0812 1222 4419 ratanavaro@gmail.com

Oleh : R. Aksiadi

Manusia adalah makhluk sosial yang selalu menjalankan aktifitasnya bersama orang lain untuk memenuhi segala kebutuhannya. Kehidupan yang bersifat tidak kekal atau selalu berubah ini dapat membuat sebagian orang dalam hidup yang selalu dirundung kekhawatiran, cemas, keragu-raguan, dendam, irihati, dan sifat tidak terpuji lainnya. Mengapa meraka seperti itu? Jawabannya pasti beraneka ragam, ada yang merasa tersaingi dalam dunia kerja karena pekerja yang baru masih muda dan cakap, marah karena seseorang mengancam dan selalu berbuat tidak baik padanya, berbagai macam alasan muncul dalam benaknya.  Seseorang yang bijak seharusnya tidaklah bersikap demikian, tidak berfikir demikian, namun sebaliknya. Namun tidaklah mudah memiliki sikap mental yang bijak dalam menghadapi segala persoalan yang menghadang.

Nilai diri seseorang dapat dilihat dari sikap atau perilaku baik yang terucap atau tindakan yang jelas terlihat dengan kasat mata. Orang yang akan membangun nilai dirinya meningkat tentunya harus fokus pada kelebihan yang dimilikinya untuk dikembangkan hingga titik puncak. Semakin orang ahli dan tahu dasar yang dipelajarinya hingga mahir, maka orang tersebut telah membangun nilai diri dengan benar.

Guru Buddha Gautama dalam kesempatanNya bersabda dalam Mangala Sutta Bait 4 yang berbunyi:

“ Berpengetahuan Luas, Berketerampilan,
Terlatih Baik dalam Tata Susila,
dan Bertutur Kata dengan Baik,
Itulah Berkah Utama”

Syair diatas adalah salah satu yang dapat digunakan untuk membangun nilai diri menjadi lebih baik dan unggul. Hal ini juga sangat sesui dengan konsep penilaian dalam dunia Pendidikan di Indonesia yang terdiri dari :
1. Kognitif : Nilai Pengetahuan (Berpengetahuan Luas)
Berpengetahuan luas adalah hal wajib untuk manusia membangun dirinya dengan belajar. Seseorang yang belajar tidak mengenal usia dan waktu. Setiap waktu kita belajar, dan raihlah pengetahuan secara mendalam sehingga kita tahu bahwa ilmu yang kita pelajari dengan suka cita sudah dibedah hingga hal yang terdalam. Ketika hal ini sudah dipahami, maka langkah berikutnya akan  lebih mudah dan percaya diri.

2. Psikomotor : Nilai Keterampilan (Berketerampilan)
Pengetahuan yang sudah didapat haruslah diaplikasikan sesuai dengan apa yang direncanakan. Praktik kebajikan merupakan akar dari berketerampilan. Seseorang dapat terampil dalam hal positif haruslah dibekali dengan perjuangan untuk terus menggapai kebajikan dalam berkarya. Karya yang positif akan membuahkan pengalaman baik bagi seseorang yang mempraktekan segala keahliannya dengan baik dan bijak. Keterampilan ini merupakan amunisi penting dalam menjalanikehidupan bermasyarakat. Kontribusi dengan keterampilan yang dimiliki seseorang akan menjadi berkah tersendiri baik untuk diri maupun lingkungan.

3. Afektif : Nilai Sikap (Terlatih baik dalam Tata Susila dan Bertutur Kata dengan Baik)

Sikap yang penuh kasih akan membuahkan hasil bagi seseorang menjadi orang yang penuh empati terhadap orang lain. Gemar membantu mereka yang kekurangan adalah contoh sikap mulia yang patut dikembangkan. Rendah hati dan tidak sombong membuat seseorang dapat meningkatkan taraf kebijaksanaan. Sikap yang mulia haruslah terus diterapkan untuk dapat meningkatkan kwalitas diri.

Demikianlah ulasan tentang meningkatkan nilai diri yang perlu dikembangka oleh seseorang yang patut diaplikasikan dalam lingkungan dimanapun berada. Kebahagiaan yang menjadi harapan seseorang dapatdiraih seiring meningkatnya kwalitas diri tersebut. Mari kita kembangkan kebajikan demi kebahagiaan semua makhluk.

Sadhu…. Sadhu…. Sadhu….