Home » Artikel » Nasihat Sang Buddha bagi Umat Awam

Nasihat Sang Buddha bagi Umat Awam

padamutisarana 28 Jan 2017 1.901

buddhalotus nasihat buddha kepada umat awam share by tisaranaDotNet

Oleh : Ven. K. Sri Dhammananda

Sungguh teramat sulit untuk menemukan manusia yang terbebas secara total dari rasa egois. Inilah alasan mengapa begitu banyak konflik dan perbedaan di antara manusia. Agama Buddha mengajarkan kita untuk mengurangi keinginan atau ambisi kita. Selama kita melekat pada dunia, Anda tentu ingin tahu apakah salah memiliki ambisi-ambisi. Apakah salah menjadi sukses dalam arti duniawi? Gagasan-gagasan yang dikembangkan oleh orang-orang dalam benak mereka untuk menjadi dokter, pengacara, ahli teknik, profesor, guru, atau pengusaha yang sukses adalah ambisi. Beberapa umat Buddha bertanya,
“Jika agama Buddha menganjurkan penolakan, kemudian haruskah umat Buddha berpaling dari kesuksesan materi?” Tidak seorangpun di dunia ini yang dapat mengatakan bahwa ambisi itu salah atau bertentangan dengan agama Buddha.
Agama Buddha oleh banyak orang sering disalahartikan sehingga terjadi salah pengertian. Sang Buddha dengan jelas mengenal dua kelompok masyarakat: Mereka yang telah meninggalkan keduniawian dan mereka yang memilih untuk mengikuti kehidupan sebagai perumah tangga.
Beberapa aturan dan ritual tertentu yang ditentukan oleh Sang Buddha secara khusus dimaksudkan untuk mereka yang telah meninggalkan kehidupan duniawi. Banyak orang mencampuradukkan hal ini dengan persepsi bahwa aturan tersebut juga berlaku untuk perumah tangga. Bagi mereka yang telah meninggalkan kehidupan duniawi, terdapat satu jalan untuk mengembangkan ambisi yang tidak mementingkan diri sendiri. Bagi mereka yang masih terikat kepada dunia sebagai perumah tangga, terdapat jalan yang lain. Misalnya, selama masa Sang Buddha, banyak orang kaya yang menikmati kesenangan duniawi mendatangi Sang Buddha dan mengatakan kepada Beliau bahwa sangat sulit bagi mereka untuk meninggalkan kehidupan duniawi. Mereka memiliki tanggung jawab duniawi, kewajiban keluarga dan banyak tugas-tugas lain yang harus diselesaikan. Mereka memohon kepada Sang Buddha untuk memberikan ajaran kehidupan yang sesuai bagi mereka untuk dilatih. Sang buddha tidak mentertawakan mereka, karena Beliau mengetahui bahwa tidak semua orang siap untuk melepaskan kesenangankesenangan duniawi.
Mengetahui kompleksnya situasi kehidupan para perumah tangga, Sang Buddha menolak total bahwa kehidupan sebagai biarawan atau biarawati adalah satu-satunya jalan bagi sebuah kehidupan religius. Beliau memberikan para perumah tangga pedoman yang sesuai sebagai tuntunan bagi kehidupan religius, sementara mereka melaksanakan pekerjaan biasa mereka. Sang guru yang benar-benar meninggalkan segalanya untuk mencapai Penerangan Sempurna mengetahui sifat-sifat dari ikatan duniawi. Penolakan seharusnya hanya dilakukan ketika kesadaran untuk menolak muncul dalam pikiran. Jika tidak, akan muncul perasaan kecewa atau frustasi. Mereka yang melakukan penolakan sebelum waktunya bisa kembali pada kehidupan biasa. Jadi kita harus menunggu sampai benar-benar timbul kesadaran dalam pikiran kita sendiri.

Kebahagiaan pertama, atthi-sukha adalah untuk menikmati jaminan kekayaan yang diperoleh secara adil dengan maksud sepantasnya; kedua, bhoga-sukha adalah menghabiskan kekayaan dengan murah hati untuk diri sendiri, keluarga, sahabat-sahabat dan sanak saudara, dan untuk perbuatan-perbuatan yang terpuji; ketiga, anana-sukha adalah terbebas dari utang-utang; kebahagiaan keempat, anavajja-sukha adalah menjalani kehidupan sempurna, suci dan kehidupan tanpa cela, tidak melakukan kejahatan melalui pikiran, ucapan atau perbuatan. Ketika anda mengetahui bahwa anda memperoleh sesuatu secara jujur, kebahagiaan yang anda peroleh melalui kekayaan yang anda kumpulkan akan menumbuhkan kepercayaan dalam kehidupan berumah tangga. Beberapa orang yang terus menerus mencari dan mengumpulkan kekayaan tidak akan mengalami kebahagiaan atau menggunakan kekayaan dengan benar.

Menurut Sang Buddha, kita dapat mengalami kebahagiaan duniawi dengan menggunakan apa yang telah kita dapatkan dengan benar, mengikuti prinsip utama keagamaan. Tidaklah benar mengatakan bahwa umat Buddha tidak seharusnya menikmati kebahagiaan duniawi. Hiburan-hiburan yang tidak berbahaya dan pertunjukan-pertunjukan tertentu membuat pikiran menjadi santai dan membantu mengurangi ketegangan. Emosi-emosi manusia dapat dipuaskan tanpa mengganggu kedamaian dan kebahagiaan orang lain. Banyak pertunjukkan kebudayaan di Asia sebenarnya dikembangkan melalui pengaruh umat Buddha.

Sumber : Salahkah Berambisi – Vidyāsenā Production Vihāra Vidyāloka

Comments are not available at the moment.

Sorry, the comment form has been disabled on this page/article.
Related post
Meditasi Pernafasan – Pendahuluan Anapanasati Pokok Meditasi oleh YM. Kasapa Thera

padamutisarana

28 Nov 2024

Meditasi Pernafasan adalah salah satu meditasi Buddhis yang sangat populer dan mudah dilakukan untuk mengembangkan batin dan nilai luhur setiap manusia   Menurut Ajaran Sang Maha Buddha, ada 40 mata pokok Meditasi yang diperuntukkan bekerjanya pikiran dalam membangun Ketenangan melalui Jhana (Pencerapan). Ini adalah disebut Kamma-tthana, dan kata ‘Thanam’ (tempat, stasiun, landasan). Jadi, Kammatthana berarti …

Sutrimo Pimpin PERGABI Kalimantan Utara: Komitmen untuk Pendidikan Agama Buddha yang Berkualitas

padamutisarana

09 Nov 2024

Tanjung Selor, 09 November 2024 – Perkumpulan Guru Agama Buddha Indonesia (PERGABI) kini resmi terbentuk di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara). Kepengurusan PERGABI Kaltara untuk masa bakti 2024-2027 dibentuk melalui Musyawarah Daerah I (Musda I) PERGABI Kaltara yang berlangsung secara luring di Sekolah Buddhis Paramita bagi anggota yang berdomisili di Tanjung Selor dan daring bagi anggota …

Musda I PERGABI Jawa Timur: Sunarto Terpilih Menjadi Ketua

padamutisarana

10 Agu 2024

Magetan, 10 Agustus 2024 – Perkumpulan Guru Agama Buddha Indonesia (PERGABI) Provinsi Jawa Timur mengadakan Musyawarah Daerah (Musda) I di Hotel Merah 2 Sarangan Kabupaten Magetan Jawa Timur untuk pembentukan Pengurus Daerah (PD)  PERGABI Jawa Timur yang pertama. Bapak Roch Aksiadi, S.Ag., ST., MM., selaku Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat PERGABI hadir dengan penuh semangat dan …

Musda 1 Pergabi Kalsel: Narmin Resmi Terpilih sebagai Ketua Baru

padamutisarana

21 Jun 2024

Kalimantan Selatan, 14 Juni 2024 – Perkumpulan Guru Agama Buddha Indonesia (Pergabi) Provinsi Kalimantan Selatan sukses mengadakan Musyawarah Daerah (Musda) 1 yang dipusatkan di Aula Vihara Buddha Sasana Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut, pada Jumat, 14 Juni 2024. Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua Umum Pengurus Pusat Pergabi, Bapak Sukiman, S.Ag., M.Pd.B., dengan tujuan untuk membentuk Pengurus …

PELAKSANAAN PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA (P5) PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI

padamutisarana

30 Mei 2024

Berdasarkan Permendikbudristek No. 56/M/2022, Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila adalah kegiatan kokurikuler berbasis projek yag dirancang guna menguatkan pencapaian kompetensi dan karakter profil pelajar Pancasila yang disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan. Projek ini merupakan bagian dari Kurikulum Merdeka, yang bertujuan untuk menciptakan lulusan siswa-siswa Indonesia yang tergambar sebagai profil Pelajar Pancasila. Dalam upaya membentuk Profil …

Tri Wahyono Joko Towo Dinobatkan sebagai Ketua Baru PERGABI Kepulauan Riau

padamutisarana

30 Mei 2024

Batam, Tisarana.net – Rabu, 29 Mei 2024 Perkumpulan Guru Agama Buddha Indonesia (PERGABI) resmi terbentuk di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Kepengurusan PERGABI Kepri untuk masa bakti 2024-2027 dibentuk melalui Musyawarah Daerah I (Musda I) PERGABI Kepri yang berlangsung di BIZ Hotel, Batam. Acara tersebut juga menjadi momen penting untuk pelantikan ketua baru. Dalam sambutannya, Edy …

x
x