Home » Artikel » Apa Makna Hukuman Mati Untuk Setiap Orang?

Apa Makna Hukuman Mati Untuk Setiap Orang?

padamutisarana 20 Mar 2016 672

raja asoka tisarana dot net
Setelah wafat Buddha, beberapa ratus tahun kemudian ada seorang raja yang memiliki keyakinan yang sangat kuat pada Tiga Permata (Buddha, Dhamma, Sangha). Dia mempunyai bakti yang sangat besar pada Tiga Permata, dan menjadi penyokong besar untuk Sangha.
Raja Asoka ini memiliki seorang adik yang sangat lengah bernama Vitasoka,
hidupnya sangat tidak spiritual, hanya berfoya-foya dan terlena oleh kesenangan duniawi. Dikarenakan ia adalah adik seorang kaisar, ia mendapat kesempatan besar untuk menikmati berbagai macam kebahagiaan duniawi. Dia pun menghina para Bhikkhu, bahwa para Bhikkhu tidak bekerja hanya menikmati makanan yang enak dan kemudian pergi tidur.
Pada suatu masa raja Asoka berpikir untuk menyadarkan adiknya agar bisa melihat kebenaran. Ia mengatur rencana sedemikian rupa agar adiknya bisa melihat kebenaran dan memiliki keyakinan terhadap Tiga Permata. Raja Asoka pergi untuk mandi dan membiarkan jubah dan mahkota kebesarannya itu tergeletak di luar. Dan ia sudah mengatur agar beberapa penasihat terdekat berjalan bersama adiknya, dan seolah-oleh kebetulan mereka melewati ruang pemandian tersebut.
Penasihat itupun menunjuk ke jubah kaisar yang tergeletak di bangku, dan berkata kepada adiknya,”kenapa tidak coba memakainya, lihatlah apakah cocok dengan ukuran anda? Siapa tahu, kalau suatu hari kakak anda meninggal, Anda akan naik menjadi kaisar, ayo cobalah, tidak apa-apa.”
Pada awalnya adik kaisar itu tidak mau melakukannya. Karena ia tau bahwa itu melanggar hukum, dan bisa berujung hilangnya kepala. Tetapi dikarenakan kesombongannya ia pun tergoda dan memakai jubah kaisar tersebut.
Kemudian, ketika ia memakai jubah kaisar tersebut seperti yang sudah direncanakan sejak awal oleh kaisar Asoka, raja keluar dari kamar mandi dan menangkap basah adiknya. Kaisar pun membentaknya, “apa yang kamu lakukan? Apakah kamu mau menggulingkan tahta? Kamu mau berkhianat?” Dikarenakan ini adalah tindakan kejahatan yang tergolong besar dalam suatu kerajaan, kaisar mengatakan, “meskipun kamu adalah adikku, aku harus menegakkan hukum tanpa pandang bulu! Kamu diputuskan untuk dihukum mati!”
Adiknya mati-matian meminta ampun, tetapi raja Asoka bersih keras untuk menegakkan hukum dan menghukum adiknya. Akan tetapi ia menambahkan, “mengingat kamu adalah adikku, dan kamu begitu ingin menjadi kaisar, maka selama tujuh hari kedepan kamu boleh menikmati semua kenikmatan seorang kaisar. Namun tidak perlu bertanggung jawab apa-apa. Kamu boleh menikmati selir-selirku, boleh makan apapun, dan segala hiburan yang kunikmati, boleh kamu nikmati. Kenikmatan seorang kaisar akan menjadi milikmu selama tujuh hari, namun setelah itu kamu akan dihukum mati!”
Tujuh hari berlalu. Kaisar Asoka membawa adiknya ke tempat eksekusi. Kaisar menanyainya, “apakah kamu menikmati selir-selir, semua gadis cantik itu? Apakah kamu menikmati makanan terbaik dari dapurku? Apakah kamu menikmati musisi dan para penghibur lainnya?”
Sang adik hanya bisa menunduk menatap ke tanah, bahunya merosot dan berkata lirih,”bagaimana bisa menikmati semua itu? Aku tidak bisa menikmati tidur bahkan satu malam saja, Bagimana aku bisa menikmati apapun ketika tahu bahwa aku akan dihukum mati?”
Kaisar itu tersenyum dan berkata,” sekarang kamu sudah mengerti.” Para Bhikkhu selalu melatih diri dan waspada bahwa ia akan meninggal. Lewat pengalaman ini adik raja Asoka Vitasokha menjadi ebih religious dan teguh memegang disiplin moral. Kemudian dia bertahbis menjadi Bhikkhu dan berhasil mencapai tingkat kesucian Arahat.
Nah kita bisa belajar dari sini, tidak perduli berapa lama hidup kita, entah 7hari, 7bulan atau 7tahun. Suatu hari kita akan meninggal. Apakah anda sudah mempersiapkan diri untuk meninggal? Kebajikan apa saja yang telah kalian bawa? Seberapa banyak depositu kamma baik yang telah anda lakukan?
Entah seberapa hebat kesenangan duniawi yang kita punya, tetap saja kita telah divonis bahwa suatu hari kita akan meninggal. Disini kita seharusnya menjadi orang yang lebih rendah hati dan bisa belajar melihat kenyataan hidup. Bahwa mereka yang datang kekehidupan ini tidak akan pernah lolos dari raja kematian.

 

Sumber :

https://www.facebook.com/paulus.linandar/posts/10154058685469721

 

Comments are not available at the moment.

Sorry, the comment form has been disabled on this page/article.
Related post
Meditasi Pernafasan – Pendahuluan Anapanasati Pokok Meditasi oleh YM. Kasapa Thera

padamutisarana

28 Nov 2024

Meditasi Pernafasan adalah salah satu meditasi Buddhis yang sangat populer dan mudah dilakukan untuk mengembangkan batin dan nilai luhur setiap manusia   Menurut Ajaran Sang Maha Buddha, ada 40 mata pokok Meditasi yang diperuntukkan bekerjanya pikiran dalam membangun Ketenangan melalui Jhana (Pencerapan). Ini adalah disebut Kamma-tthana, dan kata ‘Thanam’ (tempat, stasiun, landasan). Jadi, Kammatthana berarti …

Sutrimo Pimpin PERGABI Kalimantan Utara: Komitmen untuk Pendidikan Agama Buddha yang Berkualitas

padamutisarana

09 Nov 2024

Tanjung Selor, 09 November 2024 – Perkumpulan Guru Agama Buddha Indonesia (PERGABI) kini resmi terbentuk di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara). Kepengurusan PERGABI Kaltara untuk masa bakti 2024-2027 dibentuk melalui Musyawarah Daerah I (Musda I) PERGABI Kaltara yang berlangsung secara luring di Sekolah Buddhis Paramita bagi anggota yang berdomisili di Tanjung Selor dan daring bagi anggota …

Musda I PERGABI Jawa Timur: Sunarto Terpilih Menjadi Ketua

padamutisarana

10 Agu 2024

Magetan, 10 Agustus 2024 – Perkumpulan Guru Agama Buddha Indonesia (PERGABI) Provinsi Jawa Timur mengadakan Musyawarah Daerah (Musda) I di Hotel Merah 2 Sarangan Kabupaten Magetan Jawa Timur untuk pembentukan Pengurus Daerah (PD)  PERGABI Jawa Timur yang pertama. Bapak Roch Aksiadi, S.Ag., ST., MM., selaku Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat PERGABI hadir dengan penuh semangat dan …

Musda 1 Pergabi Kalsel: Narmin Resmi Terpilih sebagai Ketua Baru

padamutisarana

21 Jun 2024

Kalimantan Selatan, 14 Juni 2024 – Perkumpulan Guru Agama Buddha Indonesia (Pergabi) Provinsi Kalimantan Selatan sukses mengadakan Musyawarah Daerah (Musda) 1 yang dipusatkan di Aula Vihara Buddha Sasana Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut, pada Jumat, 14 Juni 2024. Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua Umum Pengurus Pusat Pergabi, Bapak Sukiman, S.Ag., M.Pd.B., dengan tujuan untuk membentuk Pengurus …

PELAKSANAAN PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA (P5) PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI

padamutisarana

30 Mei 2024

Berdasarkan Permendikbudristek No. 56/M/2022, Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila adalah kegiatan kokurikuler berbasis projek yag dirancang guna menguatkan pencapaian kompetensi dan karakter profil pelajar Pancasila yang disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan. Projek ini merupakan bagian dari Kurikulum Merdeka, yang bertujuan untuk menciptakan lulusan siswa-siswa Indonesia yang tergambar sebagai profil Pelajar Pancasila. Dalam upaya membentuk Profil …

Tri Wahyono Joko Towo Dinobatkan sebagai Ketua Baru PERGABI Kepulauan Riau

padamutisarana

30 Mei 2024

Batam, Tisarana.net – Rabu, 29 Mei 2024 Perkumpulan Guru Agama Buddha Indonesia (PERGABI) resmi terbentuk di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Kepengurusan PERGABI Kepri untuk masa bakti 2024-2027 dibentuk melalui Musyawarah Daerah I (Musda I) PERGABI Kepri yang berlangsung di BIZ Hotel, Batam. Acara tersebut juga menjadi momen penting untuk pelantikan ketua baru. Dalam sambutannya, Edy …

x
x