Home » Artikel » ‘Hidup Ini Singkat’ menurut Pandangan Agama Buddha

‘Hidup Ini Singkat’ menurut Pandangan Agama Buddha

padamutisarana 26 Mei 2016 3.256

hidup itu singkat menurut agama buddha by tony yoyo di TisaranaDotNet

Oleh Romo Tony Yoyo

Dalam Anguttara Nikaya (VII, 70), Sutta Pitaka, Buddha mengatakan kepada para bhikkhu:

“Dahulu kala, hiduplah seorang guru agama bernama Araka, yang bebas dari nafsu indera. Araka mempunyai beratus-ratus murid. Inilah doktrin yang diajarkan oleh Araka kepada murid-muridnya:

“Sungguh pendek kehidupan manusia, para brahmana, sungguh terbatas dan singkat. Kehidupan ini penuh dengan penderitaan, penuh dengan pusaran. Hal ini harus dipahami dengan bijaksana. Orang harus melakukan hal yang baik dan menjalani kehidupan yang murni. Tak seorang pun yang pernah terlahir dapat lolos dari kematian.””

Buddha kemudian melanjutkan:

“Tetapi pada saat itu, masa hidup manusia adalah 60.000 tahun dan pada usia 500 tahun gadis-gadis dapat dinikahkan. Pada zaman itu jenis penyakit yang dimiliki orang hanya ada enam, yaitu kedinginan, kepanasan, kelaparan, kehausan, kotoran, dan kencing.

Walaupun orang-orang hidup amat lama dan memiliki amat sedikit penderitaan, Araka memberikan ajaran seperti itu kepada para muridnya: “SUNGGUH PENDEK KEHIDUPAN MANUSIA…….””

Bayangkan di jaman Araka, usia manusia begitu panjang. Jenis penyakit hanya ada enam. Itu pun sebenarnya tidak bisa dikatakan penyakit karena hanyalah kondisi alamiah manusia.

Meski pun demikian, Araka mewanti-wanti para muridnya untuk bergegas. Agar murid-muridnya lebih banyak melakukan perbuatan baik. Agar murid-muridnya memurnikan kehidupannya. Jangan sampai kehilangan kesempatan berbuat baik di kehidupan yang ‘pendek’ atau ‘singkat’ tersebut. Araka mengingatkan para muridnya bahwa semua yang pernah dilahirkan pada akhirnya akan mati.

Diyakini untuk setiap abad yang berlalu, usia rata-rata manusia berkurang satu tahun dari usia rata-rata manusia di zaman Buddha Gotama. Saat ini sudah sekitar 26 abad sejak Buddha Gotama parinibbana. Usia rata-rata manusia di zaman Buddha Gotama adalah 100 tahun. Berarti usia rata-rata manusia di zaman sekarang ini adalah 74 tahun. Tentu SANGAT AMAT PENDEK dibanding usia rata-rata manusia di zaman kehidupan Araka.

Kurangkan 74 tahun dengan usia kita saat ini maka itulah perkiraan terbaik sisa waktu kita di kehidupan ini. Tersisa SANGAT SEDIKIT waktu kita untuk berbuat baik dan memurnikan kehidupan ini! Apalagi jika sisa waktu yang ada harus dikurangi dengan periode kita sakit sehingga tidak bisa berbuat baik. Alhasil waktu yang tersisa TERAMAT SANGAT AMAT PENDEK!!!

Masihkah kita membuang-buang waktu percuma tanpa berupaya mengisinya dengan perbuatan baik? Masihkah kita menunda melakukan perbuatan baik?

Ingatlah perbuatan baik bisa dilakukan dengan menjaga pikiran yang baik, berucap yang baik, dan berlaku yang baik. Berbuat baik janganlah menunggu kesempatan yang besar (kakap). Kesempatan berbuat baik dengan skala sedang atau kecil sekali pun, ambillah.

Jika kesempatan berbuat baik tidak tersedia, kita lah yang harus membuatnya. Sebagai contoh, di tempat kita berkebaktian rutin, tidak ada yang menawarkan kita untuk memimpin puja bakti. Kita lah yang membuat kesempatan berbuat baik dengan menawarkan diri kepada pengurus untuk memimpin puja bakti. Tentu saja jika belum terbiasa harus berlatih terlebih dahulu supaya lancar. Ada banyak lagi contoh perbuatan baik kecil yang bisa teramulasi menjadi besar atau banyak jika dilakukan rutin.

Ingatlah ucapan Buddha sesuai Dhammapada syair 122:

“Jangan meremehkan kebajikan (meski pun kecil) dengan berkata, “Itu tak akan berakibat apa-apa bagiku.” Seperti tempayan akan penuh oleh air yang jatuh menetes, begitu pula orang bijaksana memenuhi dirinya sedikit demi sedikit dengan kebajikan.”

Selamat memanfaatkan sisa waktu di kehidupan ini dengan sebaik-baiknya. Kereta kehidupan terus bergerak menuju stasiun terakhir. Jangan biarkan penyesalan timbul di ujung usia.

Comments are not available at the moment.

Sorry, the comment form has been disabled on this page/article.
Related post
Meditasi Pernafasan – Pendahuluan Anapanasati Pokok Meditasi oleh YM. Kasapa Thera

padamutisarana

28 Nov 2024

Meditasi Pernafasan adalah salah satu meditasi Buddhis yang sangat populer dan mudah dilakukan untuk mengembangkan batin dan nilai luhur setiap manusia   Menurut Ajaran Sang Maha Buddha, ada 40 mata pokok Meditasi yang diperuntukkan bekerjanya pikiran dalam membangun Ketenangan melalui Jhana (Pencerapan). Ini adalah disebut Kamma-tthana, dan kata ‘Thanam’ (tempat, stasiun, landasan). Jadi, Kammatthana berarti …

Sutrimo Pimpin PERGABI Kalimantan Utara: Komitmen untuk Pendidikan Agama Buddha yang Berkualitas

padamutisarana

09 Nov 2024

Tanjung Selor, 09 November 2024 – Perkumpulan Guru Agama Buddha Indonesia (PERGABI) kini resmi terbentuk di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara). Kepengurusan PERGABI Kaltara untuk masa bakti 2024-2027 dibentuk melalui Musyawarah Daerah I (Musda I) PERGABI Kaltara yang berlangsung secara luring di Sekolah Buddhis Paramita bagi anggota yang berdomisili di Tanjung Selor dan daring bagi anggota …

Musda I PERGABI Jawa Timur: Sunarto Terpilih Menjadi Ketua

padamutisarana

10 Agu 2024

Magetan, 10 Agustus 2024 – Perkumpulan Guru Agama Buddha Indonesia (PERGABI) Provinsi Jawa Timur mengadakan Musyawarah Daerah (Musda) I di Hotel Merah 2 Sarangan Kabupaten Magetan Jawa Timur untuk pembentukan Pengurus Daerah (PD)  PERGABI Jawa Timur yang pertama. Bapak Roch Aksiadi, S.Ag., ST., MM., selaku Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat PERGABI hadir dengan penuh semangat dan …

Musda 1 Pergabi Kalsel: Narmin Resmi Terpilih sebagai Ketua Baru

padamutisarana

21 Jun 2024

Kalimantan Selatan, 14 Juni 2024 – Perkumpulan Guru Agama Buddha Indonesia (Pergabi) Provinsi Kalimantan Selatan sukses mengadakan Musyawarah Daerah (Musda) 1 yang dipusatkan di Aula Vihara Buddha Sasana Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut, pada Jumat, 14 Juni 2024. Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua Umum Pengurus Pusat Pergabi, Bapak Sukiman, S.Ag., M.Pd.B., dengan tujuan untuk membentuk Pengurus …

PELAKSANAAN PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA (P5) PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI

padamutisarana

30 Mei 2024

Berdasarkan Permendikbudristek No. 56/M/2022, Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila adalah kegiatan kokurikuler berbasis projek yag dirancang guna menguatkan pencapaian kompetensi dan karakter profil pelajar Pancasila yang disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan. Projek ini merupakan bagian dari Kurikulum Merdeka, yang bertujuan untuk menciptakan lulusan siswa-siswa Indonesia yang tergambar sebagai profil Pelajar Pancasila. Dalam upaya membentuk Profil …

Tri Wahyono Joko Towo Dinobatkan sebagai Ketua Baru PERGABI Kepulauan Riau

padamutisarana

30 Mei 2024

Batam, Tisarana.net – Rabu, 29 Mei 2024 Perkumpulan Guru Agama Buddha Indonesia (PERGABI) resmi terbentuk di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Kepengurusan PERGABI Kepri untuk masa bakti 2024-2027 dibentuk melalui Musyawarah Daerah I (Musda I) PERGABI Kepri yang berlangsung di BIZ Hotel, Batam. Acara tersebut juga menjadi momen penting untuk pelantikan ketua baru. Dalam sambutannya, Edy …

x
x