- BeritaMusda I Sukses Membawa Dwi Sektiyono Cahyo sebagai Ketua, PERGABI DIY Siap Berkarya untuk Kemajuan Pendidikan Agama Buddha
- ArtikelMeditasi Pernafasan – Pendahuluan Anapanasati Pokok Meditasi oleh YM. Kasapa Thera
- AgendaSutrimo Pimpin PERGABI Kalimantan Utara: Komitmen untuk Pendidikan Agama Buddha yang Berkualitas
- ArtikelMusda I PERGABI Jawa Timur: Sunarto Terpilih Menjadi Ketua
- ArtikelMusda 1 Pergabi Kalsel: Narmin Resmi Terpilih sebagai Ketua Baru
- BeritaKonsolidasi PERGABI Kalimantan Barat: Subari, S.Ag Terpilih Menjadi Ketua dalam Musda I
- ArtikelPELAKSANAAN PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA (P5) PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI
Deklarasi Ha Nam Hasil Pertemuan pada Perayaan Hari Trisuci Waisak PBB Ke-16 dihadiri oleh 112 Negara
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kembali mengadakan Peringatan Hari Trisuci Waisak 2563/2019 untuk yang ke 16 kalinya. Pada pertemuan ini dihadiri oleh 112 negara diseluruh dunia, dan pada pertemuan agung ini membuahkan hasil yang disebut dengan DEKLARASI HA NAM.
Berikut adalah isi dari DeklarasiHA NAM dalam Bahasa Indonesia:
DEKLARASI HA NAM 2019
Dibuat pada Kesempatan yang Baik dari Hari Perserikatan Bangsa-Bangsa Ke-16
12-14 Mei 2019, Tam Chuc Convention Center,, Ha Nam, Vietnam
Bahwa, kami, para peserta, dari 112 negara dan teritori, telah berkumpul bersama untuk Konferensi Buddhis Internasional pada Hari Perserikatan Bangsa-Bangsa di Tam Chuc Convention Center yang diadakan pada 12-14 Mei 2019;
Bahwa, kami, berkumpul bersama dalam Majelis ini berdasarkan resolusi yang disetujui pada tanggal 15 Desember 1999 di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, Sesi No. 54, Agenda Artikel 174, Resolusi 54/115. Di dalamnya, dinyatakan bahwa Vesak, yang jatuh pada Hari Bulan Purnama di bulan Mei, akan diakui dan diperingati secara internasional di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Kantor Regional sejak Tahun 2000 dan seterusnya. Hari Vesak Perserikatan Bangsa-Bangsa dirayakan bersama oleh semua tradisi Buddha sebagai Hari Tri Suci. Ini berfungsi untuk menumbuhkan saling pengertian dan kerja sama di antara semua tradisi, organisasi, dan individu Buddhis melalui dialog berkelanjutan antara para pemimpin dan cendekiawan Buddhis untuk membahas masalah-masalah yang menjadi perhatian universal tersebut. Sebagai hasil dari musyawarah kami, kami mengadopsi dan mempublikasikan pesan perdamaian berikut berdasarkan pada ajaran Buddha tentang kebijaksanaan dan belas kasih:
Sementara itu, bersama-sama mendiskusikan masalah yang terkait dengan “Pendekatan Buddhis untuk Kepemimpinan Global dan Tanggung Jawab Bersama untuk Masyarakat Berkelanjutan”, kami telah berbagi sudut pandang, pengalaman dan penelitian kami tentang tren dan perkembangan terkini di berbagai bidang dan secara sengaja mempertimbangkan implikasi praktisnya. ; dan,
Bahwa, kami sangat berterima kasih dan penuh penghargaan mendalam atas keramahtamahan paling indah dari Sangha Nasional Vietnam dan dukungan Pemerintah Republik Sosialis Vietnam dalam menyelenggarakan pertemuan yang paling baik ini, pada kesempatan penyelesaian musyawarah yang menampilkan pertemuan, presentasi akademik, diskusi pembelajaran, acara budaya dan persaudaraan Buddhis selama tiga hari ini.
Oleh karena itu, sekarang pada akhir perayaan dan pertemuan kami yang sukses, kami, para delegasi yang berkumpul, dengan suara bulat menyelesaikan dan mengadopsi Deklarasi ini.
Artikel 1: Kesepakatan Umum
Untuk lebih memahami dan mengimplementasikan sepenuhnya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB, kami memutuskan untuk:
1.1. Mengadopsi peran yang semakin aktif, baik secara lokal maupun global, mengadvokasi, bekerja, dan mendukung masyarakat berkelanjutan dalam konteks krisis sosial, politik, ekonomi dan budaya yang mendalam saat ini.
1.2. Memperkuat konsep “Keikutsertaan Agama Buddha” dengan secara aktif dan positif mencari partisipasi dari lembaga-lembaga internasional.
1.3. Memvalidasi pendekatan Buddhis sebagai paradigma pelengkap untuk mencapai cita-cita damai dan memahami nilai-nilai universal.
1.4. Mengadvokasi filosofi Buddhis untuk mengeksplorasi karakter dan konteks yang berubah dan sebagai panduan spiritual untuk pemerintahan global.
1.5. Mengakui kerangka kerja aksi internasional berbasis Buddhis sebagai seperangkat pengaturan yang layak, dapat disepakati, untuk kesejahteraan keseluruhan, pengembangan dan kemajuan semua makhluk hidup.
1.6. Menghargai kebesaran agama Buddha di zaman sekarang.
Artikel 2: Respons Buddhis terhadap Tanggung Jawab Bersama
Untuk mempromosikan gagasan tentang tanggung jawab bersama, kami memutuskan untuk:
2.1. Membangun sebuah fondasi interaksi yang proaktif dan terjalin baik dengan mengidentifikasi peran penting Komunitas Buddhis di seluruh Dunia.
2.2. Mendukung keahlian masing-masing berdasarkan prinsip-prinsip Buddhis untuk saling menguntungkan.
2.3. Memperluas gagasan kasih sayang, tindakan yang penuh perhatian, dan dukungan untuk membantu orang-orang di luar komunitas Buddhis tanpa diskriminasi berdasarkan ras, kepercayaan, agama, dan gender.
2.4. Menekankan tanggung jawab individu yang penting dalam kolektif bersama.
2.5. Bekerja sama dengan badan-badan internasional di berbagai tingkat tanggung jawab untuk mencapai tujuan akhir Agama Buddha untuk mengakhiri penderitaan.
2.6. Menyebarkan lima sila Buddhis dan promosikan partisipasi aktif masyarakat setempat untuk mengubahnya menjadi tujuan berkelanjutan sebagai dasar tanggung jawab bersama terhadap kondisi kehidupan yang lebih baik di seluruh dunia.
Artikel 3: Pendekatan Buddhis untuk Masyarakat Berkelanjutan
Untuk menciptakan masyarakat yang berkelanjutan, kami memutuskan untuk:
3.1. Memanfaatkan Empat Kebenaran Mulia dan Jalan Berunsur Delapan sebagai pendekatan dasar bagi masyarakat yang berkelanjutan.
3.2. Menciptakan saling ketergantungan di antara beberapa komunitas dengan mengakui ajaran Buddha untuk mempromosikan potensi malsimal manusia secara berkelanjutan.
3.3. Merevitalisasi integrasi tiga pilar pembangunan Buddhis, yaitu, perlindungan lingkungan, kemakmuran ekonomi, dan keadilan sosial.
Pasal 4: Kepemimpinan Berkesadaran Penuh untuk Perdamaian Berkelanjutan
Untuk menciptakan kedamaian dalam cahaya kepemimpinan yang berkesadaran penuh, kami memutuskan untuk:
4.1. Menekankan dialog dan pendekatan tanpa kekerasan untuk pembangunan perdamaian untuk menentang paradigma lama bahwa yang kuat secara fisik selalu menang atas yang lemah.
4.2. Mendorong konsep kebijaksanaan dan belas kasih sebagai dasar untuk menghindari dan menyelesaikan konflik.
4.3. Mengakui pentingnya dasar kepemimpinan yang berkesadaran penuh yang berkaitan dengan pengajaran dalam etika individu dan masyarakat dalam berkontribusi pada perdamaian. (Secara khusus, mencari penyelesaian konflik, menghormati kehidupan, mengakhiri kekerasan dan praktik cinta kasih, tanpa kekerasan melalui dialog dan kerja sama.)
Pasal 5: Pendekatan Buddhis untuk Keluarga Harmonis, Kesehatan dan Masyarakat Berkelanjutan
Untuk menciptakan masyarakat yang berkelanjutan, kami memutuskan untuk:
5.1. Mengakui transformasi kontemporer dalam struktur keluarga dan sistem sosial dan mempromosikan prinsip-prinsip Buddhis tentang komunikasi yang harmonis untuk mencapai keluarga yang harmonis, layanan kesehatan yang lebih baik, dan masyarakat yang berkelanjutan.
5.2. Mengevaluasi efek dari hidup sehat dan memfasilitasi program hidup sehat Buddhis dengan menerapkan teknik meditasi Buddhis.
5.3. Mengajarkan lima sila Buddhis sebagai bagian dari kurikulum sekolah, dari kelas K (Kanak-kanak) hingga 12 (SMA), untuk mengadvokasi konsep hidup sehat dan keluarga yang harmonis.
5.4. Mempromosikan semangat kelima sila dalam sistem peradilan sebagai dasar untuk rehabilitasi individu yang dipenjara.
Pasal 6: Pendekatan Buddhis untuk Pendidikan Global dalam Etika
Untuk meningkatkan sistem pendidikan global, kami memutuskan untuk:
6.1. Menegaskan kembali bahwa tujuan akhir pendidikan Buddhis dalam etika adalah membebaskan seseorang dari ego dan penderitaannya sendiri.
6.2. Menyebarkan konsep Buddhis tentang ketidakkekalan dan bukan diri dalam pendidikan global demi perbaikan dunia untuk memerangi keserakahan, kebencian, dan kebodohan batin.
6.3. Menggabungkan prinsip-prinsip Agama Buddha dengan Psikologi dan Filsafat dalam pendidikan sebagai cara untuk memeriksa masalah-masalah Etika dan Etika itu sendiri.
6.4. Memasukkan prinsip-prinsip etika Buddhis ke dalam sistem pendidikan nasional di semua tingkatan.
6.5. Mendorong integrasi kebijaksanaan dan kasih sayang dalam merawat lingkungan, menumbuhkan efek sinergis antara individu, sekolah dan masyarakat.
Artikel 7: Agama Buddha dan Revolusi Industri Keempat
Dengan bantuan platform digital, kami memutuskan untuk:
7.1. Mendesak para guru Dharma untuk mengambil manfaat dari revolusi industri keempat untuk memodernkan ilmu pengetahuan Buddhis tentang studi pikiran untuk penyembuhan dan transformasi manusia dengan menggunakan robotika, kecerdasan buatan, sensor, dan visi.
7.2 Mengintegrasikan praktik Buddhis dengan teknologi seperti komputer dan aplikasi telepon berbasis berkesadaran penuh untuk meditasi.
7.3. Mengadvokasi untuk penelitian lanjutan di bidang kecerdasan buatan sebagai alat untuk memungkinkan manusia lebih banyak waktu luang untuk melakukan tugas-tugas tingkat tinggi dan bermakna tetapi tidak untuk menggantikan interaksi manusia, inovasi dan pengambilan keputusan kritis.
7.4. Menerapkan filosofi Buddhis dalam memajukan pemahaman dunia yang dijalankan oleh algoritma.
Pasal 8: Pendekatan Buddhis untuk Konsumsi yang Bertanggung Jawab dan Pembangunan Berkelanjutan
Dengan kesadaran baru tentang pentingnya pendekatan Buddhis dalam pertumbuhan yang memungkinkan, kami memutuskan untuk:
8.1. Menyebarkan kisah hidup Sri Buddha sebagai orang yang menghabiskan sebagian besar hidupnya selaras dengan alam, dengan lebih banyak keterlibatan berbasis kebutuhan daripada keserakahan untuk perbaikan lingkungan.
8.2. Memanfaatkan sikap Buddhis, menekankan kemunculan bergantungan untuk hidup berdampingan untuk memastikan stabilitas ekologis dan keharmonisan antara manusia dan dunia alami.
8.3. Mempromosikan transisi energi, menggantikan emisi energi besar yang mencemari atau menguras sumber daya alam dengan energi yang bersih dan aman.
8.4. Berkolaborasi dengan para pemimpin bisnis dalam mengembangkan sumber makanan alternatif dan berkelanjutan tanpa bergantung pada protein hewani.
Pasal 9: Implikasi dan Kesimpulan Kebijakan
Sebagai kesimpulan dan menyadari perlunya perubahan mendasar dalam kebijakan di antara banyak dan beragam pemangku kepentingan, kami memutuskan untuk:
9.1. Meminta agar temuan yang dipertimbangkan dengan baik ini dimasukkan ke dalam program baru Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB.
9.2. Menyatakan bahwa inilah saatnya bagi komunitas Dunia untuk memulai refleksi jujur tentang solusi Buddhis dan pemanfaatannya di dunia yang berubah dengan cepat saat ini.
9.3. Menyatakan bahwa etika Buddhis memiliki nilai budaya untuk berkontribusi pada pengembangan masyarakat yang lebih berbelas kasih dan mampu membangun sistem politik, ekonomi, dan masyarakat yang berkelanjutan, adil dan peduli.
9.4. Mengadvokasi bahwa komunitas Buddhis dapat menjadi mitra yang berharga untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB.
9.5. Meminta agar para pemimpin dunia berkolaborasi dengan umat Buddhis untuk mengembangkan sistem yang secara universal mendorong pencapaian sosio-ekonomi penuh dan potensi welas asih dan dengan demikian menciptakan Dunia di mana kita semua ingin hidup.
9.6. Mendesak pemerintah-pemerintah negara, masyarakat sipil, bisnis, keluarga dan individu, terlepas dari agama atau tradisi, mengadopsi nilai moral dan etika.
9.7. Menyatakan bahwa yang berperan penting dalam praktik Agama Buddha di semua tingkatan, secara individu dan kolektif, adalah Keterlibatan Sosial di mana wawasan dari praktik meditasi dan ajaran dibawa untuk memberikan cara-cara fisik dan bermakna untuk mengatasi situasi ketidakadilan sosial, politik, dan ekonomi.
9.8. Mendorong perluasan LSM Buddhis yang secara aktif dan substantif terlibat dalam bantuan bencana, kesejahteraan sosial dan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB.
Ditetapkan pada 14 Mei 2019, di Tam Chuc Convention Center, Ha Nam, Vietnam.
Deklarasi ini ditandatangani oleh Y.M. Thich Thien Nhon sekalu Ketua ICDV – UNDV IOC 2019 dan Presiden Sangha Nasional Vietnam, serta oleh Y.M. Phra Brahmapundit selaku Presiden Dewan Internasional Hari Vesak dan Presiden Asosiasi Universitas Buddhis Internasional.
Deklarasi dalam bahasa Inggris dapat diakses di sini.
Sumber : Bhagavant, 15/5/19, Sum
padamutisarana
30 Nov 2024
Musda I Sukses Membawa Dwi Sektiyono Cahyo sebagai Ketua, PERGABI DIY Siap Berkarya untuk Kemajuan Pendidikan Agama Buddha Sleman, 30 November 2024 – Perkumpulan Guru Agama Buddha (PERGABI) Daerah Istimewa Yogyakarta mengadakan Musyawarah Daerah (MUSDA) I pemilihan dan pembentukan pengurus sekaligus melaksanakan pelantikan pengurus baru untuk periode 2024-2027. Kegiatan ini diselenggarakan di Vihara Dharma Wijaya, …
padamutisarana
28 Nov 2024
Meditasi Pernafasan adalah salah satu meditasi Buddhis yang sangat populer dan mudah dilakukan untuk mengembangkan batin dan nilai luhur setiap manusia Menurut Ajaran Sang Maha Buddha, ada 40 mata pokok Meditasi yang diperuntukkan bekerjanya pikiran dalam membangun Ketenangan melalui Jhana (Pencerapan). Ini adalah disebut Kamma-tthana, dan kata ‘Thanam’ (tempat, stasiun, landasan). Jadi, Kammatthana berarti …
padamutisarana
09 Nov 2024
Tanjung Selor, 09 November 2024 – Perkumpulan Guru Agama Buddha Indonesia (PERGABI) kini resmi terbentuk di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara). Kepengurusan PERGABI Kaltara untuk masa bakti 2024-2027 dibentuk melalui Musyawarah Daerah I (Musda I) PERGABI Kaltara yang berlangsung secara luring di Sekolah Buddhis Paramita bagi anggota yang berdomisili di Tanjung Selor dan daring bagi anggota …
padamutisarana
10 Agu 2024
Magetan, 10 Agustus 2024 – Perkumpulan Guru Agama Buddha Indonesia (PERGABI) Provinsi Jawa Timur mengadakan Musyawarah Daerah (Musda) I di Hotel Merah 2 Sarangan Kabupaten Magetan Jawa Timur untuk pembentukan Pengurus Daerah (PD) PERGABI Jawa Timur yang pertama. Bapak Roch Aksiadi, S.Ag., ST., MM., selaku Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat PERGABI hadir dengan penuh semangat dan …
padamutisarana
21 Jun 2024
Kalimantan Selatan, 14 Juni 2024 – Perkumpulan Guru Agama Buddha Indonesia (Pergabi) Provinsi Kalimantan Selatan sukses mengadakan Musyawarah Daerah (Musda) 1 yang dipusatkan di Aula Vihara Buddha Sasana Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut, pada Jumat, 14 Juni 2024. Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua Umum Pengurus Pusat Pergabi, Bapak Sukiman, S.Ag., M.Pd.B., dengan tujuan untuk membentuk Pengurus …
padamutisarana
01 Jun 2024
Mempawah – Tisarana.Net 1 Juni 2024 – Perkumpulan Guru Agama Buddha Indonesia (PERGABI) Provinsi Kalimantan Barat mengadakan Musyawarah Daerah (Musda) I di Gedung PGRI Kabupaten Mempawah untuk pembentukan PD PERGABI Kalimantan Barat yang pertama. Bapak Tukul Slamet, S. Ag., selaku Sekretaris Pengurus Pusat PERGABI hadir dengan penuh semangat dan memberikan arahan serta motivasi kepada seluruh …
10 Feb 2018 8.996 views
Kalyanamitta berasal dari kata Kalyana yang artinya baik atau bagus dan Mitta yang artinya teman. Jadi Kalyanamitta berarti teman yang baik atau bagus yang dapat menjadikan diri kita selalu waspada dalam menempuh kehidupan dunia dan setelah meninggal. Terdapat empat macam sahabat yang dipandang berhati tulus ( suhada ) : yaitu A. sahabat penolong ( upakaro …
21 Feb 2016 8.883 views
Ada dua orang yang tidak terbalas jasa-jasa nya siapakah mereka ? AYAH dan IBU-mu. Barang siapa dapat mendorong orangtua-Nya menjadi berkeyakinan, berkebajikan, murah hati, bijaksana, dengan berbuat begitu, orang ini telah membalas, bahkan ia telah berbuat lebih dari pada sekedar membalas jasa-jasa orangtua-NYA. ( Anguttara Nikaya 161 ) Pada kesempatan ini saya ingin mengajak para DERMAWAN yang bisa …
30 Nov 2015 8.629 views
Agama Buddha yang oleh umat Buddha dikenal sebagai Buddha Dhamma, bersumber pada kesunyataan yang diungkapkan oleh Sang Buddha Gotama lebih dari dua ribu lima ratus tahun yang lalu, yang menguraikan hakekat kehidupan berdasarkan Pandangan Terang, dan oleh karenanya dapat membebaskan manusia dari ketidaktahuan (avijja) dan penderitaan (dukkha). Dalam sejarah perkembangan agama Buddha, telah timbul berbagai …
22 Feb 2016 6.567 views
DOKTRIN KELAHIRAN KEMBALI Apakah ada kehidupan sebelum kelahiran ? Akankah ada kehidupan setelah kematian ? Ini adalah pertanyaan – pertanyaan yang perlu dibicarakan secara serius dan tenang. Pertanyaan – pertanyaan yang memiliki kepentingan filosofis seperti itu harus dipertimbangkan dengan segenap pemikiran manusia secara objektif dan tanpa prasangka, tidak dipengaruhi oleh perasaan pribadinya. Seseorang mestinya jangan …
28 Jan 2017 5.780 views
Oleh : Y.M. Acharya Buddharakkhita Terdapat berbagai cara dalam latihan metta-bhavana, meditasi cinta kasih universal. Tiga metode dasar akan diuraikan di sini. Petunjuk-petunjuk ini, didasarkan pada sumber-sumber kitab suci dan kitab komentar, ditujukan untuk menjelaskan latihan meditasi metta dalam cara yang jelas, sederhana, dan langsung sehingga setiap orang yang bersungguh-sungguh ingin melaksanakan latihan tidak memiliki …
16 Sep 2018 5.471 views
Sekolah Minggu Remaja Pusdiklat Buddhis Sikkhadama Santibhumi, hari minggu 16 September 2018, di pagi yang cerah para remaja Buddhis berdatangan untuk melaksankan puja terhadap Guru Agung Buddha. Lantunan parita yang baik, terlihat pemimpin puja Aryo dan Anan membaca sesuai dengan tanda baca yang benar. Hal ini merupakan kebanggan bagi remaja Buddhis yang terus dapat turut …
03 Des 2017 4.916 views
“ Anuttaram Punnakhetam Lokassati” Dalam kehidupan manusia didunia ini, terdapat 4 hal yang selalu diinginkan, yaitu : menjadi kaya raya, memperoleh kedudukan yang tinggi, usia panjang, dan mencapai alam kebahagiaan setelah berakhirnya kehidupan di dunia. Secara universal praktek memberi (berdana) dikenal sebagai salah satu keluhuran manusia yang paling mendasar. Terlebih dalam ajaran agama Buddha berdana …
Comments are not available at the moment.