Home » Berita » Debut Rupaka Buddha Kuno 1.000 Tahun dari Mes Aynak di Museum Kabul

Debut Rupaka Buddha Kuno 1.000 Tahun dari Mes Aynak di Museum Kabul

padamutisarana 19 Mar 2017 783

buddha-mes-aynak_zpsqwq4q6vd

Bhagavant.com,
Kabul, Afghanistan – Sebuah rupaka Buddha kuno berusia lebih seribu tahun dan dalam keadaan hampir utuh, untuk pertama kalinya diperlihatkan di Museum Kabul, Afghanistan.

Setelah mengalami berbagai terpaan dari waktu, kondisi alam, penjarahan, dan perang, sebuah rupaka Buddha dalam kondisi menakjubkan telah diperbaiki dan dipindahkan dari daerah paling berbahaya di Afghanistan, diperlihatkan untu pertama kalinya di museum nasional di negara itu.

Menurut para arkeolog yang menemukannya, rupaka yang menggambarkan Sri Buddha berjubah cokelat kemerahan dengan tangan seperti memegang pata (mangkuk) tersebut, telah terpendam di bawah lapisan tanah dan lumpur sejak antara abad ketiga dan kelima.

Rupaka yang ditemukan dalam kondisi terawat sangat baik dengan warna-warna yang masih cerah tersebut ditemukan pada 2012 di situs Mes Aynak sekitar 40 kilometer sebelah tenggara dari Kabul, di Provinsi Logar yang sekarang dipenuhi Taliban.

Penemuannya ini menjadi mungkin setelah sebuah konsorsium asal Tiongkok mulai menggali sebuah tambang tembaga masif yang menemukan sebuah kompleks vihara kuno yang membentang di atas area seluas empat kilometer persegi.

“Rupaka itu hampir utuh saat ditemukan, dengan ada kepalanya, yang jarang terjadi, “kata Ermano Carbonara, seorang pakar restorasi asal Italia, seperti yang kutip dan dilansir AFP, Jumat (17/3/2017).

“Rupaka itu ditempatkan di tengah sebuah ceruk yang didekorasi dengan bunga-bunga yang dicat, di tengah pusat sebuah area yang digunakan untuk puja bakti.”

“Lebih baik untuk memindahkannya dari situs tersebut untuk melindunginya,” kata Ermano menambahkan.

Tanah liat yang dipergunakan pada rupaka tersebut berasal dari sungai Mes Aynak dan sangat sensitif dengan kelembaban.

“Hujan malam bisa menghancurkannya,” kata Ermano, yang menjelaskan rincian wajah, rambut hitam ikal Sri Buddha, pipi merah muda dan mata biru menunjukkan sebuah “teknik yang benar-benar canggih” dari keperajinan.

Rupaka tanpa kepala

Nafsu untuk menjarah di negara yang telah didera oleh kekacauan selama empat dekade terakhir menyisakan sedikit pilihan bagi Ermano, yaitu kepala rupaka Buddha, yang merupakan bagian paling berharga di pasar gelap, sudah sering berjatuhan – baik karena ketidaksengajaan terusak oleh alat gali ekskavator, atau upaya aal dari penjarahan.

“Kami menemukan banyak rupaka tanpa kepala. Jika kita meninggalkannya, kepalanya tidak akan berlangsung lama,” kata Julio Bendezu, direktur Delegasi Arkeologi pemerintah Perancis di Afghanistan (DAFA).

Setelah berada di Kabul, tim pekerja dari Italia, Perancis dan Afghanistan telah melekatkan kembali kepalanya dan menempatkan kembali rupaka Buddha itu ke ceruk, bersama dengan salah satu dari dua karakter yang menyertainya, yang tampaknya sebagai bhikkhu atau penyokong. Karakter kedua telah ada di museum dan juga akan dikembalikan ke tempat asalnya.

“Seringkali, mereka yang membiayai pembangunan rupaka dan tempatnya, menginginkan diri mereka terwakilkan di sisi rupaka itu,” jelas Bendezu.

Restorasi yang juga memungkinkan para ahli untuk mempelajari struktur dalam patung yang terdiri dari jerami dan kayu tersebut, mengungkapkan pengaruh Yunani yang dibawa oleh Alexander Agung ketika pasukannya menduduki wilayah tersebut sekitar 330 SM.

Rupaka Buddha tersebut meninggalkan bengkel DAFA awal pekan ini di bawah pengawalan militer dan dibawa ke Museum National Afghanistan dalam persiapan untuk diperlihatkan kepada publik.

Sebuah ruangan yang luas telah disiapkan untuk hasil penggalian dan harta dari Mes Aynak, yang merupakan saksi masa lalu masa pra-Islam di Afghanistan.

Antara Mei 2010 dan Juli 2011 para arkeolog menggali sekitar 400 benda; lebih banyak dari apa yang dimiliki Museum Nasional Afghanistan sebelum perang terjadi.

Situs Mes Aynak mencakup luas sekitar 400.000 meter persegi, meliputi beberapa vihara dan area komersial yang terpisah. Tampaknya umat Buddha yang mulai menetap di daerah tersebut hampir dua ribu tahun yang lalu ditarik oleh ketersediaan tembaga yang ada di sana.

Kini, ketersediaan tembaga di daerah tersebut justru mengundang bencana bagi peninggalan Buddhis karena kehadiran perusahaan-perusahaan penambang tembaga yang tidak memperdulikan kelestarian warisan bernilai sejarah tersebut. [Bhagavant, 18/3/17, Sum]

 

Berikut Videonya:

Sumber : http://berita.bhagavant.com/2017/03/18/debut-rupaka-buddha-kuno-1-000-tahun-dari-mes-aynak-di-museum-kabul.html

 

Comments are not available at the moment.

Sorry, the comment form has been disabled on this page/article.
Related post
Musda I Sukses Membawa Dwi Sektiyono Cahyo sebagai Ketua, PERGABI DIY Siap Berkarya untuk Kemajuan Pendidikan Agama Buddha

padamutisarana

30 Nov 2024

Musda I Sukses Membawa Dwi Sektiyono Cahyo sebagai Ketua, PERGABI DIY Siap Berkarya untuk Kemajuan Pendidikan Agama Buddha Sleman, 30 November 2024 – Perkumpulan Guru Agama Buddha (PERGABI) Daerah Istimewa Yogyakarta mengadakan Musyawarah Daerah (MUSDA) I pemilihan dan pembentukan pengurus sekaligus melaksanakan pelantikan pengurus baru untuk periode 2024-2027. Kegiatan ini diselenggarakan di Vihara Dharma Wijaya, …

Meditasi Pernafasan – Pendahuluan Anapanasati Pokok Meditasi oleh YM. Kasapa Thera

padamutisarana

28 Nov 2024

Meditasi Pernafasan adalah salah satu meditasi Buddhis yang sangat populer dan mudah dilakukan untuk mengembangkan batin dan nilai luhur setiap manusia   Menurut Ajaran Sang Maha Buddha, ada 40 mata pokok Meditasi yang diperuntukkan bekerjanya pikiran dalam membangun Ketenangan melalui Jhana (Pencerapan). Ini adalah disebut Kamma-tthana, dan kata ‘Thanam’ (tempat, stasiun, landasan). Jadi, Kammatthana berarti …

Sutrimo Pimpin PERGABI Kalimantan Utara: Komitmen untuk Pendidikan Agama Buddha yang Berkualitas

padamutisarana

09 Nov 2024

Tanjung Selor, 09 November 2024 – Perkumpulan Guru Agama Buddha Indonesia (PERGABI) kini resmi terbentuk di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara). Kepengurusan PERGABI Kaltara untuk masa bakti 2024-2027 dibentuk melalui Musyawarah Daerah I (Musda I) PERGABI Kaltara yang berlangsung secara luring di Sekolah Buddhis Paramita bagi anggota yang berdomisili di Tanjung Selor dan daring bagi anggota …

Musda I PERGABI Jawa Timur: Sunarto Terpilih Menjadi Ketua

padamutisarana

10 Agu 2024

Magetan, 10 Agustus 2024 – Perkumpulan Guru Agama Buddha Indonesia (PERGABI) Provinsi Jawa Timur mengadakan Musyawarah Daerah (Musda) I di Hotel Merah 2 Sarangan Kabupaten Magetan Jawa Timur untuk pembentukan Pengurus Daerah (PD)  PERGABI Jawa Timur yang pertama. Bapak Roch Aksiadi, S.Ag., ST., MM., selaku Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat PERGABI hadir dengan penuh semangat dan …

Musda 1 Pergabi Kalsel: Narmin Resmi Terpilih sebagai Ketua Baru

padamutisarana

21 Jun 2024

Kalimantan Selatan, 14 Juni 2024 – Perkumpulan Guru Agama Buddha Indonesia (Pergabi) Provinsi Kalimantan Selatan sukses mengadakan Musyawarah Daerah (Musda) 1 yang dipusatkan di Aula Vihara Buddha Sasana Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut, pada Jumat, 14 Juni 2024. Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua Umum Pengurus Pusat Pergabi, Bapak Sukiman, S.Ag., M.Pd.B., dengan tujuan untuk membentuk Pengurus …

Konsolidasi PERGABI Kalimantan Barat: Subari, S.Ag Terpilih Menjadi Ketua dalam Musda I

padamutisarana

01 Jun 2024

Mempawah – Tisarana.Net 1 Juni 2024 – Perkumpulan Guru Agama Buddha Indonesia (PERGABI) Provinsi Kalimantan Barat mengadakan Musyawarah Daerah (Musda) I di Gedung PGRI Kabupaten Mempawah untuk pembentukan PD PERGABI Kalimantan Barat yang pertama. Bapak Tukul Slamet, S. Ag., selaku Sekretaris Pengurus Pusat PERGABI hadir dengan penuh semangat dan memberikan arahan serta motivasi kepada seluruh …

x
x