Mari kita kembali melihat koleksi foto-foto lama, lihatlah foto ketika Anda berusia lima tahun atau delapan tahun. Apakah saat ini, Anda adalah orang yang sama dengan anak kecil tersebut atau Anda berbeda dengan anak kecil tersebut?
Pertanyaan ini mungkin sudah pernah kita dengarkan dan tentu saja jawabannya tidak ada yang salah. Ada anak kecil yang hidup di dalam diri kita, meskipun kita telah dewasa, berusia 30 tahun, 40 tahun atau 60 tahun. Anak kecil itu menunggu kita untuk kembali kepadanya, membantu, dan melindunginya.
Ada banyak hal-hal yang terjadi di masa lalu ketika kita melewati masa kanak-kanak yang tentu saja tidak semuanya indah. Jika kita melihat kembali ke masa kanak-kanak, apakah kita merasakan suatu penderitaan, kesedihan, dan kemarahan serta tidak ingin mengingat kembali apa yang terjadi di masa lampau?
Kehidupan dewasa yang sedang kita jalani saat ini dipengaruhi oleh kehidupan masa kanak-kanak. Lingkungan membentuk perkembangan mental seorang anak. Seorang anak yang terlahir dan dibesarkan di lingkungan orang-orang pemarah maka ketika dewasa akan menjadi pemarah.
Ada juga anak-anak yang mengalami pelecehan seksual dan kekerasan (dipukuli dan dimaki-maki). Penderitaan, kesedihan, dan kemarahan ini akan terus terbawa sampai usia dewasa sehingga mempengaruhi sifat dan sikap seseorang. Penderitaan, kesedihan, dan kemarahan ini perlu ditransformasi sehingga kelak tidak akan diwariskan kepada anak dan cucu.
Menyembuhkan anak kecil di dalam diri kita merupakan suatu tindakan nyata bahwa kita mencintai diri kita dan dengan mencintai diri kita maka kita akan mempunyai cinta untuk dibagikan kepada orang-orang yang kita kasihi. Dibutuhkan energi penuh kesadaran yang kuat untuk dapat menyembuhkan anak di dalam diri.
Jika energi penuh kesadaran tidak cukup kuat maka proses penyembuhan tidak akan terjadi, yang akan terjadi adalah kita akan terbawa arus penderitaan, kesedihan, dan kemarahan. Dengan melakukan kegiatan sehari-hari secara penuh kesadaran, napas penuh kesadaran, makan penuh kesadaran, berjalan penuh kesadaran, duduk penuh kesadaran, mencuci piring penuh kesadaran, dan sebagainya maka energi penuh kesadaran sedikit demi sedikit akan bertambah kekuatannya.
Energi penuh kesadaran adalah energi yang akan merangkul penderitaan, kesedihan, dan kemarahan yang akan muncul dalam proses menyembuhkan anak di dalam diri. Itulah makanya dibutuhkan energi penuh kesadaran yang kuat sehingga penderitaan, kesedihan, dan kemarahan akan melemah lalu kembali ke gudang kesadaran.
Energi penuh kesadaran jika terus-menerus dilatih maka akan meningkatkan konsentrasi, dan latihan ini akan membantu kita untuk melihat akar dari penderitaan, kesedihan, dan kemarahan kita. Pada saat itu akan muncul suatu kebijaksanaan mendalam dan penyembuhan pun terjadi di dalam diri kita.
Menyembuhkan anak. di dalam diri bukan suatu proses yang singkat, dibutuhkan latihan yang berkesinambungan. Mendengarkan secara mendalam dan berbicara dengan bahasa kasih merupakan dua hal yang juga harus dilatih dan dilakukan ketika kita bersentuhan dengan anak di dalam diri kita.
Saat kita duduk dengan hening, maka kita akan dapat mendengarkan suara anak kecil yang ada di dalam diri kita. Seringkali kita mengabaikan suara anak kecil yang ada di dalam diri kita dengan mengatakan bahwa kejadian itu terjadi di masa lalu dan tidak perlu diingat. Ya kejadian itu memang sudah berlalu tetapi penderitaan, kesedihan, dan kemarahan masih ada di dalam diri kita.
Dengan mendengar secara mendalam, kita akan memahami apa yang telah terjadi di masa lalu. Menggunakan bahasa kasih akan meyakinkan anak kecil di dalam diri kita bahwa kita akan melindunginya, sehingga kejadian-kejadian di masa lalu tidak akan terulang. Ketika proses penyembuhan terjadi, kita akan memiliki pemahaman, belas kasih dan cinta kasih kepada orang-orang yang telah menyakiti kita di masa lalu.
Jangan lupa untuk mengundang anak di dalam diri kita ketika kita sedang mengalami hal-hal yang indah di dalam hidup, misalnya saat kita sedang duduk santai dan menikmati pemandangan matahari tenggelam yang begitu indah, atau saat kita sedang makan makanan kesukaan. Saya yakin hidup kita akan menjadi lebih bahagia dan indah ketika penyembuhan itu sudah direalisasikan.
Wulandari
Merupakan seorang biksuni, murid dari Zen Master Thich Nhat Hanh.
Sumber : Admin Group Whatapp Secangkir Teh – 06 desember 2017
Sumber gambar : http://elishagoldstein.com/