Home » Artikel » Pengetahuan Sejati. Ven Ajahn Chah.

Pengetahuan Sejati. Ven Ajahn Chah.

padamutisarana 14 Mar 2017 486

ven ajahn chah pengetahuan sejati share by tisarana.net

Pengetahuan Sejati.
Ven Ajahn Chah.


Sewaktu pertama kalinya seorang bocah kota pergi ke perdesaan, ia akan melihat berbagai hal yang belum pernah dia lihat dan tahu sebelumnya. Sewaktu melihat bebek, ia bertanya, “Papa, apa itu?” Sewaktu melihat kerbau, ia berteriak, “Mama, lihat hewan besar itu!” Ia terus bertingkah seperti ini terhadap apa pun yang dilihatnya, sampai orang tuanya letih menjawabnya. Apa pun penjelasan mereka, si anak akan terus bertanya karena belum pernah ia melihat hal-hal itu sebelumnya. Ia terkesima. Akhirnya, orang tuanya cuma menjawab dengan gerutu. Namun si anak tidak kapok dan terus bertanya. “Apa ini? Apa benda itu? Kok hewan ini bisa begitu?” Rasa ingin tahu dan pertanyaan itu tiada habisnya. tetapi setelah tumbuh dewasa, ia akna tahu semua hal ini, dan smeuanya ini tak akan lagi menjadi misteri baginya.

Meditasi itu persis seperti ini. Dahulu saya juga seperti ini. Tetapi setelah muncul pemahaman sejati, pertanyaan pun berhenti. Lewat pematangan dalam praktik dan dengan membiasakan batin pada penyelidikan, orang akan mampu menjawab semua pertanyaan-pertanyaan itu dengan sendirinya.

Jadi kalian harus senantiasa mengamati diri sendiri. Masing-masing kalaian harus melihat dengan cermat untuk sadar seberapa jujurnya kalian terhadap diri sendiri dan untuk tahu saat kalian menipu diri kalian sendiri.

Pemikiran hanyalah penggagasan dan pembuatan. Jika kita tidak sadar sepenuhnya, kita mulai akan meyakininya sebagai suatu kebijaksanaan. Lalu kita mengikutinya, sampai terbentur pada ketidakpuasan dan derita. Seandainya pemikiran itu benar-benar kebijaksanaan, akankah pemikiran menyebabkan penderitaan?

Namun pemikiran adalah sesuatu yang dapat mengarah pada kebijaksanaan, sesuatu yang bisa membuat kita melihat dan mengetahui. Janganlah berpikir bahwa keduanya itu jauh terpisah. Dimana pun ada penggagasan, di situlah ada kebijaksanaan. Di mana pun ada yang tercipta, di situlah ada yang tak tercipta. Yang tak tercipta itu adalah keterbebasan dari penggagasan. Yang tercipta adalah penggagasan.

Ini ditunjukkan melalui berbagai cara oleh berbagai guru. Dalam Zen, misalnya, mereka punya cara khas untuk menyampaikan kebijaksanaan. Kalian ditanyai satu pertanyaan, dan ketika kalian menjawab, mereka akan memukul kalian. Gedebuk! Mereka akan bertanya lagi. Kali ini kalian tidak menjawab. Namun mereka memukul kalian lagi. “Hmmmm….apa gerangan yang terjadi? Aku bisa mati karenanya. Bagiamana aku harus menjawabnya? Apa yang mesti aku lakukan? Maju kena, mundur kena. Tetap diam dan tak menjawab juga salah.

Apa pun yang kalian coba, kalian cuma dipukuli. Timbul semacam perasaan, lalu kalian mulai mencari jawabannya yang lebih mendalam. Inilah metode Zen yang pernah saya baca. Bikin penasaran bukan?

Bagaimana pun kalian menjawab atau tidak menjawab, kalian dipukuli, kalian akan kehilangan semua gagasan tentang yang benar dan yang salah. Kalian tidak boleh bergerak, kalian juga tidak boleh hanya diam. Apa yang mestinya kalian lakukan? Kalian kehabisan akal, namun masih ada yang harus dilakukan. Jadi batin ini terus menyelidiki sendiri untuk menemukan jalan keluarnya. Saya rasa metode mereka ini sangat bagus. Misterius. Namun untuk kita, ada banyak pemikiran dan dugaan tentang hidup yang sesungguhnya. Kita tahu sesuatu, namun yang kita ketahui itu cuma apa yang orang lain bilang. Alhasil, akan selalu ada yang perlu ditanyakan dan dipelajari, dan akan selalu ada keraguan. Semakin sesuatu dijelaskan, semakin kita jauh dari pemahaman. Mengapa demikian? Apa yang menghalangi kita? Pengetahuan itu sendirilah yang menghalangi kita. Ingatlah itu.

Jadi kalian benar-benar perlu mencari ke dalam. Sewaktu terus mencari, pemahaman kalian akan semakin halus. Kesadaran halus ini akan tampak seperti sangat bagus. Tetapi guru Zen tidak menerimanya. “Buang yang halus itu! Aku tidak butuh itu!” Dan kalian dipukuli lagi. Sewaktu yang halus itu masih ada, kalian harus mengeluarkannya. Kalian tidak tahu apa yang mesti dilakukan, diam atau pergi, dan kalain akan kehabisan pilihan. Lebih baik semuanya itu dilempar jauh-jauh.

Telah diajarkan bahwa semua pemikiran dan perasaan kita hanyalah dunia fantasi dari ramuan batin. Itu bukan pengetahuan sejati. Itu ciptaan dari berfantasi, tapi kita merasa itulah pengetahuan sejati. Ini pengetahuan tanpa pelepasan. Dengan pengetahuan sejati, kita melepas.

Sumber :
https://www.facebook.com/744210529044598/photos/a.744215425710775.1073741828.744210529044598/1073067626158885/?type=3&theater

 

Comments are not available at the moment.

Sorry, the comment form has been disabled on this page/article.
Related post
Musda I Sukses Membawa Dwi Sektiyono Cahyo sebagai Ketua, PERGABI DIY Siap Berkarya untuk Kemajuan Pendidikan Agama Buddha

padamutisarana

30 Nov 2024

Musda I Sukses Membawa Dwi Sektiyono Cahyo sebagai Ketua, PERGABI DIY Siap Berkarya untuk Kemajuan Pendidikan Agama Buddha Sleman, 30 November 2024 – Perkumpulan Guru Agama Buddha (PERGABI) Daerah Istimewa Yogyakarta mengadakan Musyawarah Daerah (MUSDA) I pemilihan dan pembentukan pengurus sekaligus melaksanakan pelantikan pengurus baru untuk periode 2024-2027. Kegiatan ini diselenggarakan di Vihara Dharma Wijaya, …

Meditasi Pernafasan – Pendahuluan Anapanasati Pokok Meditasi oleh YM. Kasapa Thera

padamutisarana

28 Nov 2024

Meditasi Pernafasan adalah salah satu meditasi Buddhis yang sangat populer dan mudah dilakukan untuk mengembangkan batin dan nilai luhur setiap manusia   Menurut Ajaran Sang Maha Buddha, ada 40 mata pokok Meditasi yang diperuntukkan bekerjanya pikiran dalam membangun Ketenangan melalui Jhana (Pencerapan). Ini adalah disebut Kamma-tthana, dan kata ‘Thanam’ (tempat, stasiun, landasan). Jadi, Kammatthana berarti …

Sutrimo Pimpin PERGABI Kalimantan Utara: Komitmen untuk Pendidikan Agama Buddha yang Berkualitas

padamutisarana

09 Nov 2024

Tanjung Selor, 09 November 2024 – Perkumpulan Guru Agama Buddha Indonesia (PERGABI) kini resmi terbentuk di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara). Kepengurusan PERGABI Kaltara untuk masa bakti 2024-2027 dibentuk melalui Musyawarah Daerah I (Musda I) PERGABI Kaltara yang berlangsung secara luring di Sekolah Buddhis Paramita bagi anggota yang berdomisili di Tanjung Selor dan daring bagi anggota …

Musda I PERGABI Jawa Timur: Sunarto Terpilih Menjadi Ketua

padamutisarana

10 Agu 2024

Magetan, 10 Agustus 2024 – Perkumpulan Guru Agama Buddha Indonesia (PERGABI) Provinsi Jawa Timur mengadakan Musyawarah Daerah (Musda) I di Hotel Merah 2 Sarangan Kabupaten Magetan Jawa Timur untuk pembentukan Pengurus Daerah (PD)  PERGABI Jawa Timur yang pertama. Bapak Roch Aksiadi, S.Ag., ST., MM., selaku Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat PERGABI hadir dengan penuh semangat dan …

Musda 1 Pergabi Kalsel: Narmin Resmi Terpilih sebagai Ketua Baru

padamutisarana

21 Jun 2024

Kalimantan Selatan, 14 Juni 2024 – Perkumpulan Guru Agama Buddha Indonesia (Pergabi) Provinsi Kalimantan Selatan sukses mengadakan Musyawarah Daerah (Musda) 1 yang dipusatkan di Aula Vihara Buddha Sasana Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut, pada Jumat, 14 Juni 2024. Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua Umum Pengurus Pusat Pergabi, Bapak Sukiman, S.Ag., M.Pd.B., dengan tujuan untuk membentuk Pengurus …

Konsolidasi PERGABI Kalimantan Barat: Subari, S.Ag Terpilih Menjadi Ketua dalam Musda I

padamutisarana

01 Jun 2024

Mempawah – Tisarana.Net 1 Juni 2024 – Perkumpulan Guru Agama Buddha Indonesia (PERGABI) Provinsi Kalimantan Barat mengadakan Musyawarah Daerah (Musda) I di Gedung PGRI Kabupaten Mempawah untuk pembentukan PD PERGABI Kalimantan Barat yang pertama. Bapak Tukul Slamet, S. Ag., selaku Sekretaris Pengurus Pusat PERGABI hadir dengan penuh semangat dan memberikan arahan serta motivasi kepada seluruh …

x
x