- BeritaMusda I Sukses Membawa Dwi Sektiyono Cahyo sebagai Ketua, PERGABI DIY Siap Berkarya untuk Kemajuan Pendidikan Agama Buddha
- ArtikelMeditasi Pernafasan – Pendahuluan Anapanasati Pokok Meditasi oleh YM. Kasapa Thera
- AgendaSutrimo Pimpin PERGABI Kalimantan Utara: Komitmen untuk Pendidikan Agama Buddha yang Berkualitas
- ArtikelMusda I PERGABI Jawa Timur: Sunarto Terpilih Menjadi Ketua
- ArtikelMusda 1 Pergabi Kalsel: Narmin Resmi Terpilih sebagai Ketua Baru
- BeritaKonsolidasi PERGABI Kalimantan Barat: Subari, S.Ag Terpilih Menjadi Ketua dalam Musda I
- ArtikelPELAKSANAAN PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA (P5) PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI
Lima Kelompok Pencengkeraman Alami Sepanjang Waktu
Oleh : Yang Mulia Mahāsi Sayādaw
Yang disebut dengan lima kelompok pencengkeraman adalah: bentuk materi (rūpa), perasaan (vedanā), pencerapan (saññā), bentuk-bentuk pikiran (sankhāra), dan kesadaran (viññāna). Apakah mereka itu? Mereka adalah hal-hal yang anda alami sepanjang waktu. Anda tidak perlu pergi ke mana pun untuk mencari mereka. Mereka berada di dalam diri anda. Ketika anda melihat, mereka ada di dalam proses melihat. Ketika anda mendengar, mereka ada di dalam proses mendengar. Ketika anda mencium, mengecap, menyentuh, atau berpikir, mereka ada di dalam proses mencium, mengecap, menyentuh, atau berpikir. Ketika anda menekuk, menjulurkan atau menggerakkan anggota tubuh anda, kelompok pencengkeraman berada di sana dalam proses menekuk, meluruskan atau bergerak.
Hanya saja anda tidak mengenal mereka sebagai kelompok pencengkeraman karena anda belum pernah bermeditasi tentang mereka, dan tidak mengetahui mereka sebagaimana adanya. Karena tidak mengetahui mereka sebagaimana adanya, anda mencengkeram mereka dengan hasrat/pendambaan dan pandangan salah.
Apa yang terjadi ketika anda menekuk lengan anda? Ini bermula dari keinginan untuk menekuknya. Kemudian proses materi dari gerakan menekuk muncul setelah itu. Pada keinginan untuk menekuk lengan terdapat empat kelompok mental. Pikiran yang ingin menekuk adalah kesadaran. Ketika anda berpikir tentang menekuk lengan, anda mungkin merasa senang, tidak senang, atau netral dalam melakukannya. Jika anda melakukannya dengan kegembiraan, ada perasaan senang. Jika anda melakukannya dengan kurang gembira, ada perasaan tidak senang. Selain itu, maka perasaannya netral. Sehingga ketika anda berniat menekuk lengan, kelompok perasaan berada di sana. Kelompok pencerapan mengenali atau mencerap proses menekuk. Bentuk-bentuk pikiran mendorong anda untuk menekuk lengan, seolah-olah berkata, “Tekuk! Tekuk!” Jadi dalam tindakan menekuk lengan, semua empat kelompok mental terlibat, yaitu: perasaan, pencerapan, bentuk-bentuk pikiran, dan kesadaran. Gerakannya sendiri adalah kelompok materi, sehingga semuanya menjadi lima kelompok.
Dalam satu gerakan menekuk lengan, lima kelompok ini muncul. Setiap kali anda bergerak, lima kelompok ini muncul secara berulang-ulang. Setiap gerakan menimbulkan lima kelompok tersebut. Jika anda belum bermeditasi tentang mereka dengan benar, dan belum mengetahui mereka sebagaimana adanya, kami tidak perlu memberitahukan anda apa yang terjadi. Anda harus mengetahuinya sendiri. Apa yang anda pikirkan adalah “Aku ingin menekuk lengan, lalu aku menekuknya.” Bukankah begitu? Semua orang berpikir seperti itu. Tanyakan saja pada anak-anak, dan mereka akan memberikan jawaban yang sama. Tanyakan orang dewasa yang tidak mampu membaca atau menulis, dan dia akan memberikan jawaban yang sama. Tanyakan orang seorang yang mampu membaca, dan dia akan memberikan jawaban yang sama. Jika ia telah banyak membaca, ia mungkin memberikan jawaban dengan bahasa kitab suci, menyebutkan mental (nāma) dan jasmani (rūpa), tetapi hal ini bukanlah apa yang dia ketahui sendiri, hanyalah apa yang telah ia baca. Apa yang sebenarnya ia pikirkan adalah, “Aku berniat menekuk lengan, lalu aku tekuk. Aku berniat bergerak, lalu aku bergerak.” Ia juga berpikir,”Aku pernah melakukannya dulu, lakukan itu sekarang, dan aku akan melakukannya lagi.” Cara berpikir seperti ini adalah pemikiran tentang kekekalan. Tidak ada orang yang berpikir, “Keinginan untuk menekuk hanya ada sekarang.” Orang biasa selalu berpikir,” Pikiran ini telah ada sebelumnya. ‘Aku’ yang sama yang telah ada sebelumnya, sekarang berpikir mau menekuk lengan.” Mereka juga berpikir, “’Aku’ yang berpikir ini ada sekarang, dan akan terus ada.”
Ketika anda menekuk atau menggerakkan tangan dan kaki anda, anda berpikir, “Tangan dan kaki yang sama yang telah ada sebelumnya sedang bergerak sekarang. ‘Aku’ yang sama yang telah ada sebelumnya sedang menggerakkan tangan dan kaki sekarang.” Setelah menggerakkan tangan dan kaki, anda berpikir lagi, “Tangan dan kaki ini, dan ‘Aku’ ini selalu ada.” Tidak pernah terpikir oleh anda bahwa mereka semua lenyap. Ini juga adalah pemikiran tentang kekekalan.
Ini artinya melekat pada apa yang tidak kekal dianggap kekal; melekat pada apa yang bukan orang atau diri, dianggap sebagai orang atau diri. Setelah anda menekuk atau meluruskan lengan sesuai dengan keinginan anda, anda berpikir itu bagus. Contohnya, karena anda merasa lengan anda kaku, anda menggerakkannya dan rasa kaku hilang. Lalu anda merasa nyaman kembali. Anda berpikir itu bagus, dan merupakan sumber kebahagiaan. Penari menekuk dan meluruskan sambil menari, dan mereka bergembira dalam melakukan ini. Mereka menikmatinya dan merasa senang dengan diri mereka sendiri. Ketika anda berbincang-bincang, anda sering menggerakkan tangan, kaki dan kepala, lalu merasa senang, dan berpikir itulah kebahagiaan. Ketika sesuatu yang anda lakukan menemui keberhasilan, anda berpikir itu bagus, dan merupakan sumber kebahagiaan. Inilah caranya anda bergembira dalam hasrat dan mencengkeram terhadap berbagai hal. Apa yang tidak kekal anda anggap kekal, lalu anda bergembira di dalamnya. Apa yang bukan kebahagiaan, bukan juga kepribadian, tetapi hanya merupakan kelompok mental dan jasmani, anda anggap sebagai kebahagiaan atau kepribadian, dan bergembira di dalamnya. Anda bergembira dan melekat pada kelompok-kelompok ini, dan mengira mereka itu adalah diri atau ego anda sendiri.
Ketika anda menekuk, meluruskan, atau menggerakkan anggota tubuh, berpikir bahwa ”Aku akan menekuk” adalah kelompok pencengkeraman. Menekuk adalah kelompok pencengkeraman. Meluruskan adalah kelompok pencengkeraman. Berpikir, ”Aku akan bergerak” adalah kelompok pencengkeraman. Bergerak adalah kelompok pencengkeraman. Ketika kita berbicara tentang kelompok pencengkeraman, yang seharusnya direnungkan/dimeditasikan, yang kami maksud hanyalah hal-hal di atas.
Hal yang sama terjadi dalam proses melihat, mendengar, dan seterusnya. Ketika anda melihat, landasan penglihatan – yaitu mata dan juga obyek yang dilihat, adalah manifestasi. Keduanya adalah kelompok materi. Mereka tidak dapat mengetahui. Jika seseorang tidak dapat bermeditasi sewaktu melihat, ia akan mencengkeram mereka. Ia berpikir bahwa seluruh tubuh dengan mata tersebut adalah kekal, bahagia, dan memiliki diri – jadi ia mencengkeramnya. Ia berpikir bahwa seluruh dunia materi dengan obyek yang terlihat tersebut adalah kekal, indah, bagus, bahagia, dan memiliki diri – jadi ia mencengkeramnya. Sehingga bentuk, mata, dan obyek yang terlihat disebut kelompok pencengkeraman.
Ketika anda melihat, “melihat” muncul. Hal ini mencakup empat kelompok mental. Menyadari ketika melihat adalah kelompok kesadaran (viññāna). Rasa senang atau tidak senang ketika melihat adalah kelompok perasaan (vedanā). Yang mencerap obyek adalah kelompok pencerapan (saññā). Yang membuat perhatian untuk melihat adalah kelompok bentuk-bentuk mental (sankhāra). Jika seseorang tidak bermeditasi sewaktu melihat, ia cenderung berpikir bahwa proses melihat tersebut sudah terjadi sebelumnya, dan sedang terjadi lagi sekarang. Atau saat seseorang melihat benda-benda yang indah, ia mungkin berpikir bahwa melihat adalah bagus. Dengan berpikir demikian, seseorang selalu mencari bendabenda yang indah dan menarik untuk menikmati proses melihat. Seseorang pergi melihat perayaan dan menonton film, walaupun menghabiskan uang, menyita waktu, dan membahayakan kesehatan, karena ia berpikir hal tersebut menyenangkan. Kalau tidak, ia tidak akan menghabiskan waktu dan usahanya.
Berpikir bahwa apa yang dilihat adalah “Aku” atau berpikir “Aku menikmatinya” itulah pencengkeraman pada proses melihat yang disertai dengan hasrat dan pandangan salah. Karena proses-proses di atas mencengkeram obyek, mental dan jasmani yang muncul pada saat melihat disebut dengan kelompok pencengkeraman. Anda mencengkeram dengan cara yang sama ketika mendengar, mencium, mengecap, menyentuh, atau berpikir. Anda mencengkeram khususnya pada mental yang berpikir, mengkhayal, dan merenung – pada ego. Jadi lima kelompok pencengkeraman adalah hanya hal-hal mental dan jasmani yang muncul pada enam pintu indera bilamana seseorang melihat, mendengar, merasa, atau mencerap. Kita harus berusaha melihat kelompok kelompok ini sebagaimana adanya. Bermeditasi dan melihat mereka sebagaimana adanya, itulah yang dimaksud pengetahuan pandangan terang.
padamutisarana
28 Nov 2024
Meditasi Pernafasan adalah salah satu meditasi Buddhis yang sangat populer dan mudah dilakukan untuk mengembangkan batin dan nilai luhur setiap manusia Menurut Ajaran Sang Maha Buddha, ada 40 mata pokok Meditasi yang diperuntukkan bekerjanya pikiran dalam membangun Ketenangan melalui Jhana (Pencerapan). Ini adalah disebut Kamma-tthana, dan kata ‘Thanam’ (tempat, stasiun, landasan). Jadi, Kammatthana berarti …
padamutisarana
09 Nov 2024
Tanjung Selor, 09 November 2024 – Perkumpulan Guru Agama Buddha Indonesia (PERGABI) kini resmi terbentuk di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara). Kepengurusan PERGABI Kaltara untuk masa bakti 2024-2027 dibentuk melalui Musyawarah Daerah I (Musda I) PERGABI Kaltara yang berlangsung secara luring di Sekolah Buddhis Paramita bagi anggota yang berdomisili di Tanjung Selor dan daring bagi anggota …
padamutisarana
10 Agu 2024
Magetan, 10 Agustus 2024 – Perkumpulan Guru Agama Buddha Indonesia (PERGABI) Provinsi Jawa Timur mengadakan Musyawarah Daerah (Musda) I di Hotel Merah 2 Sarangan Kabupaten Magetan Jawa Timur untuk pembentukan Pengurus Daerah (PD) PERGABI Jawa Timur yang pertama. Bapak Roch Aksiadi, S.Ag., ST., MM., selaku Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat PERGABI hadir dengan penuh semangat dan …
padamutisarana
21 Jun 2024
Kalimantan Selatan, 14 Juni 2024 – Perkumpulan Guru Agama Buddha Indonesia (Pergabi) Provinsi Kalimantan Selatan sukses mengadakan Musyawarah Daerah (Musda) 1 yang dipusatkan di Aula Vihara Buddha Sasana Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut, pada Jumat, 14 Juni 2024. Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua Umum Pengurus Pusat Pergabi, Bapak Sukiman, S.Ag., M.Pd.B., dengan tujuan untuk membentuk Pengurus …
padamutisarana
30 Mei 2024
Berdasarkan Permendikbudristek No. 56/M/2022, Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila adalah kegiatan kokurikuler berbasis projek yag dirancang guna menguatkan pencapaian kompetensi dan karakter profil pelajar Pancasila yang disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan. Projek ini merupakan bagian dari Kurikulum Merdeka, yang bertujuan untuk menciptakan lulusan siswa-siswa Indonesia yang tergambar sebagai profil Pelajar Pancasila. Dalam upaya membentuk Profil …
padamutisarana
30 Mei 2024
Batam, Tisarana.net – Rabu, 29 Mei 2024 Perkumpulan Guru Agama Buddha Indonesia (PERGABI) resmi terbentuk di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Kepengurusan PERGABI Kepri untuk masa bakti 2024-2027 dibentuk melalui Musyawarah Daerah I (Musda I) PERGABI Kepri yang berlangsung di BIZ Hotel, Batam. Acara tersebut juga menjadi momen penting untuk pelantikan ketua baru. Dalam sambutannya, Edy …
10 Feb 2018 8.996 views
Kalyanamitta berasal dari kata Kalyana yang artinya baik atau bagus dan Mitta yang artinya teman. Jadi Kalyanamitta berarti teman yang baik atau bagus yang dapat menjadikan diri kita selalu waspada dalam menempuh kehidupan dunia dan setelah meninggal. Terdapat empat macam sahabat yang dipandang berhati tulus ( suhada ) : yaitu A. sahabat penolong ( upakaro …
21 Feb 2016 8.880 views
Ada dua orang yang tidak terbalas jasa-jasa nya siapakah mereka ? AYAH dan IBU-mu. Barang siapa dapat mendorong orangtua-Nya menjadi berkeyakinan, berkebajikan, murah hati, bijaksana, dengan berbuat begitu, orang ini telah membalas, bahkan ia telah berbuat lebih dari pada sekedar membalas jasa-jasa orangtua-NYA. ( Anguttara Nikaya 161 ) Pada kesempatan ini saya ingin mengajak para DERMAWAN yang bisa …
30 Nov 2015 8.629 views
Agama Buddha yang oleh umat Buddha dikenal sebagai Buddha Dhamma, bersumber pada kesunyataan yang diungkapkan oleh Sang Buddha Gotama lebih dari dua ribu lima ratus tahun yang lalu, yang menguraikan hakekat kehidupan berdasarkan Pandangan Terang, dan oleh karenanya dapat membebaskan manusia dari ketidaktahuan (avijja) dan penderitaan (dukkha). Dalam sejarah perkembangan agama Buddha, telah timbul berbagai …
22 Feb 2016 6.566 views
DOKTRIN KELAHIRAN KEMBALI Apakah ada kehidupan sebelum kelahiran ? Akankah ada kehidupan setelah kematian ? Ini adalah pertanyaan – pertanyaan yang perlu dibicarakan secara serius dan tenang. Pertanyaan – pertanyaan yang memiliki kepentingan filosofis seperti itu harus dipertimbangkan dengan segenap pemikiran manusia secara objektif dan tanpa prasangka, tidak dipengaruhi oleh perasaan pribadinya. Seseorang mestinya jangan …
28 Jan 2017 5.779 views
Oleh : Y.M. Acharya Buddharakkhita Terdapat berbagai cara dalam latihan metta-bhavana, meditasi cinta kasih universal. Tiga metode dasar akan diuraikan di sini. Petunjuk-petunjuk ini, didasarkan pada sumber-sumber kitab suci dan kitab komentar, ditujukan untuk menjelaskan latihan meditasi metta dalam cara yang jelas, sederhana, dan langsung sehingga setiap orang yang bersungguh-sungguh ingin melaksanakan latihan tidak memiliki …
16 Sep 2018 5.468 views
Sekolah Minggu Remaja Pusdiklat Buddhis Sikkhadama Santibhumi, hari minggu 16 September 2018, di pagi yang cerah para remaja Buddhis berdatangan untuk melaksankan puja terhadap Guru Agung Buddha. Lantunan parita yang baik, terlihat pemimpin puja Aryo dan Anan membaca sesuai dengan tanda baca yang benar. Hal ini merupakan kebanggan bagi remaja Buddhis yang terus dapat turut …
03 Des 2017 4.916 views
“ Anuttaram Punnakhetam Lokassati” Dalam kehidupan manusia didunia ini, terdapat 4 hal yang selalu diinginkan, yaitu : menjadi kaya raya, memperoleh kedudukan yang tinggi, usia panjang, dan mencapai alam kebahagiaan setelah berakhirnya kehidupan di dunia. Secara universal praktek memberi (berdana) dikenal sebagai salah satu keluhuran manusia yang paling mendasar. Terlebih dalam ajaran agama Buddha berdana …
Comments are not available at the moment.