- AgendaOne Day Mindfulness (ODM) di ISMC Jakarta
- BeritaMusda I Sukses Membawa Dwi Sektiyono Cahyo sebagai Ketua, PERGABI DIY Siap Berkarya untuk Kemajuan Pendidikan Agama Buddha
- ArtikelMeditasi Pernafasan – Pendahuluan Anapanasati Pokok Meditasi oleh YM. Kasapa Thera
- AgendaSutrimo Pimpin PERGABI Kalimantan Utara: Komitmen untuk Pendidikan Agama Buddha yang Berkualitas
- ArtikelMusda I PERGABI Jawa Timur: Sunarto Terpilih Menjadi Ketua
- ArtikelMusda 1 Pergabi Kalsel: Narmin Resmi Terpilih sebagai Ketua Baru
- BeritaKonsolidasi PERGABI Kalimantan Barat: Subari, S.Ag Terpilih Menjadi Ketua dalam Musda I

Pendidikan Keluarga Buddhis
Pendidikan
Para ahli menjelaskan pengertian pendidikan dengan bermacam-macam cara sesuai dengan kapasitas pemahamannya masing-masing. Dalam GBHN tahun 1988, pendidikan diberi batasan pengertian sebagai proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia.
Secara umum pendidikan terbagi menjadi dua jenis, yaitu pendidikan formal dan pendidikan non formal. Pendidikan formal adalah pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah yang kemudian dikenal dengan istilah “pengajaran/pembelajaran”, dimana terjadi proses belajar dan mengajar yang melibatkan banyak faktor. Sedangkan pendidikan non formal adalah pendidikan yang berlangsung di luar sekolah (di rumah, di masyarakat, dsb).
Pendidikan di sekolah (Pengajaran) terdiri dari beberapa komponen, yaitu:
Guru atau pengajar, yaitu fasilitator dalam kegiatan pendidikan, sebagai pengendali, pemimpin dan pengarah pengajaran. Mereka bertanggung jawab untuk mengelola pengajaran sehingga berlangsung efektif , dinamis, efisien dan positif.
Siswa atau anak didik sebagai individu yang akan diolah menjadi out put melalui pendidikan. Siswa dituntut keaktifannya dalam proses pengajaran
Tujuan, yaitu kemampuan dan kelakukan yang diharapkan dikuasai siswa secara langsung setelah selesainya setiap interaksi belajar mengajar.
Bahan atau materi pengajaran yang perlu diberikan untuk mencapai tujuan. Bahan/materi pengajaran ini biasanya dikemas dalam bentuk kurikulum yang kemudian dijabarkan lagi menjadi bagian-bagian kecil sesuai dengan porsi anak didik.
Metode atau alat perlengkapan yang digunakan. Banyak metode yang digunakan dalam pengajaran, antara lain: metode ceramah, diskusi, tanya jawab, penugasan, drill/latihan siap, Problem Solving, Eksperimen, Demonstrasi, Karya Wisata, Kerja Kelompok, Simulasi, dll. Alat perlengkapan dalam pengajaran terdiri dari berbagai macam administrasi, alat peraga dan alat pengajaran.
Alat atau prosedur evaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari program pengajaran. Evaluasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan teknik tes ( tes hasil belajar, tes kecerdasan, tes bakat khusus, tes minat, tes kepribadian) dan teknik non-tes (pengamatan, wawancara, angket, hasil karya/laporan, karangan dan skala sikap).
Pendidikan dalam Agama Buddha
Sang Buddha adalah guru para dewa dan manusia (Satta Deva Manussanam). Sebagai guru, Sang Buddha mengajar para dewa dan manusia dengan menggunakan cara atau metode yang tepat. Dalam mengajar Sang Buddha selalu melihat keadaan batin para siswaNya. Jika keadaan batin para siswanya itu cukup bersih, maka beliau akan memberikan pelajaran Dhamma yang cukup tinggi seperti Cattari Ariya Saccani. Sebaliknya jika keadaan batin para siswanya tidak cukup bersih maka beliau akan memberikan pelajaran Dhamma yang ringan seperti Anupubbikatha. Dengan demikian para siswa Sang Buddha yang mau mendengar Dhamma dengan sungguh-sungguh akan dapat mengerti Dhamma dengan baik.
Pengajaran dalam agama Buddha juga mencakup pengertian yang sama dengan pendidikan umum yaitu merupakan interaksi antara guru dan siswa (belajar dan mengajar). Seperti yang dijelaskan dalam Sigalovada Sutta tentang lima kewajiban guru dan lima kewajiban siswa. Lima kewajiban seorang guru yaitu: melatih siswa sedemikian rupa sehingga ia terlatih dengan baik; membuat ia menguasai apa yang telah diajarkan; mengajar secara mendalam ilmu pengetahuan dan kesenian; berbicara baik tentang muridnya diantara sahabat dan kawan-kawannya; memperlengkapi muridnya demi keamanan dalam setiap arah. Sedangkan lima kewajiban murid adalah: bangkit dari tempat duduk mereka (memberi hormat); melayani mereka; dengan tekad baik untuk belajar; memberikan persembahan kepada mereka; dan memberikan perhatian sewaktu diberi pelajaran.
Metode atau cara Sang Budha dalam mengajarkan Dhamma terdiri dari berbagai macam, antara lain: metode ceramah (kotbah), metode tanya jawab, dengan perumpamaan-perumpamaan/contoh-contoh. Selain itu Sang Buddha selalu menganjurkan para siswanya untuk aktif, tidak menerima begitu saja ajaran yang diberikan melainkan dengan menyelidiki dan membuktikan sendiri apakah ajaran itu baik atau tidak (dalam Kalama Sutta).
Namun pada prinsipnya ada tiga cara Sang Buddha mengajar yaitu:
Beliau mengajar agar mereka yang mendengar dapat mengetahui secara mendalam dan melihat dengan benar apa yang pantas untuk diketahui dan dilihat.
Beliau mengajar dengan alasan-alasan, sehingga mereka yang mendengar dapat merenungkan (Dhamma) dan melihatnya dengan benar (bagi diri mereka sendiri).
Beliau mengajar dengan suatu cara yang luar biasa, sehingga mereka yang mengikuti ajarannya itu dapat memperoleh faedah-faedah sesuai dengan praktek mereka. (Dhamma Vibhanga I, 45)
Menurut kitab Mahayana, ada berbagai macam cara Sang Buddha dalam menerangkan Dharma, seperti:
Sutra: kotbah-kotbah Sang Buddha dalam menerangkan Dharma
Gatha: syair-syair kembar yang mengisahkan pujaan-pujaan.
Itivrttaka: mengisahkan kehidupan lalu para siswa.
Jataka: mengisahkan kehidupan Tathagata.
Adbhuta: mengisahkan kemukjizatan Sang Buddha serta para siswa.
Nidana: mengisahkan sebab akibat
Aupanya: dengan perumpamaan yang mudah untuk menerangkan hal-hal yang sukar dimengerti.
Geya: syair yang diucapkan untuk menyimpulkan apa yang telah diterangkan semula serta menitikberatkan artinya.
Upadesa: menerangkan hal-hal yang sukar dimengerti dengan cara tanya jawab.
Angutara Nikaya, III bab X terdapat penjelasan tentang bagaimana Sang Buddha mengajarkan Dhamam yaitu:
Sang Bhagava memanggil para Bhikkhu dan berkata : “ Para Bhikkhu, saya mengajarkan Dhamma dengan penuh pengertian atau pemahaman, bukan tanpa pemahaman. Saya mengajarkan Dhamma dengan penuh hubungan atau alasan, bukan tanpa hubungan atau alasan. Saya mengajarkan Dhamma dengan cara yang luar biasa, bukan tanpa keajaiban”. Sejak saya melakukan hal itulah, sebabnya kenapa saya akan mengingatkan atau mengajarkan. Inilah alasan tepat kenapa saya akan mengajar. Hal inilah yang mungkin akan membuatmu bahagia. Inilah yang akan memuaskan hatimu. Hal inilah yang akan membuatmu mencapai kebebasan, Penerangan sempurna dari Sang Buddha.
Jadi, dengan adanya bukti-bukti itu menunjukkan bahwa agama Buddha lahir dengan adanya pendidikan/pengajaran yang telah dipelopori oleh Sang Buddha. Proses pengajaran yang dilakukan tidak pernah bertentangan dengan prinsip pengajaran/pendidikan yang ada sekarang ini. Bahkan metode yang digunakan oleh Sang Buddha tetap relevan untuk dijalankan, meskipun harus dilakukan penyesuaian-penyesuaian karena kapasitas kemampuan manusia pada jaman sekarang berbeda dengan kualitas manusia pada jaman Sang Buddha.
Pengajaran pada jaman Sang Buddha juga memiliki komponen-komponen yang sama dengan komponen pendidikan sekarang, yaitu:
Guru, yaitu Sang Buddha dan para siswa utamanya.
Murid, yaitu para siswa Sang Buddha baik para pertapa/bhikkhu maupun umat perumah tangga dengan berbagai macam karakter dan latar belakang.
Tujuan, yaitu untuk membebaskan manusia dari kekotoran batin dan agar mereka mencapai pembebasan.
Materi atau bahan pengajarannya adalah Dhamma (Hukum Kesunyataan).
Metode atau alat perlengkapan adalah metode-metode yang digunakan Sang Buddha (seperti yang dijelaskan di atas).
Evaluasi, yaitu dengan cara pengamatan langsung secara fisik dan dengan kekuatan batinnya.
Belajar merupakan jalan satu-satunya untuk dapat membebaskan diri dari kebodohan. Sang Buddha juga menjelaskan pentingnya belajar dalam kehidupan manusia. “Orang yang tidak mau belajar akan menjadi tua seperti sapi; dagingnya bertambah tetapi kebijaksanaannya tidak berkembang” (Dhp. 152).
Namun, perlu diingat bahwa metode agama Buddha dalam mencapai kebenaran tertinggi – kebangkitan dari kebodohan untuk mencari pengetahuan penuh – tidak didasarkan pada kemajuan intelek akademis. Penerimaan ajaran itu dalam praktek yang menuntun para pengikut kepada penerangan sempurna dan tujuan akhir – Nirvana.
Sumber :
http://inspiration-of-freedom.blogspot.co.id/2011/11/konsep-pendidikan-dalam-agama-buddha.html
padamutisarana
28 Nov 2024
Meditasi Pernafasan adalah salah satu meditasi Buddhis yang sangat populer dan mudah dilakukan untuk mengembangkan batin dan nilai luhur setiap manusia Menurut Ajaran Sang Maha Buddha, ada 40 mata pokok Meditasi yang diperuntukkan bekerjanya pikiran dalam membangun Ketenangan melalui Jhana (Pencerapan). Ini adalah disebut Kamma-tthana, dan kata ‘Thanam’ (tempat, stasiun, landasan). Jadi, Kammatthana berarti …
padamutisarana
09 Nov 2024
Tanjung Selor, 09 November 2024 – Perkumpulan Guru Agama Buddha Indonesia (PERGABI) kini resmi terbentuk di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara). Kepengurusan PERGABI Kaltara untuk masa bakti 2024-2027 dibentuk melalui Musyawarah Daerah I (Musda I) PERGABI Kaltara yang berlangsung secara luring di Sekolah Buddhis Paramita bagi anggota yang berdomisili di Tanjung Selor dan daring bagi anggota …
padamutisarana
10 Agu 2024
Magetan, 10 Agustus 2024 – Perkumpulan Guru Agama Buddha Indonesia (PERGABI) Provinsi Jawa Timur mengadakan Musyawarah Daerah (Musda) I di Hotel Merah 2 Sarangan Kabupaten Magetan Jawa Timur untuk pembentukan Pengurus Daerah (PD) PERGABI Jawa Timur yang pertama. Bapak Roch Aksiadi, S.Ag., ST., MM., selaku Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat PERGABI hadir dengan penuh semangat dan …
padamutisarana
21 Jun 2024
Kalimantan Selatan, 14 Juni 2024 – Perkumpulan Guru Agama Buddha Indonesia (Pergabi) Provinsi Kalimantan Selatan sukses mengadakan Musyawarah Daerah (Musda) 1 yang dipusatkan di Aula Vihara Buddha Sasana Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut, pada Jumat, 14 Juni 2024. Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua Umum Pengurus Pusat Pergabi, Bapak Sukiman, S.Ag., M.Pd.B., dengan tujuan untuk membentuk Pengurus …
padamutisarana
30 Mei 2024
Berdasarkan Permendikbudristek No. 56/M/2022, Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila adalah kegiatan kokurikuler berbasis projek yag dirancang guna menguatkan pencapaian kompetensi dan karakter profil pelajar Pancasila yang disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan. Projek ini merupakan bagian dari Kurikulum Merdeka, yang bertujuan untuk menciptakan lulusan siswa-siswa Indonesia yang tergambar sebagai profil Pelajar Pancasila. Dalam upaya membentuk Profil …
padamutisarana
30 Mei 2024
Batam, Tisarana.net – Rabu, 29 Mei 2024 Perkumpulan Guru Agama Buddha Indonesia (PERGABI) resmi terbentuk di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Kepengurusan PERGABI Kepri untuk masa bakti 2024-2027 dibentuk melalui Musyawarah Daerah I (Musda I) PERGABI Kepri yang berlangsung di BIZ Hotel, Batam. Acara tersebut juga menjadi momen penting untuk pelantikan ketua baru. Dalam sambutannya, Edy …
10 Feb 2018 11.562 views
Kalyanamitta berasal dari kata Kalyana yang artinya baik atau bagus dan Mitta yang artinya teman. Jadi Kalyanamitta berarti teman yang baik atau bagus yang dapat menjadikan diri kita selalu waspada dalam menempuh kehidupan dunia dan setelah meninggal. Terdapat empat macam sahabat yang dipandang berhati tulus ( suhada ) : yaitu A. sahabat penolong ( upakaro …
21 Feb 2016 10.851 views
Ada dua orang yang tidak terbalas jasa-jasa nya siapakah mereka ? AYAH dan IBU-mu. Barang siapa dapat mendorong orangtua-Nya menjadi berkeyakinan, berkebajikan, murah hati, bijaksana, dengan berbuat begitu, orang ini telah membalas, bahkan ia telah berbuat lebih dari pada sekedar membalas jasa-jasa orangtua-NYA. ( Anguttara Nikaya 161 ) Pada kesempatan ini saya ingin mengajak para DERMAWAN yang bisa …
30 Nov 2015 9.291 views
Agama Buddha yang oleh umat Buddha dikenal sebagai Buddha Dhamma, bersumber pada kesunyataan yang diungkapkan oleh Sang Buddha Gotama lebih dari dua ribu lima ratus tahun yang lalu, yang menguraikan hakekat kehidupan berdasarkan Pandangan Terang, dan oleh karenanya dapat membebaskan manusia dari ketidaktahuan (avijja) dan penderitaan (dukkha). Dalam sejarah perkembangan agama Buddha, telah timbul berbagai …
22 Feb 2016 7.215 views
DOKTRIN KELAHIRAN KEMBALI Apakah ada kehidupan sebelum kelahiran ? Akankah ada kehidupan setelah kematian ? Ini adalah pertanyaan – pertanyaan yang perlu dibicarakan secara serius dan tenang. Pertanyaan – pertanyaan yang memiliki kepentingan filosofis seperti itu harus dipertimbangkan dengan segenap pemikiran manusia secara objektif dan tanpa prasangka, tidak dipengaruhi oleh perasaan pribadinya. Seseorang mestinya jangan …
28 Jan 2017 6.269 views
Oleh : Y.M. Acharya Buddharakkhita Terdapat berbagai cara dalam latihan metta-bhavana, meditasi cinta kasih universal. Tiga metode dasar akan diuraikan di sini. Petunjuk-petunjuk ini, didasarkan pada sumber-sumber kitab suci dan kitab komentar, ditujukan untuk menjelaskan latihan meditasi metta dalam cara yang jelas, sederhana, dan langsung sehingga setiap orang yang bersungguh-sungguh ingin melaksanakan latihan tidak memiliki …
16 Sep 2018 5.923 views
Sekolah Minggu Remaja Pusdiklat Buddhis Sikkhadama Santibhumi, hari minggu 16 September 2018, di pagi yang cerah para remaja Buddhis berdatangan untuk melaksankan puja terhadap Guru Agung Buddha. Lantunan parita yang baik, terlihat pemimpin puja Aryo dan Anan membaca sesuai dengan tanda baca yang benar. Hal ini merupakan kebanggan bagi remaja Buddhis yang terus dapat turut …
03 Des 2017 5.487 views
“ Anuttaram Punnakhetam Lokassati” Dalam kehidupan manusia didunia ini, terdapat 4 hal yang selalu diinginkan, yaitu : menjadi kaya raya, memperoleh kedudukan yang tinggi, usia panjang, dan mencapai alam kebahagiaan setelah berakhirnya kehidupan di dunia. Secara universal praktek memberi (berdana) dikenal sebagai salah satu keluhuran manusia yang paling mendasar. Terlebih dalam ajaran agama Buddha berdana …
Comments are not available at the moment.