpin puja Aryo dan Anan membaca sesuai dengan tanda baca yang benar. Hal ini merupakan kebanggan bagi remaja Buddhis yang terus dapat turut …
22 Feb 2016 5.222 views
INTISARI AGAMA BUDDHA Merupakan karya tulis Ven. Narada Mahathera dengan judul asli “ Buddhism in Nutshell.” Penerbit : Yayasan Dhamma Phala, Semarang Proses kelahiran dan kematian ini berlangsung terus tanpa berhenti sampai arus ini dibelokkan keNibbanadhatu , tujuan akhir umat Buddha. Istilah Pali “ nibbana “ berasal dari kata ni dan vana. Ni merupakan …
Comments are not available at the moment.